Bab 62. Asing

4.6K 180 109
                                    

Jangan lupa VOTE dan COMMEN!!!

Bab 62. Asing

"Terkadang hidup memang seaneh itu, sepasang suami istri tapi seperti orang yang tidak saling mengenal,"
~Amanda Almeera Ahmad~

*****

Setelah kepergian Zidan, mereka berdua sama - sama terdiam. Sibuk dengan pikirannya masing - masing.

Bu Iyah dan Pak Santo menatap majikannya itu dari dapur. Mereka tidak berani menghampiri, karena mereka merasa tidak berhak ikut campur. Mereka berdua sudah mendengar semuanya tadi. Mereka benar - benar kaget mengetahui majikannya itu akan bercerai.

Saat merasa tidak ada lagi yang perlu dilakukan Azka di sini, dia berjalan ke arah kamarnya berada. Meninggalkan Manda yang masih terdiam.

Melihat itu, Manda mengepalkan tangannya. Setidaknya Azka harus berbicara tentang persoalan mereka tadi. Tapi Azka malah pergi meninggalkan Manda tanpa satu patah kata pun.

Bang Idan nyuruh gue untuk menyelesaikan semuanya? Udah cukup. Gak ada yang perlu diselesain lagi. Brengsek. Batin Manda kesal.

Manda berjalan ke arah kamarnya berada. Dia membuka lemarinya dan mengeluarkan baju - bajunya lalu memasukkannya kedalam tas.

Udah cukup semuanya. Keputusannya udah bulat. Gak ada yang perlu dipertahankan lagi.

Apa yang di katakan sahabat - sahabatnya itu benar, Manda juga berhak bahagia.

Kalau saja setelah kepergian Zidan tadi, Azka mengajak Manda untuk bicara baik - baik, mungkin Manda akan menimbangkan kembali keputusannya.

Tapi, lihatlah apa yang dilakukan Azka. Azka bersikap seolah tidak terjadi apa -apa.

Manda bingung kenapa dia bisa jatuh cinta sama orang brengsek seperti itu?

Setelah membawa barang - barang yang dianggapnya perlu. Gadis itu keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga dengan sedih.

"Man. Nak Manda mau kemana?" tanya Bu Iyah mencegat langkah Manda.

"Saya mau pergi Bu," jawab Manda.

"Pergi kemana Nak? Kok bawa tas seperti itu?" tanya Bu Iyah.

"Saya mungkin gak akan kesini dulu Bu," ujar Manda.

"Kenapa Nak? Berapa hari?" tanya Bu Iyah kaget.

"Memangnya Nak Manda mau kemana?" tanya Pak Santo pada Manda.

Manda juga tidak tau kemana dia mau pergi. Yang dipikirkan Manda, cuman dia harus keluar dari rumah ini. Itu saja.

"Saya mau kerumah teman Pak," bohong Manda. "Berapa harinya, saya belum tau Bu," jawab Manda.

"Jangan Nak. Jangan pergi. Kalau Nak Manda pergi bagaimana dengan Den Azka?" ujar Bu Iyah sembari menangis.

Manda berusaha menahan tangisannya.

"Ibu sudah sayang sama Nak Manda. Nak Manda jangan tinggalin Ibu ya," pinta Bu Iyah.

"Enggak kok Bu. Nanti kita kan masih bisa ketemu di luar. Ibu jangan nangis dong," ujar Manda sembari memeluk Bu Iyah.

"Saya mau nenangin diri dulu Bu. Ibu doain saya ya," pinta Manda.

"Ibu pasti akan selalu mendoakan kamu," ujar Bu Iyah.

"Saya pamit dulu ya Bu. Pak," pamit Manda lalu menyalim tangan kedua orang tua tersebut.

Gadis itu berjalan keluar dari rumah milik Azka.

Amanda [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz