23; Suasana Hati

36.4K 2.6K 59
                                    

Awalnya dua dosen ini memang hanya ingin bekerjasama membuat projek untuk ulangtahun kampus, tapi lama-kelamaan komunikasi mereka semakin intens.

Jika kalian berpikir Devan menyukai Hana, kalian salah, justru sebaliknya.

Devan tidak menempatkan perasaannya pada Hana. Hana lah yang mencoba menempatkan perasaannya pada Devan.

Dan kalian harus tahu, Hana lebih tua dua tahun dari Devan.

Sebenarnya Devan tipikal lelaki yang tidak masalah dengan perbedaan umur, tapi jika hatinya berkata wanita itu bukan pilihannya, maka ia benar-benar tidak akan bisa membalas perasaan wanita tersebut.

Tapi kali ini Devan benar-benar tega, ia memanfaatkan perasaan Hana untuk mengabulkan permintaan Ibunya.

"Hana, i want us to have things bigger than our relationship now," ungkap Devan lewat sambungan telepon.

Hana tidak percaya kalau hubungan mereka akan sampai ke titik saat ini. Tanpa ragu ia menerima Devan. Menerima lelaki yang tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

Itu beberapa hari yang lalu, kira-kira sudah lewat seminggu. Dan sekarang ia sedang merenung di Australia, bukan memikirkan perbuatannya melainkan memikirkan mahasiswinya yang berada di Jakarta.

Tak sadar ia tertawa heran pada dirinya sendiri, apakah ini sejarah pertama seorang dosen menyukai mahasiswinya? Apa ini benar jika ia lanjutkan untuk memiliki perasaan? Sangat lucu kalau dipikir-pikir. Sangat aneh juga rasanya. Semua bercampur menjadi sangat membingungkan.

Ia ingin menyalahkan Maura, tapi ia bingung untuk menyalahkan untuk bagian mana. Sepertinya ini salahnya juga, tidak seharusnya ia sedekat ini dengan mahasiswinya. Seharusnya ia bisa lebih menjaga jarak dan membuat batasan dengan mahasiswinya yang kekanakkan itu.

Ini terjadi begitu saja, tidak direncanakan juga tidak diinginkan.

Banyak mahasiswi di kampus tempatnya mengajar yang lebih dewasa juga lebih cantik. Bahkan ia sudah memiliki Hana. Tapi kenapa harus Maura yang mulai menepi di relung sana?

Oh jelas, karena kelalaiannya mempersempit jarak dengan Maura.

Apa karena takdir yang menjadikannya lalai?

Kenapa ia harus memperdaya Hana jika perasaannya timbul hanya untuk Maura?

Ini terlihat seperti bukan Devan.

Devan yang tidak tersentuh, Devan yang selalu denial dengan perasaannya. Bukan Devan yang dulu.

-

"Ra ini perdana banget kita liat lo nangis kaya gini," kata Lilly yang mengusap pundak Maura.

Maura menangis di bawah bantal. 10% menangis karena Gerry, sisanya karena rindu Devan.

"Maura udah dong, gue gak tega denger lo nangis ih ..." kata Nadine iba sambil mengusap tangan Maura, "Kalo ada apa-apa cerita sama kita,"

"Kita kan nginep mau seneng-seneng Ra, ayo dong semangat lagi ... Daripada galauin Gerry mending kita gibahin artis." kata Lilly.

Ia tetap menangis hingga sesegukan.

Jam sudah menunjuk angka 10. Mereka yang awalnya ingin movie marathon terpaksa tidak jadi karena insiden galau Maura Anindira.

Nadine dan Lilly hanya bisa menenangkan Maura, tidak bisa berbuat apa-apa karena percuma apa yang mereka katakan pada Maura tidak direspon juga.

Hingga akhirnya tangis Maura berhenti juga. Nadine dan Lilly pun lega.

Mr. MelvianoWhere stories live. Discover now