8.

4.6K 570 26
                                    

Di lantai dua, hanya ada satu ruangan. Jennie dan Jisoo yakin ini adalah tempat yang dimaksud Lisa. Mereka berhenti didepan pintu.

"Hati-hati unnie, mereka masih berada di dalam."

Jisoo dan Jennie berdiri di sisi pintu. Mereka mendengarkan apa yang dikatakan dua orang didalam ruangan.

"Satelit itu harus segera diambil. Bisakah kau membantu?" Suara perempuan terdengar dari dalam.

Jisoo dan Jennie saling menatap. Jisoo sedikit tersenyum miring, benar dugaanku. Kau lah dalangnya.

"Kau ini, kenapa kau nekat sekali membahayakan nyawamu dengan hal-hal yang tidak mungkin kau miliki?" Seorang pria membalas ucapan perempuan tadi.

"Tidak, aku sudah terlanjur masuk ke permainanku. Dan aku yakin, agensi itu sudah mengirim tim kesayangan mereka untuk mencariku." Perempuan tadi berkata dengan nada sebal.

Jisoo dan Jennie menaikkan alis, Jennie sudah sangat geram.
"Apalagi cinta pertamaku diambil begitu saja oleh Jennie si jalang itu. Aku tidak terima!" Jennie membulatkan matanya, apa?! Dia mengataiku jalang?!! Memang dia pikir dia siapa?!!!

Jennie baru saja akan mendobrak pintu itu kalau tidak ditahan oleh tangan Jisoo. "Bersabarlah Jen."

Rose melihat beberapa mobil masuk ke pekarangan gudang, dan beberapa pria tinggi besar keluar dari dalam mobil-mobil itu.

Lisa juga melihat pria-pria itu masuk kedalam gudang, "Mereka siapa?" Rose menggeleng. Ia semakin khawatir.

Lisa melihat ke laptop, gawat!

"Unnie! Segeralah keluar dari sana! Banyak orang masuk ke dalam dan ada beberapa di ruang tengah. Mereka sepertinya akan ke lantai atas, mungkin jumlahnya puluhan!" Lisa sedikit berteriak, ia panik.

"Kita bisa melawannya Jisoo." Ucap Jennie berbisik. Jisoo menggeleng, "Tidak Jen, kita sudah tau siapa dalangnya, kita harus menyiapkan penangkapan yang lebih epic dari ini." Jennie hanya mendengus sebal. Ia masih tidak terima di sebut jalang.

"Baiklah, Jennie ayo keluar."

Baru beberapa langkah mereka menuruni anak tangga, terdengar suara banyak langkah kaki yang menaiki anak tangga. Sial, terlambat!

Jisoo dan Jennie segera berbalik, mereka melihat ada jendela di ujung lorong. Mereka berjalan menuju jendela itu. Tinggal beberapa langkah lagi mereka sampai, namun Jisoo sedikit kaget mendengar tembakan dan mengenai tembok di depannya.

Jisoo dan Jennie berbalik, sudah banyak pria yang mengepung mereka. Jennie tersenyum remeh, "Apa kalian tidak bisa membidik dengan benar hm?" Jennie mengeluarkan twin glock miliknya dan mengarahkan ke depan, ia siap menembak.

Namun tiba-tiba ada dua orang yang muncul dari kerumunan pria-pria ini. Jisoo mengangkat tangan ke samping, menahan Jennie untuk tidak menembak.

"Benar dugaanku. Ternyata kau dalang dibalik semua ini, Boa." Ucap Jisoo.

Boa tersenyum sinis, "Memangnya kenapa Jisoo? Apa kau takut?"

"Sama sekali tidak, unnie." Jisoo membalas senyum Boa tidak kalah sinisnya.

Boa tidak mengatakan apa-apa. Ia memberi tanda pada anak buahnya lalu mundur dan menghilang ditelan kerumunan pria-pria ini.

Pria - pria itu mulai menyerang Jisoo dan Jennie.

Jennie dengan sigap memukul dua orang yang hendak menyerangnya. Jisoo pun sama, ia terbiasa untuk pertarungan jarak dekat seperti ini.

Sementara itu Lisa yang melihat satu buah mobil SUV keluar dari pekarangan gudang langsung melihat ke layar laptop, sedetik kemudian ia langsung menutup laptop, "Rose kita harus masuk sekarang! Jisoo dan Jennie dalam masalah!" Rose langsung mengambil snipper nya dan mengikuti Lisa yang sudah keluar dari Jeep.

Mereka masuk melewati pintu samping, pintu yang sama dengan yang dilewati Jisoo dan Jennie tadi. Namun ada beberapa pria yang berjaga disana, jumlahnya sekitar 13 orang.

"Ah, menyusahkan saja." Lisa berjalan mengendap didepan Rose.

Rose pun menyiapkan riffle nya. Setelah diberi aba-aba oleh lisa, Rose menembakkan 3 peluru. Seperti biasa, bidikan Rose tepat sasaran. Tiga orang langsung terjatuh. Teman-teman pria itu kaget, "Siapa disana?!" Mereka mendekati keberadaan Lisa dan Rose. Lisa langsung melompat keluar dan menghajar dua pria yang berada di depannya. Sementara itu Rose juga terlibat pertarungan dengan tiga orang di sudut ruangan. Ia menangkis dan menendang perut salah satu pria dan pria itu terjatuh. Ia mengambil sebuah revolver pemberian Jongin saat di SM agensi. Ia menmbak mereka satu persatu, 5 orang terjatuh. Ia melihat Lisa yang sedang menghadapi 2 orang sisanya. Lisa berhasil mengalahkan dua orang itu 3 menit kemudian. Ia lalu menghampiri Rose, "Suka lama kau ini." Lisa tersenyum mendengar ucapan Rose, "i'm not use a bullet yet, Rose." Rose memutar bola matanya, lalu mereka naik ke lantai dua.

Ia melihat Jisoo dan Jennie yang masih bertarung dengan pria-pria ini. Mereka berhasil mengalahkan separuh, Rose pun mengambil revolver dan menembak membabi buta ke arah pria-pria ini, hampir 15 orang terjatuh. Jennie yang melihat itu sedikit terkejut, "Pacarmu mengerikan sekali Jisooyaa." Jisoo pun menelan ludah karenanya, "Ini salah satu alasan kenapa aku tidak mau berselingkuh darinya Jen."

Dor!

Dor!!

Rose kembali menembak, "Silahkan berselingkuh kalau kau mau aku tembak seperti ini!" Jennie dan Jisoo kembali menelan ludah. Rose sangat mengerikan.

"Aaarghhh!!"

Namun Jisoo lengah, sebuah peluru berhasil mmenembus lengannya. Matanya membulat. Ia terjatuh sambil memegangi lengan kirinya yang terkena tembakan.

"Babe, Noooo!!"

Hope Not.Where stories live. Discover now