Pt. 36

30K 1.9K 205
                                    

Haebin berjalan dengan secangkir teh hijau hangat untuk Taehyung yang tengah santai di sofa sambil menonton televisi.

"Ohya.. Ayahmu baru saja menghubungiku.. Ia sudah transfer sejumlah uang ke rekeningku untukmu.."

"Benarkah?" sahut Haebin sambil memberikan cangkir berisi teh itu kepada Taehyung

Haebin duduk di sebelah Taehyung. Sesekali ia mengusap perutnya yang membuatnya mual.

"Kau sering merasa mual?"

"Uhm.." guman Haebin.

Taehyung meletakan cangkir tehnya di atas meja lalu mengusap perut Haebin.

"Hai.. Bayi kecil.. Jangan nakal didalam sana uhm.. Kau membuat ibumu merasa mual"

Lalu ia mencium kilas perut Haebin.

"Tetap sehat di dalam perut eomma sampai kau lahir nanti.."

.

#skip time#

.

Kandungan Haebin sudah menginjak usia delapan bulan. Perutnya sudah terlihat membuncit.

Ia mengusap perut buncitnya didalam lift menuju apartemen Taehyung.

#TING!

Pintu lift terbuka.

Baru saja ia melangkah keluar dari lift, ia terdiam saat mendapati Taehyung di giring oleh beberapa pria.

"Haebin-ah.."

"T.. Taehyung.. A.. Apa yang terjadi? Ada apa ini?"

"Eoh.. Kau.. Bukan kah kau Haebin?" sahut seorang pria dari arah belakang Taehyung.

Dia adalah Yoongi.

"Y.. Yoongi-ssi.. Ada apa ini? Kenapa kalian menangkap Taehyung"

Yoongi berjalan menghampiri Haebin.

"Beomgyu.. Adikmu, nyaris menjadi korban pembunuhan oleh pria ini"

"Apa?!" Haebin pun terkejut.

"Tidak! Bohong! Itu bohong! Aku di fitnah, Haebin-ah.. Aku tidak melakukan itu!"

"Kau bisa jelaskan di kantor.. Bawa dia!" seru Yoongi.

Seketika kedua anak buahnya pun langsung membawa pergi Taehyung.

"HAEBIN-AH... HAEBIN-AH.. AKU TIDAK MELAKUKAN ITUUU!"

Haebin shock, tubuhnya terasa lemas hingga membuatnya kembali terjatuh duduk.

"Eoh! Kau tidak apa-apa?" ujar Yoongi khawatir.

Haebin pun menangis, ia tidak percaya bahwa pria yang sudah mulai ia sayangi itu akan membunuh Beomgyu.

Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, Taehyung terbukti bersalah.

Seminggu kemudia, ia menjalani sidang untuk memutuskan hukuman yang akan di jatuhi untuknya.

Haebin datang, namun ia memilih untuk berdiri di dekat pintu dan mendengarkan keputusan hakim.

"Terdakwa bernama Kim Taehyung, terbukti bersalah dalam khasus kepemilikan senjata berapi secara ilegal...."

"...dan juga terbukti bersalah dalam khasus pembunuhan berencana kepada korban bernama Choi Beomgyu...."

"...dengan keputusan ini, Terdakwa Kim Taehyung, di beri hukuman selama 30 tahun penjara!"

Hakim pun mengetuk palu.

Haebin menangis setelah mendengar keputusan sidang akhir dari khasus Taehyung itu.

Bisa ia lihat, Taehyung di bawa paksa oleh beberapa petugas dan di kawal keluar dari ruang sidang.

"Hiks.. Taehyung-ah.. Hiks.."

.

#skip time#

.

Haebin menangis sesenggukkan dalam apartemen Taehyung. Tak peduli perutnya yang terasa sakit.

Pikiran dan perasaannya benar-benar kacau. Sesekali ia berteriak, bahkan melempar beberapa benda di sekitarnya.

Hingga ia pun pergi dari apartemen Taehyun walaupun di luar sana sedang turun hujan lebat.

Dirinya berjalan sambil memegangi perutnya yang semakin sakit itu. Menangis dibawah hujan, membiarkan air matanya bersatu dengan air hujan yang mengaliri wajahnya.


Dia tak peduli saat sebuah melaju kencang hingga membuat cipratan air kotor ke bajunya


Haebin terus berjalan tak tentu arah kemana ia tuju. Sampai dia berhenti saat merasakan sakit yang luar biasa di perutnya.

"A.. Akh.. S.. Sakit..."

Dirinya tumbang di pinggir jalan, merintih kesakitan hingga tak sadarkan diri.

.

.

Haebin tersadar di rumah sakit. Ia terkejut saat mendapati perutnya mengempes.

"Tidak.. Dimana anakku? DIMANAAAAAAAA"

Ia berteriak mencari keberadaan buah hatinya. Frustasi tak menemukan putranya, ia melempar beberapa benda di dalam kamar hingga perawat datang.

Beberaa perawat pun berusaha menenangkan Haebin yang memberontak itu.

"DIMANAAA... DIMANAA ANAKKUUU"

Tapi ada yang aneh dengan gadis itu. Ia beteriak, menangis namun sesekali tertawa.

Haebin mengalami depresi berat.

Pihak rumah sakit terpaksa memindahkannya ke bagian khusus untuk orang-orang mengalami gangguan mental.

Ia harus di rehabilitasi, di tempatkan ruangan tersendiri dan terkunci.

Selama di dalam ruangan, Haebin terus merenung, melamun bahkan menangis.

Sedangkan, putranya selamat namun dala.  m keadaan prematur sehingga harus mendapatkan perawatan kusus.

Saat ini tak ada yang tau Haebin mengalami depresi. Tak ada satu pun kekuarga atau kerabat dekat yang bisa di hubungi.

--- TBC ---

Pendek?

Sengaja 🤣🤣😝😝

Marriage Contract (PJM) [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang