Bab 16 - Sarapan 'Effect'

6K 221 2
                                    

"Sekeras apapun aku mencoba tidak perduli padamu, tapi nyatanya hati ini tidak mampu untuk mengabaikanmu"
~Muhammad Azka Rasendriya~

      Setelah menerima pesan misterius tersebut Manda jadi tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan nya. Manda sedang memperhatikan dirinya di cermin, dirinya nampak sangat berantakan. Wajahnya sangat mengerikan, kantung mata yang terlihat menghitam, bibir yang terlihat pucat, dia sudah percis seperti mayat hidup. Manda sangat bingung, apa dia pernah melakukan kesalahan yang fatal, sampai ada orang yang meneror nya seperti itu. Kalau teman teman nya melihat keadaan nya seperti ini, sudah pasti mereka sangat khawatir. Manda memoles sedikit wajah nya dengan Make Up, untuk menutupi wajahnya yang pucat tersebut.

"Lumayan lah ya, tidak semengerikan tadi," ujar Manda yang sedang memperhatikan wajahnya setelah di Make Up.

Manda berjalan keluar dari kamarnya, dia berjalan dengan sangat perlahan, kepalanya sangat pusing sekali. Rasanya dia ingin sekali beristirahat hari ini, tapi gk bisa dia harus kuliah dan bekerja. Semenjak dia bekerja untuk hidup nya, Manda lebih rajin kuliah karena dia tau susahnya mencari uang untuk membayar uang kuliah nya. Kalau dulu dia akan ogah ogahan untuk ke kampus karena dia belum merasakan sulitnya mencari uang. 

"Manda," panggil Azka saat dia melihat Manda yang berjalan dengan hati hati.

Manda membalikkan badannya menghadap Azka, "Ada apa?" tanyanya.

"Kamu baik baik aja?" tanya Azka dengan khawatir.

"Gue baik baik aja," jawab Manda dan hendak melanjut kan jalannya.

"Tunggu," cegat Azka sambil menarik tangan Manda.

"Apaan sih," kesal Manda sambil menarik tangannya yang sedang di pegang Azka.

"Kamu enggak baik baik aja," ujar Azka dan memperhatikan wajah Manda dengan teliti. Azka dapat melihat wajah pucat nya Manda walaupun sudah di tutup dengan Make Up.

"Jangan sok tau," ketus Manda.

"Kamu sakit?" tanya Azka dan menempelkan punggung tangannya di kening manda.

"Kenapa sih lo?" tanya Manda. "Disini enggak ada siapa siapa, jadi lo enggak usah sok perduli sama gue," ujar Manda dan menatap Azka dengan sengit.

"Ayo," ajak Azka sambil menarik tangan Manda menuju ke meja makan. Dia tidak menghiraukan  Manda yang dari tadi protes. Yang Azka tau dia sangat khawatir melihat keadaan Manda. Azka mendudukkan Manda di Kursi dan meletakkan styrofoam berisi bubur ayam di hadapan Manda.

"Makanlah, hari ini Buk Iyah enggak datang, jadi kita sarapan bubur ayam aja," ujar Azka sambil duduk.

"Kita?" tanya Manda. "Gk akan pernah ada kita, diantara lo sama gue," kesal manda. Manda berdiri, dia hendak berjalan pergi meninggalkan Azka.

"Duduklah," pinta Azka. "Aku hanya khawatir melihat keadaan kamu dari tadi malam," jelas Azka.  Azka tidak berbohong, setelah mereka mengantarkan Davina ke Bandara semalam, Azka tau ada sesuatu yang terjadi pada Manda. Karena selama perjalanan pulang Manda hanya diam dengan raut wajah seperti orang yang ketakutan. Azka ingin menanyakannya tapi dia tidak mau memancing kemarahan Manda. Dan saat tadi Azka melihat wajah pucat Manda, dia benar benar yakin bahwa Manda sedang tidak baik baik saja.

"Ada apa dengan lo?" tanya Manda. "Gue gk butuh dikasihani. Gue masih bisa mengurus diri sendiri," ujar Manda.

"Aku hanya meminta kamu duduk dan makan bubur ayam nya," jawab Azka. Azka kembali menarik Manda untuk duduk dan membukakan styrofoam bubur ayam  buat Manda. "Makanlah," perintah Azka.

Manda menurut, dia mulai memakan bubur ayam nya dalam diam. Dia bingung dengan sikap Azka, tapi Manda lagi malas berantam dia masih memikirkan tentang teror semalam. Bagaimana kalau dia memang dalam bahaya. 

Amanda [END]Where stories live. Discover now