Bagian 22

17 3 0
                                    

--------------------

Pagi ini semua anggota eskul drama berkumpul di ruang teater, berencana untuk membahas tentang penampilannya nanti di acara pembukaan yayasan sekolah baru.

Pasalnya, hari ini akan ada rapat guru dari pagi menjadikan semua murid bebas melakukan apapun, asalkan positif dan tetap berada di area sekolah hingga rapat guru selesai.

Memang pesannya seperti itu, namun, keadaan yang sesungguhnya adalah semua siswa tetap berada di dalam ruangan kelas masing-masing, dimana tugas per mata pelajaran sudah siap sedia di sekretaris.

Dan sebagai pelajar hanya mengikuti perintah apa yang ditugaskan oleh guru saat ini.

Berbeda dengan anggota eskul drama yang menggunakan kesempatan ini untuk membahas apa yang harus mereka selesaikan untuk acara pembukaan nanti.

"Selamat pagi. Maaf bapak mengganggu waktu belajar kalian. Langsung saja, karena bapak juga harus segera mengikuti rapat" salam pembuka dari Pak Edy selaku guru pembina eskul drama.

"Bapak sudah menemukan tema yang sepertinya cukup standar untuk kita pakai di acara pembukaan nanti" terdengar helaan nafas sebentar.

"Setelah bapak mencari beberapa referensi, sepertinya bapak akan mengambil kisah yang bergenre romance, berjudul Romeo and Juliet" ujar Pak Edy, yang mampu membuat seluruh penghuni ruangan menganga tak percaya.

"Untuk pemeran, kita sudah jatuhkan pada Fajrin dan Diandra sebagai peran utama. Untuk pemeran pendukung lainnya bapak serahkan kepada kalian" Pak Edy masih mendominasi pembicaraan.

"Bapak mohon kerjasamanya pada kalian, untuk event kali ini tolong untuk profesional. Walaupun waktu latihannya singkat dan sedikit mengganggu waktu belajar ujian kalian. Bapak yakin kalian pasti bisa"

"Baik pak. Kami akan berusaha sebaik mungkin" ujar Fajrin selaku ketua.

"Naskah sudah bapak siapkan. Untuk kostum dan properti lainnya sudah laurin buat pengurus. Jadi tugas kalian hanya tanggung jawab pada peran dan sekbidnya masing-masing"

"Iya pak" jawab sebagian anggota.

"Apa ada yang ingin bertanya?" semua murid dalam ruangan itu membisu tak ada yang menjawab.

Kemungkinan besar perasaan dari sebagian mereka adalah bingung karena waktu latihan yang hanya enam minggu untuk menampilkan sebuah drama sedangkan mereka harus bertaruh juga dengan waktu belajar untuk ujian.

Pasrah, kata yang akan mereka gambarkan untuk ujian nanti.

"Baik, pertemuan kali ini cukup. Bapak permisi" pamit guru pembina tersebut.

"Fajrin ambil naskah di meja bapak. Lalu rangkapkan dan bagikan pada yang bermain peran" ucap Pak Edy seraya berjalan keluar ruang drama.

"Baik pak" jawab Fajrin.

Selanjutnya adalah mereka kembali bermusyawarah membahas drama yang akan mereka lakoni nanti. Semua guru sedang rapat, jadi ini adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk drama nanti.

Ailve bangkit, berjalan mengejar Fajrin yang akan mengambil naskah ke kantor.

"Faj, gue izin sebentar ya mau ke sekolah adik gue. Urgent banget" Ailve memohon.

"Ohh yaudah. Tapi cepet balik lagi ya ve, soalnya kita harus persiapkan drama ini secepatnya" Fajrin memberi izin.

Ailve mengangguk cepat "Iya iya. Makasih ya. Gue izin dulu" pamitnya mendahului langkah Fajrin.

Gadis berkuncir satu itu sedikit berlari menuju lobby sekolah untuk meminta surat izin keluar. Setelah di dapat ia segera menuju sekolah tempat menuntut ilmu adiknya, Gebran untuk mengurus masalah yang diperbuat oleh adiknya itu.

ALTEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang