● 19

1.7K 388 40
                                    

"Can you just stop crying?"

Luna menyedot udara kasar melalui hidungnya. Dia menangis, tentu. Penolakan Mark membuat hatinya hancur berkeping-keping.

"Lupain Mark, cari cowok yang lain," tambah Chrys. Nada bicaranya datar, akan tetapi justru membuat Luna semakin pundung.

Chrys enak banget ngomongnya.

"Kak—"

"Nggak." Chrys memotong kalimat Luna. "Orang-orang udah tau kalo kita nyusup kesini, ditambah si bego ini bikin onar," lanjutnya sambil melirik Daniel yang sekarang masih belum sadarkan diri, bersandar pada dinding rumah Eric.

Luna menatap Chrys memelas, benar-benar berharap kalau Chrys akan mengabulkan permintaannya untuk bertemu dengan Mark sekali lagi.

"Nanti malem kita pulang," kata Chrys.

"Hah? Tapi—"

"We can't stay any longer, dude," sela Chrys lagi. "Dan kita gak boleh egois. Emang mau berapa lama lagi kamu nyusahin Eric? Dan.. emangnya kamu gak mikirin dirimu sendiri? Kalo kamu mati disini, mau? Gimana reaksi orang tuamu kalo tau ternyata kamu kabur ke Vatikan dan akhirnya mati konyol cuma demi cowok brengsek itu?!"

Luna diam, menatap Chrys lamat.

"Ngg.. guys tapi aku baik-baik aja, kok," sahut Eric menengahi Luna dan Chrys yang sama-sama menahan emosi.

"Lagian kan tujuan kita sama—"

"Diem ya kamu, gak usah ngomporin cewek ini!" bentak Chrys.

Eric mendengus, "Hell.."

Setelahnya, hening.

Luna masih menatap Chrys tajam, sedangkan Chrys tidak memberikan sedikitpun atensi pada Luna. Justru dia bangun dan berjalan menuju kursi, duduk di sana membelakangi Luna dan Eric.

"Aku gak mau terlibat lebih jauh sama UnderGround lagi—"

"Eric, aku pinjem ini."

"H-hey!"

Chrys menoleh cepat, akan tetapi Luna lebih cepat. Dia keluar dari rumah Eric, setengah berlari.

"Dia bawa pistolku!" pekik Eric, segera bangkit dari duduknya lalu berlari keluar, diikuti oleh Chrys.

Tapi Luna sudah menghilang.

"Shit."

° Black Dog °

Luna berjalan mengendap-endap di sekitar bangunan dimana dia bertemu dengan Mark tadi. Tangannya yang gemetaran memegang pistol milik Eric erat. Kakinya terasa berat, bahkan dia sudah kelelahan padahal belum apa-apa.

Tenaganya terkuras habis karena ketegangan dan ketakutan yang memenuhi kepalanya.

"Good." Luna sedikit tenang saat mendapati tidak ada seorangpun berjaga di depan ruangan Mark. Dan setelah memastikan sekali lagi, akhirnya dia berlari dan segera masuk kesana.

Luna menutup pintu rapat, atensinya langsung terarah pada kursi yang membelakanginya, menerka-nerka siapa yang duduk disana.

"Mark?" lirih Luna.

Tidak ada sahutan. Tapi Luna yakin kalau ada seseorang yang duduk disana. Jadi dia memutuskan untuk mendekat, berniat memastikan kenapa Mark tidak menjawab panggilannya.

Mata Luna membulat saat melihat orang yang duduk di sana,

"Ternyata ini biang rusuhnya?"

Kim Junmyeon. Ayah Mark.

Luna mematung. Bahkan senjata yang dia rampas dari Eric yang akan dia gunakan untuk pertahanan diri pun tidak berguna. Tangannya tidak bisa bergerak.

"Mark? Dia gak disini," kata Junmyeon lagi. "Dan bukannya kamu udah dibilangin ya kalo dia bukan lagi Mark Lee? Kenapa kamu masih aja batu nerobos ke tempat ini? Cari mati?"

