Bab 30 - Mas?

6.3K 204 5
                                    

Selamat membaca!
.

.

"Setiap orang memiliki sifat yang berbeda - beda. Tapi itu bukan alasan untuk mengakhiri hubungan. Justru Hubungan yang baik itu memang harus memiliki sifat yang berbeda - beda. Karena setiap pasangan harus bisa menutupi kekurangan pasangannya"
~Muhammad Azka Rasendriya & Amanda Almeera Ahmad~

*****

      Manda dan teman - temannya sedang berada di belakang kampus. Mereka sedang duduk di rumput sambil melihat - lihat orang lalu - lalang dan sesekali menertawakan orang - orang yang di anggap mereka lucu.

Mereka berenam sama - sama tidak ada jadwal mata kuliah lagi. Karena tidak tau mau kemana, akhirnya mereka memutuskan untuk nongki saja di belakang kampus. Lumayan mereka bisa memanfaatkan  WiFi kampus. Daripada mereka harus ke kafe. Kalau ada yang gratis kenapa gak dimanfaatkan? Itulah pemikrin Mahasiswa kere seperti mereka.

"Enak banget kalau masih jadi MABA. Kagak ada yang dipikirin. Otak nya belum dicemari sama polusi - polusi hidup," ujar Nicko saat melihat segerombolan Mahasiswi Baru yang sedang ketawa - tawa dengan senang.

"Bahasa Lo berat banget Yul," ujar Manda pada Nicko sembari tertawa.

"Benar sih apa kata si Tuyul. Transferan masih jalan, masih foya - foya tuh mereka" ujar Sito. "Dulu gue waktu baru jadi Mahasiswa, beuh duit tiap bulan dikirimin, tiap hari ditanyain udah makan belum? Uang kosan udah dibayar? Kalau belum biar Ibu kirim sekarang. Tapi kalau sekarang, boro-boro. Kalau gue minta duit aja langsung diceramahi," ujar Sito dengan kesal.

Semua orang tertawa mendengarkan penuturan Sito.

"Bener tuh. Kemarin aja gue minta uang kuliah, habis gue diceramahi. Disuruh hemat lah, disuruh kerja lah. Hidup di kota besar begini kan emang harus banyak ngeluarin duit. Apa - apa uang, apa - apa uang. Kalau Emak gue nyuruh hemat, Kan sama aja nyuruh jadi gembel ceritanya" ujar Urvil membenarkan.

"Gak boleh begitu Lo, maksud Ibu lo tu kan baik," tegur Manda pada Urvil.

"Lo mah enak Man, tinggal satu kota sama ortu. Lo juga Yul, Nis. Lah kami ini yang anak kost, ya emang begitu kehidupannya. Mangkanya gue kerja," ujar Naila.

"Enggak juga. Perasaan gue kere juga dah," ujar Denis sembari tertawa.

"Ya tapi setidaknya gak semengenaskan kami," ujar Urvil.

"Bahasa Lo," ujar Nicko sembari menoyor kepala Urvil.

"Kenapa kalian gak cari kerja aja," usul Manda.

"Kayak gue sama Naila. Daripada Lo keluyuran gak jelas," tambah Manda.

"Yaelah, cari kerja tuh susah. Apalagi cuman bermodal ijazah SMA," ujar Denis.

"Betul tuh betul" ujar Sito membenarkan.

"Betul betul betul," ujar Urvil menirukan suara Upin - Ipin.

"Iya sih. Tapi kalau belum dicoba kan gak tau," ujar Manda pada Denis.

"Job foto Lo gimana Yul?" Tanya Manda pada Nicko.

"Sepi. Gak sebanyak dulu," jawab Nicko. "Elo sih jarang ikut gue moto lagi, jadinya gak tau kan," sindir Nicko pada Manda.

"Salah nanya gue nih," ujar Manda sambil mengalihkan tatapannya dari Nicko.

Drrr drrt

Handphone Manda yang berada di saku celana bergetar. Saat Manda melihatnya ternyata itu telephone dari Azka.

Amanda [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora