Chapter 4 : Penyesalan Hijikata

1.1K 115 11
                                    

Chapter 4 : Hijikata's Regret
Words : 2835



Gintoki dengan senang berjalan dengan menjinjing tas sekolahnya. Ditangan kanannya terlipat rapi uang sebesar 10.000 yen yang diberikan oleh Tama di UKS tadi.

Saat ini sudah saatnya bagi semua murid untuk pulang kerumah masing-masing, karena itulah Gintoki memutuskan untuk ke cafe yang baru buka itu dan membeli parfait super manis kesukaannya. Mood nya yang tadi pagi jelek sudah mulai membaik.

"Aahh~ Tama benar-benar baik banget~~ Dia bahkan bilang padaku untuk tak mengembalikan uang ini~ Parfait special, Aku datang~~" ucap Gintoki riang.

Bruk

Karena terlalu keasyikan, Gintoki bahkan tak sadar telah menabrak seseorang. Sehingga dia sendiri jatuh terduduk dan alhasil membuat bokongnya sakit.

"Ah, maaf maaf~ Sepertinya aku kurang fokus memperhatikan jalan, makanya tak sengaja menabrakmu.." ujar Gintoki dengan nada yang dibuat-buat manja.

'Sialan! Orang ini jalan gak pakai mata ya!? Malah cuma aku doang yang jatuh!' batin Gintoki di dalam hatinya, kesal karena di tabrak padahal mood nya sudah bagus.

Dan bukannya ditolong, orang yang menabraknya tadi malah diam saja. Gintoki pun merasa heran sekaligus kesal dan akhirnya melirik orang itu.

"Oi, kau kan--" ucap orang yang menabraknya tiba-tiba.

Tubuh Gintoki membeku setelah mendengar suara orang itu. Tanpa melihat wajahnya pun Gintoki sudah tau siapa yang di tabraknya.

'Sial sial sial sial. Kenapa aku harus bertemu dengan bocah sombong ini lagi?! Menghancurkan mood ku saja' rutuk Gintoki kesal dalam hati.

Gintoki pun berdiri sendiri tanpa bertemu pandang dengan orang itu. Saat dia ingin berlari menjauh, tangannya dicekal terlebih dahulu oleh orang itu.

"Oy jangan kabur. Setidaknya dengar perkataanku dulu" ucap orang itu yang ternyata adalah pemuda yang digodanya tadi pagi, bernama lengkap Hijikata Toshiro.

Gintoki tak berkata apa-apa dan menatap kearah lain dengan pandangan malas. Tapi anehnya dia sama sekali tak menghiraukan tangannya yang dipegang oleh Hijikata. Entah dia sadar atau tidak.

"Uh.. Kau jadi jauh lebih diam dari yang tadi pagi, huh?" ucap Hijikata kikuk karena masih di abaikan oleh Gintoki. "Ah! Maafkan kelancangan ku" ujar Hijikata yang akhirnya sadar bahwa dirinya terus memegang tangan Gintoki daritadi.

Gintoki yang baru sadar pun melirik Hijikata dan dia terkejut karena wajah Hijikata sedikit bersemu merah. Hal itu jelas membuatnya heran. 'Apa-apaan dia ini, dasar aneh' batin Gintoki.

"Apa maumu" respon Gintoki akhirnya.

"Ah, tidak.. Itu.. Hanya.. Um.." gagap Hijikata.

"Kalau ada yang ingin dikatakan ya katakan saja!" ucap Gintoki.

"Maaf karena kejadian tadi pagi?" ujar Hijikata dengan suara kecil sambil menunduk.

"Hah?! Aku tak bisa mendengarmu!" kata Gintoki dengan wajah jengkel.

"Ukh- Aku bilang aku minta maaf karena kejadian tadi pagi!" ucap Hijikata sekali lagi yang kini dengan suara keras.

"Haaa? Begitukah caramu meminta maaf?" cibir Gintoki.

"Gaah.. S-setidaknya aku sudah minta maaf..!" erang Hijikata yang mulai naik darah sekaligus menahan malu.

"Lagipula, kau tak perlu meminta maaf juga. Jadi lupakan saja kejadian tadi pagi itu" ucap Gintoki.

He is My OMEGA [HijiGin]Where stories live. Discover now