Luna semakin bisu. Yang dia lakukan hanya tetap berusaha tenang sambil sedikit demi sedikit mengambil langkah mundur.

"Mau kabur?" Junmyeon bangun dari tempatnya. Dan itu Luna artikan sebagai sebuah ancaman sehingga dia akhirnya berlari keluar tanpa peringatan.

Tapi sayang Luna tertangkap oleh anak buah Junmyeon yang sudah berjaga di depan pintu masuk. Pistol Luna dirampas, dan gadis itu dipaksa berlutut meskipun dia meronta, meminta untuk dilepaskan.

"Listen."

Luna meringis saat merasakan rambutnya dijambak hingga dia terpaksa mengangkat wajahnya.

"Aku udah berkali-kali ngasih kesempatan kamu buat pergi dari sini—asal kamu tau. Tapi kayaknya kamu emang mau cari mati ya."

"Please.. let me go.." lirih Luna di sela tangisnya yang mulai turun.

"Let you go?" Junmyeon tertawa sarkas. "Sebuah negara punya aturan sendiri buat penyusup, don't you think of that?"

"Aku cuma pengen ketemu sama Mark.."

Sekali lagi Junmyeon tertawa sarkas, "Dasar batu," ujarnya sembari menyentil dahi Luna.

Junmyeon berdiri, lalu berujar pada dua pria yang sekarang menahan Luna, "Bawa dia ke ruang interogasi. Kita butuh informasi soal siapa aja yang menyusup ke sini."

"No, please!" Luna bertahan di tempatnya saat dua pria itu mulai memaksanya berjalan.

"Sorry, we have no excuses."

° Black Dog °

"Shit, where does that little bastard go??" Chrys merutuk kesal saat tidak berhasil menemukan Luna dimanapun. Dan suasana di sekitar hall utama ini terlalu sepi. Mencurigakan.

Tadinya dia berdua bersama Eric, tapi Chrys menyuruh pemuda itu untuk memisahkan diri darinya. Bagaimanapun, Eric masih anggota Guerriero. Meskipun seharuanya ini bukan urusan Chrys lagi, tapi Chrys masih peduli. Dia tidak ingin Eric mati konyol hanya karena menemaninya untuk mencari satu orang pembuat onar.

"Chrys?"

Chrys menoleh terkejut. "Jeff!"

"Kamu ngapain—"

"Ssssstttt!" desis Chrys sembari mendorong Jeffrey hingga terpojok ke salah satu pilar hall.

"Aku lagi nyari orang," kata Chrys.

Jeffrey yang bingung dengan kehadiran Chrys disini tampak berpikir keras. "Kamu disuruh sama Rosé?"

"Itu gak penting sekarang—"

"Don't you know that you may die if you come back to this place?"

"I know—"

"Aku udah susah payah bantuin kamu keluar dari sini dan kamu malah—"

"Shhh, shut up Jeff, I know. Sorry," potong Chrys. "Tolong, daripada kamu ngomel-ngomel lebih baik kamu bantu aku."

Jeffrey mengernyit.

"I've got my happiness as I told you, and—I don't know, I just think I'm paying for my sins if I can't survive this time," ujar Chrys.

Jeffrey menghela nafas kasar. Dia tahu benar kalau Chrys ini keras kepala, tapi dia tidak menyangka kalau gadis itu akan kembali ke tempat ini.

"Siapa yang kamu cari?"

"Anak kecil, namanya Luna."

"Luna??" Jeffrey berjengit. "Dia ngikutin Mark sampe kesini?"

"Yah gitulah, aku gak tau gimana dan apa hubungan mereka, tapi aku gak bisa ngebiarin dia mati disini," jawab Chrys.

"Oke," kata Jeffrey sesaat setelah dia menghela nafas panjang. "Kita ketemu Mark dulu."

° Black Dog °








sebulan nganggur dong wkwkwk, mian
silakan scroll ke bawah, aku dobel up

—tbc

[2] Black Dog ; Mark Lee ✔Where stories live. Discover now