16 || Moon (Last)

7.2K 1.2K 384
                                    

Hyunjae mencoba menghadang namun Haknyeon menendangnya hingga membentur pintu toilet. Target  mutan yang mirip Haknyeon itu sebenarnya adalah Sunwoo. Karena ia melihat Sunwoo mendekap buku tersebut di badannya.

“Berikan itu padaku!” Ujar Haknyeon.

Sunwoo menggeleng. “Ini bukan tempatmu. Kau harus kembali!”

Haknyeon menyeringai lagi. Ia mengayunkan beling tersebut dengan tujuan untuk mrnghabisi satu lagi nyawa manusia. Namun belum sempat benda itu mengenai Sunwoo, tiba-tiba kepalanya dilempar dengan bongkahan batu yang cukup besar. Mutan berbentuk Haknyeon itupun tumbang dengan kepala bocor.

Sunwoo menoleh ke arah pintu. Eric adalah orang yang melempar bongkahan batu barusan. Dan ia tengah menatap tak tega ke-arah Hyunjoon yang dengan segera mengambil alih tubuh Yookyung.

“Yo-Yookyung aku sudah disini,” Hyunjoon mengenggam tangan Yookyung erat sekali. Ia bahkan tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis.

“Tanganmu dingin seperti biasanya. Tapi aku suka.” Yookyung masih bisa tersenyum. “Aku menyukaimu Hyunjoon. Aku yakin kau sudah tau.”

Hyunjoon mengangguk. Dia mengusap surai gadis itu sambil sesekali menyeka air matanya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menahan pendarahan di tubuh Yookyung. Tapi tusukannya terlalu dalam. Kemungkinan sudah melukai organ dalamnya.

Yookyung memandang Hyunjoon iba. Dengan perlahan, ia mengambil tangan Hyunjoon agar berhenti menekan pendarahannya. Kembali mengenggam tangan dingin itu dengan erat.

“Sudahlah,” ujar gadis itu. Ia ingin Hyunjoon merelakannya. “Tugasmu untuk menjagaku sudah berakhir.”

“Aku juga menyukaimu,” Potong Hyunjoon. “Aku tidak bisa meng-ekspresikannya. Maaf.”

Hyunjoon merasa sudah terlalu terlambat baginya mengatakan ini. Tapi ia harap Yookyung merasa lebih baik setelahnya.

Yookyung menggeleng. “Aku tau dengan jelas.”

Hyunjoon belum bisa menyerah. Ia mengenggam tangan Yookyung lebih erat. Kali ini dengan kedua tangannya. “Karena itu hiduplah! Hiduplah agar aku bisa memperbaikinya.”

Yookyung diam. Dia mengusap wajah Hyunjoon pelan. “Kau sangat dingin. Tapi aku suka kau yang dingin. Karena itu setelah ini jadilah lebih hangat dan kencani beberapa orang gadis. Namun biarkan dirimu yang dingin tetap untukku, Hyunjoon.”

Hyunjoon mengangguk lalu memeluk Yookyung. Sampai ia menyadari bahwa jantung gadis itu tak lagi berdetak.

---

Sunwoo bisa melihat terang bulan di jendela selagi ia berjalan melewati tangga. Rasanya seperti Kevin sedang mengawasi mereka sampai ke detik ini. Seakan-akan dia belum benar-benar pergi.

Sunwoo penasaran, bagaimana rasanha menyaksikan banyak sekali kematian tanpa bisa berbuat apapun. Bagaimana Kevin mengatasi rasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan dan dampaknya kepada banyak orang.

Untuk beberapa hal yang Sunwoo rasa terlalu rumit di malam ini, ia pikir–rasa bersalah milik Kevin adalah yang paling parah.

Pemuda Kim itu memandang kearah Hyunjoon yang tak bisa melakukan apapun lagi. Ia tak lagi menangis, sudah sangat puas ia menumpahkannya tadi. Barangkali, kisah cintanya memang harus kandas sedemikan menyakitkan. Ia tak punya pilihan lain selain menerima.

“Jadi Kevin selalu bersamamu?” Tanya Sunwoo.

Hyunjoon memandang Sunwoo sejenak, kemudian mengangguk. Kevin memang bersamanya sejak ia menempelkan pesan di lokernya mengenai hutang yang harus ia bayar. Kevin memberitahukannya soal Sunwoo, soal rekaman suara, soal mutan yang menyamar, soal beberapa temannya yang terluka dan masih banyak lagi.

kevin's voice note [✓]Where stories live. Discover now