18; Ke mana?

38.3K 2.1K 34
                                    

"Nanti pulang kerja mau Ayah beliin apa?" Ayahnya mengelus puncak kepala purtri sulungnya itu.

"Aku mau piscok meler dekat kantor Ayah." pinta Maura.

"Nanti Ayah beliin ya ... Tapi janji cepet sembuh ya?"

Maura tersenyum lebar, "Tenang aja Yah, sebenernya aku udah sembuh ini. Mau pulang tapi gak dibolehin ..."

Ayah menekuk wajahnya, "Sembuh darimana mukanya pucet gitu."

"Assalamualaikum," Bunda menyembulkan kepalanya di balik pintu.

"Waalaikumsalam ..."

"Yah belum berangkat?" tanya Bunda pada suaminya itu.

"Nunggu kamu dulu lah, masa anak aku tinggal sendirian."

"Tau nih Bunda, huu." ledek Maura.

"Biarin aja, Maura kan bisa pencet tombol buat manggil suster."

"Yaudah Ayah berangkat dulu ya," Ayah mencium kening Maura. "Jangan males makan!" perintahnya pada Maura yang dibalas tawa oleh anak sulungnya itu, "Siap pak bos!"

Ayah juga mencium puncak kepala Bunda sebelum pergi. Maura jadi ingat Gerry.

Ngomong-ngomong soal semalam Devan mengirimi Maura pesan, Maura tidak membalasnya. Maura pikir, biarin saja! Biar Devan tahu rasanya diabaikan bagaimana.

Ia mengecek ponselnya, Gerry mengiriminya pesan yang membuat Maura tersenyum.

Gerry:
Cepet sembuh, gak ada kamu di kelas, kangen kamu😢

Maura:
Lebay hahahha❤

Gerry tidak membalasnya, sepertinya jam pelajaran sudah dimulai. Maura pun memutuskan untuk memainkan games di ponselnya.

"Ra, berjemur yuk di taman." tawar Bundanya.

Mendengar itu Maura langsung melempar ponselnya, ia sangat senang. Sejujurnya ia pusing di dalam kamar rawat rumah sakit, ia tidak suka bau-bau obat. "Ayo Bun!!" girangnya.

"Yaudah, Bunda minjem kursi roda dulu ya sama Suster."

Bunda pun keluar kamar.

Maura sangat tidak sabar untuk menghirup udara pagi di luar sana!!

-

Selama menuju taman, Maura samasekali tidak melepas senyum senangnya. Hingga yang melihatnya juga ikut tersenyum. "Bun, beli jus dulu!" pinta Maura.

Akhirnya mereka menuju kantin rumah sakit terlebih dahulu.

Setelah mendapatkan apa yang dimau, mereka langsung ke taman dan sekarang sudah sampai.

"Kamu senang banget kayanya, Ra?"

"Senang lah, Bun! Aku malah mau pulang dari sini, rumah sakit bau obat, Bun."

"Ya namanya rumah sakit Ra ..." Bunda duduk di bangku taman.

Maura memejamkan matanya, merasakan hembusan angin pagi. Hari ini matahari tidak sepenuhnya menunjukkan cahayanya, sepertinya nanti siang akan hujan.

"Abel nggak jenguk aku apa, Bun?" tanya Maura. Baru kemarin ia masuk rumah sakit, tapi sekarang sudah rindu saja dengan adiknya yang sering menjadi teman berantemnya di rumah.

Mr. MelvianoWhere stories live. Discover now