12 || Suspicious

3.8K 1.1K 133
                                    

Deru nafas Sunwoo tak teratur. Apalagi kala ia menyaksikan kobaran api dengan asap mengepul di sebuah ruangan. Ia mendesis dan mempercepat larinya. Masa bodoh tentang apakah para mutan mendengarnya atau tidak.

"Kunci pintunya dengan rapat."

Sunwoo menyesal telah mengatakan itu. Seharusnya ia menyeret mereka semua keluar. Ini bukan diri Sunwoo yang sebenarnya. Dia tidak biasanya peduli pada nasib seseorang. Dan lagi, ia selalu menghindari sesuatu yang terlihat berbahaya. Bukan karena ia takut, tapi karena ia enggan ikut campur. Sebenarnya ada alasan lain, yaitu menyangkut traumanya—tapi ia tak ingin mengakui.

Mutan-mutan kecil berlarian muncul dari kiri dan kanan. Sunwoo tetap berlari sambil menyingkirkan mereka satu-persatu. Beberapa dari mereka bahkan bergelayut di badannya dan itu membuat langkahnya terhambat.

"Pergilah, kau membuatku jijik!" Sunwoo menghentakkan kasar lengannya dan menerbangkan salah satu dari mereka sampai jatuh dari pembatas tangga. "Wah... Aku kuat juga."

Mungkin memang Sunwoo tidak diperkenankan untuk memuji diri sendiri. Salah seekor dari mereka tanpa pemuda itu sadari sudah bergelayut ditubuh bagian belakangnya.

Lari Sunwoo sampai terhenti karena makhluk mungil itu menggigit punggungnya. Sunwoo segera menarik paksa mutan tersebut dan melemparnya sangat jauh. Sunwoo meraba bagian belakang tubuhnya tersebut susah payah—dan benar saja, disana basah. Bahkan cairan merah pekat itu menodai pakaiannya.

"Aku tidak akan jadi mutan-man hanya karena tergigit kan?" Ujar Sunwoo sambil kembali berlari. Ia tidak punya waktu untuk merintih meskipun rasanya sakit sekali.

>>>

Sesampainya di depan ruang rapat, ternyata ruangan tersebut sudah seperti neraka. Meskipun Sunwoo belum pernah ke-neraka—ia menebak, mungkin seperti inilah wujudnya. Kobaran api menenggelamkan seisi ruangan. Sunwoo tak bisa melihat apapun lagi selain kibaran jingga tersebut.

Sunwoo terbatuk oleh kepulan asap yang menjadi. Ia terduduk dan membiarkan matanya serta tubuhnya mulai pedas akan sensasi panas. Api tersebut mulai menjangkiti ruang sebelah.

"Aku terlambat."

Suara sayup Sunwoo terdengar sangat putus asa. Tak satupun netranya bertemu dengan presensi keempat orang yang ia tinggalkan begitu saja disini. Sunwoo mengusap wajahnya frustasi. Dia sendiri tidak mengerti mengapa dia sekesal ini. Padahal tetap didalam juga pilihan mereka semua.

Penciumannya menangkap bau amis, ia melirik kaos putihnya dan mendesis. Seolhee akan berteriak histeris kalau melihat ini. Warnanya kaos itu sudah berubah jadi merah seperempatnya.

Ia berdiri dan mulai mencari-cari sesuatu. Kemudian tak sengaja ia menemukan salah seorang murid dengan jaket hitam terkabar dengan lubang diperutnya. Ia mengambil jaket tersebut dan memeriksa. Memang ada sedikit percikan darah, tapi tidak kelihatan karena warnanya hitam.

"Aku pinjam dulu, terimakasih," monolog Sunwoo pada siswa tersebut, kemudian lantas memasang jaket hitam tersebut ketubuhnya.

Tepat setelah itu Seolhee dan yang lainnya datang sambil tercungap-cungap.

"Bagaimana?" Tanya Hyunjoon. Dan tentu Sunwoo langsung tau maksudnya apa.

Sunwoo tidak menjawab dan mengalihkan netranya pada kobaran api yang semakin menjadi. Semua menoleh kearah yang sama. Yookyung menahan napas dan membekap mulutnya tak percaya. Hyunjoon menelan kasar salivanya sambil tercenung.

>>>

Mereka akhirnya berjalan menaiki tangga menuju gedung utama sekolah. Tempat ini adalah gedung yang memiliki lantai paling banyak. Mereka tidak kembali keruang server karena yakin satu gedung itu akan terbakar habis satu persatu.

kevin's voice note [✓]Where stories live. Discover now