Delapan  Kesaksian

1.4K 40 5
                                    

“Semalam Yasa darimana? Katanya mau ke rumah Lamri. Tapi barusan Lamri kemari nanyain Yasa,” Umi Fatonah menyambut kedatangan Yasa yang tampak letih sekali.

“Pantesan barusan aku dari rumahnya tidak ada siapa-siapa,” timpal Yasa segera masuk kamarnya.

“Habis semalam Yasa darimana?” Umi Fatonah kembali mengulang pertanyaannya yang belum mendapat kepastian jawabannya dari Yasa.

“Tidak begitu penting kan Umi tahu Yasa semalaman darimana? Yang paling penting kan Yasa pulang ke rumah dengan selamat!” celoteh Yasa.

Umi Fatonah sejenak diam memperhatikan Yasa yang merebahkan tubuhnya di pembaringan di dalam kamarnya. Sepertinya ia tidak begitu memperdulikan kecemasannya. Umi Fatonah pun kembali bicara sambil mendekat ke pintu kamar Yasa yang sengaja dibiarkannya terbuka, “Kalau Umi boleh tahu, ada permasalahan apa yang ingin Yasa selesaikan dengan Lamri?”

“Sebenarnya sih bukan permasalahan Yasa. Itu permasalahan pribadi Lamri dengan keluarga pacarnya. Dia disuruh secepatnya menikahinya,” jawab Yasa seraya membelakangi Umi Fatonah yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

“Apa hubungannya dengan Yasa?”

“Dia sekedar minta solusi,” jawab Yasa pendek.

“Lalu menurut Yasa gimana solusinya? Bukankah pacarnya Lamri itu sekarang hamil?”

“Apa?” Yasa terkejut seketika melihat Umi Fatonah yang segera masuk dan duduk di tepi ranjang.
      
“Umi takut sekali kalau Yasa ikut terlibat dalam kasus kehamilan Mery pacarnya Lamri itu,” mata Umi Fatonah memandang Yasa penuh kecemasan.

“Umi tahu darimana tentang hal itu?” Yasa seakan ingin mencoba menutupi perihal sahabatnya itu.

“Mery teman sekelasnya Nuraini. Dia sekarang sudah di DO dari sekolahnya. Kabarnya Mery sudah hamil lima bulan,” terang Umi Fatonah.

Yasa sejenak tertegun mendengar penuturan Umi Fatonah seperti itu. “Sungguh Yasa tidak pernah menyangka kalau Mery sampai hamil,” ujar Yasa kemudian menampakan sikap ketidakpercayaannya.

“Umi takut sekali Yasa ikut terlibat,” lagi-lagi Umi Fatonah mengungkapkan kecemasannya.

“Sungguh Umi. Yasa baru tahu sekarang dari Umi perihal kejadian yang menimpa Lamri. Lamri tidak pernah cerita soal kehamilan pacarnya. Dia hanya bilang dia punya masalah dengan keluarga Mery. Itu saja. Dia bingung untuk memutuskannya. Soalnya diketahui sendiri Mery itu masih sekolah. Baru naik kelas 12 sekarang,” Yasa benar-benar menunjukkan sikap ketidaktahu menahuannya tentang kasus yang dihadapi Lamri.

“Syukurlah kalau Yasa tidak ikut terlibat dalam kasus kehamilan Mery,” Umi Fatonah kembali terasa lega. “Yang Umi sayangkan, kenapa Yasa bisa sampai selengket itu bergaul dengan seorang pemabuk dan bebas seperti Lamri?”

“Umi percayakan pada Yasa. Yang penting kita harus hidup meniru seperti ikan yang hidup di air laut. Itu juga kan pepatah Abi? Bahwa kita boleh bebas bergaul dengan siapa saja, yang penting kia tidak terbawa arus negatifnya.”

“Bukan apa-apa. Tapi karena Umi sama Abi sangat sayang sekali sama Yasa. Umi sama Abi sangat mengharapkan Yasa menjadi anak yang berbudi pekerti luhur dan taat beribadah. Karena setidaknya, sebagaimanapun teguh pendirian seseorang tetap saja jika sehari-harinya  banyak menghabiskan waktunya dalam pergaulan orang-orang yang munkar. Lambat laun akan tergoyah.”

“Jadi Umi sudah meragukan Yasa. Umi sama Abi sudah tidak percaya lagi pada Yasa?”

“Entahlah. Setidaknya selama ini Umi sudah merasa kecewa terhadap perubahan pribadi Yasa yang sudah tidak seperti saat sebelum masuk jenjang sekolah tingkat menengah atas dulu. Mungkin Umi sama Abi merasa tidak sukses mendidikmu. Selaku orang tua Umi sama Abi sudah merasa gagal. Karena sudah tidak mungkin diharapkan lagi Yasa untuk berubah menjadi Yasa seorang anak yang manis dan penurut. Yasa yang selalu terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela. Yasa kecil yang akhlaknya selalu terpuji. Umi rindu sekali melihat Yasa kecil yang selalu menjadi kebanggaan keluarga. Tapi…” ujar Umi Fatonah lirih sambil mengelus Yasa dengan mata yang sedikit berlinang oleh tetesan air matanya yang tiba-tiba jatuh.

Akulah Sity Maryam Indonesia? (SELESAI, LENGKAP)Where stories live. Discover now