27; Posesif

41.3K 2.3K 36
                                    

Im soooooorry lama gak apdet huhuhuhuhu

Banyak yang terjadi di kehidupan ini😂dan jg gue kena writer's block dong🙂

But, here you go, lanjoooottt

-

"APA?!"

Benar-benar malam itu seperti ada petir yang menyambar mereka berdua secara bersamaan. Mendengar itu tentu saja membuat mereka sangat syok, terlebih Maura yang benar-benar tidak tahu tentang perjodohan persetan ini.

"Ayah! Bunda! Aku masih kuliah semester satu!" respon Maura tidak terima secara terang-terangan. Ia tidak peduli lagi tentang tata krama di meja makan maupun sopan santun terhadap tamu kalau begini urusannya.

"Memangnya kenapa Ra? Kan baru tunangan, nikah bisa semester selanjutnya." kata Ayah.

"Maaf Om," kini Aidan yang menyela, terlihat ia sama tidak setujunya dengan Maura, "Saya sudah punya pacar. Sepertinya perjodohan ini tidak baik untuk dilanjut." terangnya.

"Aidan!" tegur Mamahnya Aidan.

"Maaf Tante, aku juga udah punya pacar." bohong Maura, dan entah bagaimana bisa ia selancar ini bohongnya. Biasanya Maura jika bohong, pikir-pikir terlebih dahulu.

Bunda dan Ayahnya terlihat kaget, "Sama siapa?" tanya Bundanya, "Bukannya kamu udah putus sama pacar kamu kemarin?"

Maura diam sejenak, ia bingung ingin menjawab siapa, benar-benar bingung di situasi seperti ini. Dan lagi-lagi ia merasa bodoh.

"Devan?" tebak Ayahnya.

Semua mata kini tertuju pada Ayah Maura.

Aidan mengerutkan alisnya, ia seperti kenal nama itu, terdengar familiar. Tapi ia menepis jauh-jauh kemungkinan apa yang ia suudzonkan, nama Devan bukan hanya dosennya saja yang memakainya.

"Bukan."

"Terus siapa?" tanya Bunda.

Maura menutup matanya, berusaha berpikir tapi denyut di kepalanya tiba-tiba saja datang, sangat mengganggu konsentrasinya.

"Nanti aku kasih tau."

"Besok bawa anaknya ke rumah." tegas Ayah.

-

Maura berteriak di bawah bantal sambil menekan bantalnya ke wajah, sampai ia tidak peduli lagi jika sedetik kemudian ia akan kehabisan nafas.

Kakinya terus bergerak marathon di atas kasur, "Kesel!!!" jeritnya dengan suara yang teredam bantal.

Ia kembali telentang, menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang benar-benar kusut. Bisa-bisanya Maura mengaku-ngaku punya pacar? Padahal tidak punya?!

Apa yang Maura pikirkan sebenarnya?

Ini bukan masalah yang lucu, Maura merasa terjebak, ia juga mulai stress.

Maura ingin meminta bantuan salah satu dari teman-teman cowok kelasannya untuk berpura-pura menjadi pacarnya, tapi ia berubah pikiran lagi. Pasti akan ada banyak hal yang terjadi jika ia berpura-pura seperti itu. Kemungkinan yang terjadi:

1. Ayahnya pasti akan memaki-maki teman cowoknya itu untuk tidak dekat lagi dengan Maura, dan Maura akan kembali terjebak lagi dalam perjodohan setan ini,

Mr. MelvianoWhere stories live. Discover now