10 || Out

4.2K 1.1K 260
                                    

Mereka mengendap-endap di area koridor. Semua sepatu sudah terlepas. Dinginnya lantai adalah satu dari sekian banyak hal yang merepotkan hari ini. Mereka harus tahan jika ingin terus hidup.

Sudah tiga kali mereka berhenti untuk menjahit luka orang-orang yang tak sadarkan diri. Mereka tidak tau apakah itu membantu atau tidak--yang penting mereka telah mencoba. Dan setidaknya pendarahan orang-orang tersebut telah berhenti.

"Bisa istirahat sebentar?" Hyunjae tampak memegangi perutnya yang baru saja dijahit.

Lukanya memang sudah tertutup tapi kalau dibawa bergerak terlalu sering rasanya jadi semakin perit. Entah itu sugesti atau efek menahan sakit, ia jadi mudah sekali lelah diantara yang lainnya.

"Orang ini manja sekali," dengus Sunwoo kesal.

Hyunjae mendelik. "Kau pikir aku tidak sadar bahwa kau sebenarnya mengkhawatirkanku?"

Sunwoo memutar bola matanya malas. Ia sedang tidak ingin adu mulut. Jadi ia dengan sukarela membiarkan Hyunjae berpikir seperti itu. Padahal tadi Sunwoo panik karena kejadiannya kebetulan memicu trauma yang dia miliki.

"Hyunjoon," lirih Yookyung sambil menarik kemeja pemuda itu pelan.

Hyunjoon menoleh. Gadis itu mencoba membuka sebotol minuman rupanya. Namun dia tidak berhasil.

"Biasanya aku bisa," ujar gadis itu lagi sambil terus mencoba membuka.

Dalam diam Hyunjoon memperhatikan tangan Yookyung yang bergetar.

Dia ketakutan--ujarnya dalam hati.

Dengan sigap Hyunjoon mengambil botol itu dari tangan Yookyung dan segera membukanya dengan mudah. Ia meneguk sedikit airnya lalu menyerahkan kembali pada Yookyung.

Gadis itu sedikit terheran-heran.

"Jangan takut."

Hanya dua baris kata dari suara Hyunjoon berhasil membawa ketentraman--yang mungkin hanya berjangka beberapa saat--kedalam jiwa milik Yookyung. Setidaknya, keberadaan Hyunjoon membuatnya merasa sedikit aman.

Yookyung tersenyum. "Aku tidak akan membiarkanmu mati."

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu," ujar Hyunjoon nyaris seperti berbisik. Namun Yookyung masih bisa mendengarnya.

🎧🎧🎧

Sesuai permintaan Hyunjae mereka akhirnya istirahat di balik sebuah dinding yang sebenarnya baru akan dilakukan pembangunan gedung baru. Dinding ini cukup tinggi, namun terbuka. Jadi harus tetap waspada.

Mereka telah menjahit banyak sekali luka milik orang-orang sebelum memutuskan untuk istirahat. Segenap kepercayaan mereka meyakinkan orang-orang itu akan baik-baik saja.

"Aku harus mendapatkan penghargaan setelah ini jika orang-orang itu tidak jadi mati." Chanhee mengemasi alat-alat jahitnya beserta sejumlah kain kasa dan perban. Dia paling bekerja keras mengobati luka orang-orang itu.

"Iya jika kau masih hidup," ujar Changmin. Mendengar itu Chanhee mendelik kesal.

"Perasaanku saja apa memang malam ini terasa begitu panjang?" Tanya Younghoon tiba-tiba.

Jacob mendecih. "Kau tidak baca bukunya dengan serius?"

Younghoon mengedikkan bahu. "Kenapa?"

"Selama penyerangan mutan atau dengan kata lain penggabungan dimensi, terjadi semacam error pada perputaran waktu. Sehingga selama kita masih di zona berbahaya ini, selama itu pula kita berada pada malam hari," jelas Eric yang sedari tadi berjalan sambil membaca novel Kevin.

kevin's voice note [✓]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon