Sleep Tight, Honey 😚

19.6K 986 15
                                    

Ardan sudah berkali-kali mendengus. Dia kesal pada adiknya. Jika bisa, Ardan ingin menjitak kepala adiknya dengan keras.

"Apa sih yang kau makan? Kenapa kau menyebalkan sekali!" Ujar Ardan.

Bisa kalian bayangkan bagaimana kesalnya Ardan, ketika dia baru saja pulang usai berlibur ke Bandung dan dia dihadapkan pada permintaan konyol adiknya untuk menjamu tamu perusahaan yang merupakan perempuan genit? Ardan benar-benar kehabisan kesabaran untuk menghadapi adik kembarnya.

"Apa aku harus kesana seperti ini?" Tanya Arman membuat Ardan mendengus.

"Sudahlah, Ardan. Temani saja perempuan itu. Demi perusahaan juga, kan?" Ujar Maura.

"Menemani saja tidak masalah. Tapi, kenapa harus pergi ke club? Astaga Mara! Kamu tahu, kan bagaimana keadaan di club?"

"Aku tahu. Tapi, mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur bilang iya,"

Ardan mendengus lagi. Alvaro juga sebenarnya tidak tega pada Ardan yang harus menggantikan Arman untuk sementara. Alvaro tahu anak sulungnya itu masih lelah akibat liburannya. Bukan karena liburannya, melainkan karena saat mereka berlibur pun, Ardan dimintai tolong untuk mengurus salah satu kantor cabang perusahaan Luzuar disana demi menggantikan Arman.

"Ya sudah lah. Aku kesana," ujar Ardan pasrah.

Ardan memilih beranjak sebelum dirinya ditodong permintaan baru lagi dan benar saja! Ardan baru melangkah sejauh lima langkah dan suara Arman kembali terdengar.

"Apa lagi?" Tanya Ardan sambil membalikkan badannya.

"Tolong gantikan aku rapat ya, kak?"

"Kapan?"

"Hari ini, jam 3,"

Ardan melirik arlojinya. Satu jam lagi.

"Dimana? Dengan siapa?"

"Di kantor kita, dengan Bapak Nando,"

"Lagi?"

Arman mengangguk dengan wajah bersalah. Pasalnya, saat sang kakak liburan di Bandung, dia juga menemui Nando sebanyak tiga kali hingga akhirnya Ardan dan Maura menetap di bandung selama dua minggu bukan satu minggu.

Ardan mengangguk pasrah. Dia segera naik ke atas dan membersihkan badannya. Dia memakai pakaian kerja yang lengkap dan segera turun ke bawah. Maura merapikan sedikit dasi milik Ardan. Arman menyerahkan bahan rapat dan meminta Natasha menemani Ardan untuk rapat bersama Nando.

.......

"Iya, pak Nando. Seperti kesepakatan kemarin. Proyek ini akan mengikuti keinginan bapak namun, kami yang menentukan bahan baku dan sistem keamanannya,"

"Tidak bisakah saya merequest bahan bakunya?"

"Bahan baku?"

"Iya, saya punya kenalan yang menjual bahan baku pada saya. Bahan bakunya lumayan dan harganya lebih murah dari bahan baku yang bapak sarankan,"

"Bapak memilih harga lebih murah tanpa memikirkan kualitas barang tersebut? Bagaimana dengan keamanannya? Gedung yang akan kita bangun adalah gedung sekolah, pak! Bukan gedung parkir! Kalau bahan bakunya berkualitas buruk dan pondasi bangunannya tidak kuat, jangankan gempa! Terkena petir pun gedung sekolah itu bisa roboh!"

"Tapi, kalau menggunakan bahan itu kita bisa untung lebih, pak Gio,"

"Batalkan saja kontraknya kalau begitu, pak. Silahkan bapak cari perusahaan lain. Perusahaan Luzuar tidak membutuhkan partner kerja seperti bapak yang menyamakan nyawa manusia dengan nyawa tikus got,"

[DS #1] His PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang