YTMHA : Bab 33

1.3K 164 30
                                    

Bahagia itu kita yang membangun bukan hanya menunggu kedatangannya.
-Krystal-

KRYSTAL sedang menunggu Diandra di kafe favorit mereka yaitu Kafe Uptown. Keduanya sudah merencanakan pertemuan ini sejak dua minggu yang lalu. Akibat jadwal kuliah yang padat, keduanya jarang menghabiskan waktu bersama.

Berkat ujian tengah semester yang baru saja selesai, akhirnya Krystal dan Diandra bisa berjumpa secara langsung.

"Gimana kuliah kamu, Di?" Krystal bertanya saat Diandra sudah tiba. Gadis itu merapikan barang bawaannya di atas kursi sebelah yang kosong.

"Pusing, beb. Aku nggak nyangka jurusan akuntansi itu bikin mikir juga ya?" Krystal tersenyum menanggapi. Tentu saja pusing, toh apa yang dikerjakan itu membutuhkan kinerja otak.

Keduanya lalu memesan smoothies sebagai peneman ngobrol mereka.

"Semua jurusan menurutku butuh pemikiran khusus nggak cuma akuntansi aja, Di. Lagi pula yang namanya orang kuliah ya pasti mikir."

"Iya juga sih," katanya berubah lesu.

"Pokoknya kamu harus tetap semangat. Jangan menyerah, belajar yang rajin supaya dapat nilai yang bagus."

Tak lama pramusaji datang membawa pesanan keduanya lalu menaruhnya di atas meja dengan rapi. Kafe sedang tidak terlalu ramai siang ini. Mungkin sebentar lagi, ketika waktu akan memasuki jam makan siang.

Berbicara tentang kafe Uptown, Krystal jadi teringat Melvin. Ah, cowok itu. Pertama kali datang ke kafe ini atas permintaan Melvin karena Walkman mengadakan pertunjukkannya, yang membawakan lagu untuknya.

"Iya-iya, kamu memang paling semangat deh kalau udah bahas soal kuliah begini." Krystal kembali tersenyum. Diandra mengaduk-aduk mango smoothies-nya setelah itu menyesapnya perlahan. "Gimana, udah ada kabar dari Melvin?"

Krystal menggeleng. "Tapi kemarin aku udah coba kirim email cuma masih belum direspons sih."

Kemarin Krystal memberanikan diri menulis pesan untuk Melvin. Ia mengirimkannya melalui alamat email yang diberikan oleh Keanu. Setelah berhasil menulis beberapa kalimat, Krystal sempat merasa ragu. Krystal takut Melvin sedang sibuk dan ia justru akan mengganggu aktivitasnya. Atau barangkali Melvin tidak ingin berteman lagi dengannya?

Mungkin saja.

Namun, setelah beberapa kali menimang-nimang, akhirnya gadis itu mengirimkan juga pesan untuk Melvin. Dan ia berharap akan ada balasan yang tentunya tidak mengecewakan.

"Aneh juga ya dia bisa tiba-tiba seolah nggak peduli gitu sama kamu, padahal dulu yang pertama diingatnya selalu kamu. Apa-apa kamu duluan yang dipikirin," ujar Diandra penuh tanya dan kebingungan. "Memangnya kamu nggak pernah nanya apa alasan dia ngejauh dari kamu?"

"Buat apa?" tanya Krystal seraya menyeruput strawberry smoothies miliknya.

"Ya buat mastiin kalau Melvin masih sayang sama kamu. Lagipula, bukannya kamu bilang sekarang udah ada perasaan buat dia?"

"Dia terlalu baik buat aku, Di. Selama ini tanpa aku sadari, aku udah banyak ngecewain dia dengan sikapku."

"Tapi nyatanya kalian berdua punya perasaan yang sama. Di dunia ini nggak ada pasangan yang sempurna, beb. Justru masing-masing dari pasangan tersebut saling melengkapi dengan ketidaksempurnaan itu."

"Iya kamu bener. Cuma ada satu kalimat Melvin yang bikin aku bingung."

"Kalimat apa?"

"Kalimatnya, semoga kamu bahagia di jalan yang kamu pilih. Itu yang Melvin bilang waktu aku datang ke bikini bottom dan dia juga tulis di dalam suratnya. Jalan yang aku pilih maksud Melvin itu, aku sempat bertanya-tanya. Awalnya aku kira soal pilihan kuliahku, tapi setelah aku pikir-pikir lagi sepertinya nggak nyambung. Lagipula aku belum pernah cerita masalah jurusan yang kuambil sama Melvin." Diandra terlihat ikut berpikir setelah Krystal menceritakan hal tersebut kepadanya.

You Took My Heart AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang