24; Putus, Mantan dan Peringatan

38.3K 2.4K 138
                                    

Di sinilah kisah cinta singkat antara Maura dan Gerry.

Mereka mengakhiri hubungan mereka pada Selasa tengah malam.

Siapa yang mengakiri terlebih dahulu? Si brengsek Gerry.

Apa Maura menangis? Ya, sangat keras.

Ini bukan tentang perasaan Maura yang sedikit terhadap Gerry, tapi ini tentang dikhianati. Maura sangat benci akan hal itu, dan ini pertama kalinya bagi Maura dalam cerita cintanya. Untuk kali ini Gerry lah yang berada di ranking 1 dalam daftar cowok terbrengsek di hidup Maura.

Alasan Gerry memutusi Maura? Karena ia masih mencintai Sarah, mantannya.

Kalau masih cinta, untuk apa putus dengan mantannya saat itu? Dan untuk apa susah payah mengungkapkan perasaan di depan banyak orang untuk mendapatkan Maura? Mana janji-janji yang ia lontarkan pada Maura? Untuk apa semua itu, brengsek?

Sebelum ini, Maura sempat mengira bahwa Fariz lah cowok brengsek dari yang terbrengsek karena alasan ingin putus dengan Maura adalah bosan. Tapi hidup pahit itu masih berlanjut, Gerry lah sekarang yang menempatkan peringkat pertama.

Maura mengabaikan telepon yang masuk, entah dari siapapun itu. Ia tidak peduli. Ia masih menangis.

Ini sudah dua hari sejak ia putus dengan Gerry, dadanya masih sesak. Air mata rasanya tidak bisa dibendung lagi dan lagi.

Hubungannya dengan Gerry padahal belum genap sebulan, tapi ia bisa segalau ini. Bahkan melebihi mantannya yang dulu pernah berpacaran dengannya selama 2 tahun.

Suara ketukkan pintu tidak membuat Maura menengok.

"Ra, ada Devan dateng nih," Bunda bersuara di balik pintu, "Keluar sayang, gak enak dia nungguin."

"Suruh pulang aja, Bun." pinta Maura dengan suara serak beratnya.

"Loh? Tumben,"

Maura tidak bersuara, tidak ingin menanggapi.

"Bener gak mau nemuin?"

Masih tidak dijawab.

"Yaudah kalau gak mau." akhirnya Bunda ke bawah menemui Devan lagi.

Maura samasekali tidak peduli, sekalipun itu Devan yang datang, ia masih tetap ingin sendiri.

-

Kepala Maura terasa pusing dan berat setelah ia terbangun dari tidurnya.

Ia mengecek jam di dinding, sudah jam 3 sore.

Ia diam sebentar sebelum akhirnya bangun untuk mandi, rencananya sehabis mandi ia ingin main sepeda mengelilingi komplek. Ingin menghamburkan rasa galau tidak bergunanya itu di jalanan.

40 menit berlalu, ia akhirnya selesai. Ia memakai baju santai dan jaket longgar lalu membawa ponselnya keluar kamar.

Seperti biasa, Maura tidak bisa kalau tidak makan. Jadi ia memutuskan untuk ke ruang makan terlebih dahulu.

Dan di sana ia mendapati Bunda yang sedang membuat puding.

Bundanya cukup terkejut melihat mata anaknya yang bengap itu, "Astagfirullah ... Galau sih galau tapi itu muka udah kaya squishy Ra," Bunda langsung geleng-geleng, "Kamu gak Bunda izinin pacaran lagi yah! Ini pacaran pertama dan terakhir kalinya Bunda izinin," kata Bunda.

Maura hanya diam sambil mengambil lauk.

Bundanya tidak tahu saja anaknya sudah pernah pacaran lima kali. Dulu waktu sekolah Maura dilarang keras untuk berpacaran, makanya ia memilih backstreet di belakang orang tuanya.

Mr. MelvianoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora