Chapter 5 : Iblis Putih [SMUT 🔞]

1.6K 116 6
                                    

Chapter 5 : White Evil
Words : 2528



[ Gintoki POV ]

Sakata Gintoki, itulah namaku. Aku adalah anak yatim piatu yang tak memiliki ingatan apa-apa sampai umurku 4 tahun. Ingatan ku baru dimulai saat aku memasuki umur 5 tahun, disaat aku dititipkan di panti asuhan oleh seseorang berambut panjang berwarna cream muda.

Aku tak begitu mengingat wajah dan siapa dirinya yang sebenarnya. Ingatan ku baru dimulai sejak aku masuk ke panti asuhan. Saat itu, aku masih belum tau tentang apapun. Aku belum bisa berbicara, menulis maupun membaca. Dan akhirnya aku selalu dipukul oleh pemilik panti asuhan itu.

Aku bisa memahami kenapa mereka melakukan hal itu padaku, itu karena keuangan mereka menipis dan juga disebabkan oleh warna rambutku yang aneh. Akhirnya aku menjadi alat pelampiasan mereka. Mereka memukulku, mengurungku di gudang gelap, bahkan tak memberiku makan atau minum selama seharian.

Hal itu terus berlanjut selama 2 tahun, sampai akhirnya aku dimasukkan ke sekolah kuil. Disanalah aku bertemu Zura, dialah yang lebih dulu mengajakku bicara.

"Heiii siapa namamu?" tanya anak kecil seumuranku dengan rambut panjang yang diikat kebelakang.

Aku sempat mengira kalau anak itu adalah perempuan kalau saja suaranya tak seperti suara laki-laki. Aku menatapnya dan kemudian menunduk, berpikir bagaimana caranya untuk menjawab pertanyaan nya itu.

"Gi-Gin..toki.." jawabku gagap.

Sekilas aku menatapnya yang juga menatapku dengan tatapan heran. Aku rasa dia tak mengerti yang aku katakan. Dalam hati aku merasa sedih karena tak di ajari caranya berbicara oleh pemilik panti asuhan.

"Gintoki?" tanyanya memastikan.

Aku pun tersenyum cerah dan mengangguk cepat sebagai jawaban dari pertanyaannya itu, aku senang karena dia mengerti yang aku katakan tadi. Lalu dia pun juga tersenyum lembut padaku yang sontak membuatku tertegun.

"Apa kamu tak bisa berbicara?" tanya anak itu lagi.

Aku kembali mengangguk sebagai jawaban. Aku pikir dia akan merasa kecewa dan meninggalkanku, tapi dia malah tersenyum lebar sambil mengelus kepalaku pelan.

"Tidak apa! Aku bisa mengajarimu caranya berbicara. Pertama coba kamu panggil namaku, Kat-su-ra Ko-ta-ro!" ucapnya sambil memperagakan gerakan mulut, mungkin untuk menpermudah ku.

Aku mencoba untuk mengucapkan dengan benar, tapi yang keluar malah "Zu-ra!". Karena menurutku nama Zura lebih mudah di ucapkan.

"Zura janai Katsura da!" ucap Zura sambil memanyunkan bibirnya.

Aku tertawa girang melihat wajah lucu Zura dan ternyata setelah itu Zura juga tertawa bersamaku. Kami akhirnya menjadi teman dan dalam waktu singkat aku sudah bisa berbicara.

Perlahan aku mulai mengetahui banyak hal karena diajari oleh guru disekolahku dan juga Zura, untunglah Zura adalah anak yang pintar. Aku bahkan sempat terkejut saat mengetahui kalau ternyata Zura juga yatim piatu sepertiku. Hanya saja dia sudah di adopsi oleh keluarga orang kaya karena kepintarannya.

He is My OMEGA [HijiGin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang