Bab 61. Keputusan Terbaik?

4.8K 180 92
                                    

Jangan lupa VOTE dan COMMEN!!!

Seketika Azka banyak haters nya😂

.

.

.

Bab 61. Keputusan Terbaik?

“Aku sudah sering membuat keputusan. Tapi keputusan yang aku ambil sekarang adalah keputusan paling berat dalam hidupku,”
~Amanda Almeera Ahmad~

*****

Manda terduduk dengan lemas setelah membaca isi amplop itu. Azka benar - benar mengurus surat perceraian mereka. Air matanya jatuh tanpa bisa Manda cegah. Surat Cerai? Manda tidak pernah menyangka bahwa namanya akan tercantum di dalam surat cerai itu.

Apa ini akhir semuanya?

Manda tidak pernah menginginkan ini. Tapi dia tidak tau harus berbuat apa?

Apa ini keputusan yang terbaik buat dirinya? Apa berpisah jalan yang tepat buat mereka?

“Astagfirullah, Nak Manda kenapa?” tanya Bu Iyah yang langsung membantu Manda berdiri.

Buru – buru Manda memasukkan kertas itu kedalam amplop kembali.

“Nak Manda kenapa nangis?” tanya Bu Iyah.

“Manda gapapa kok Bu,” bohong Manda sembari menghapus air matanya.

“Tapi kenapa Manda nangis? Emang isi amplop itu apa Nak?” tanya Bu Iyah sembari menunjuk amplop yang sedang dipegang Manda.

“Gak penting kok Bu isinya,” elak Manda. “Yaudah Bu, Manda berangkat dulu ya. Udah telat. Assalamu'alaikum,” pamit Manda dan berlalu dari hadapan Bu Iyah.

Gadis itu memasukkan amplop coklat itu kedalam tas miliknya. Lalu menunggu Gojek pesananannya.

Saat sampai dikampus, Manda duduk termenung di kantin. Dia masih terus memikirkan surat perceraian itu. Gadis itu memikirkan nasib nya. Apa Manda pernah melakukan kesalahan dimasa lalu, sampai – sampai Tuhan begitu kejam menghukumnya seperti ini.

Astagfirulllah, batin Manda beristigfar.

Seharusnya Manda tidak boleh berpikiran seperti itu. Allah memberikan cobaan ini padanya, karena Allah yakin Manda bisa mengatasinya. Manda sanggup menghadapinya.

Tapi, rasanya Manda tidak sanggup.

“Dor!” ujar Urvil mengagetkan Manda.

“Melamun aja lo,” ujar Sito pada Manda.

Teman – temannya langsung duduk bergabung bersama Manda.

“Mikirin apa sih Man?” tanya Farel pada Manda.

“Pake nanya lagi lo Rel. Ya jelas lah Manda lagi mikirin gue,” ujar Nicko dengan percaya diri.

“Idih! Pede banget,” ujar Manda.

“Loh lo kan punya hutang sama gue. Pasti lo lagi mikir gimana cara bayarnya ke gue kan?” ujar Nicko dengan songong.

“Enak aja lo. Sejak kapan gue punya hutang sama lo? Fitnah lo,” marah Manda sembari memukul bahu Nicko.

“Nah gitu dong. Marah – marah. Daripada nangis terus,” ujar Nicko sembari tersenyum.

Thanks A,” ujar Manda tulus.

Amanda [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora