MINERVO 23 : Lelaki yang Kesepian

462 47 7
                                    

Ketika Cherry melontarkan sebuah kata-kata ancaman pada Nico, suara klakson dari mobil truk yang lewat di jalan raya langsung terdengar sangat kencang, membuat suasana jadi semakin menegang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika Cherry melontarkan sebuah kata-kata ancaman pada Nico, suara klakson dari mobil truk yang lewat di jalan raya langsung terdengar sangat kencang, membuat suasana jadi semakin menegang. Mereka berlima--Paul, Jeddy, Colin, Cherry, dan Nico--sedang berdiri di pinggir jalan, itulah mengapa suara-suara mobil yang berseliweran di jalan raya seolah-olah jadi musik latar belakang dari apa yang sedang terjadi di antara mereka.

Sesekali Nico mengusap darah yang keluar dari lubang hidungnya, sebelum akhirnya, dia memberanikan diri untuk menanggapi ancaman yang dikemukakan Cherry padanya. Dengan senyuman miring, Nico mulai berkata, "Rendahan sekali," desis Nico dengan mata yang menatap tajam pada Cherry yang ada di depannya. "Jika kau sangat ingin merobek, meremas, memotong, membanting, memukul, menginjak, menarik, menusuk, dan menghancurkan mulutku ini, aku dengan senang hati akan menerimanya. Kau tak perlu sungkan, lakukan saja keinginanmu itu, tapi aku tidak mau bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi setelah kau melakukan itu semua padaku."

Cherry terkejut mendengarnya, giginya bergemeletuk saking kesalnya. Karena di dalam kata-kata Nico, tersisip sebuah pesan di mana Cherry akan mendapatkan masalah besar jika ia melakukan keinginannya untuk menyakiti lelaki itu. Ancaman yang Cherry lancarkan pun tidak berpengaruh sama sekali pada Nico, lelaki berkaca mata itu malah membalasnya dengan sebuah ancaman lagi, membuat gadis itu sedikit tersentak.

"Hentikan, bodoh!" Paul tidak suka terhadap apa yang Cherry lakukan, dia merasa gadis itu sangat mengganggu. "Kau tidak perlu ikut campur! Biar aku saja yang menjinakkan orang ini! Kau hanya akan membuat situasinya jadi makin rumit, bodoh!"

Tatapan Cherry langsung dialihkan pada Paul, dia menampilkan wajah kecewa. Padahal yang sedang Cherry lakukan saat ini bertujuan untuk membela harga diri Paul yang dari tadi diinjak-injak oleh Nico, tapi apa ini? Bukannya terima kasih, Paul malah membentak-bentak Cherry dengan galak, seolah-olah yang ia lakukan saat ini hanya mengganggu saja. Oleh sebab itu, Cherry langsung berseru, "KAU DIAM SAJA PAUL!" Cherry jeda sejenak, kemudian melanjutannya, "Cherry tidak suka pada orang ini karena dia terus-terusan meremehkanmu! Hanya karena penampilanmu terlihat seperti berandalan! Dia adalah tipe orang yang sangat Cherry benci! Orang seperti dia seharusnya tidak dilahirkan di dunia ini!"

Tiba-tiba, Nico terbelalak mendengarnya, entah kenapa, kali ini perkataan Cherry sukses menusuk hatinya. Sampai Nico hampir kehabisan kata-kata untuk membalas karena ia kaget dengan ucapan yang baru saja gadis itu serukan. Namun, kekagetannya mulai memudar, digantikan dengan kemarahan yang super-super besar, hingga akhirnya, Nico berucap dengan suara yang lumayan nyaring.

"Kau tadi bilang, bahwa orang sepertiku seharusnya tidak dilahirkan di dunia ini, begitu?" Nico menahan amarahnya sedikit, lalu menyunggingkan senyuman tipis, walau hatinya sedang sangat kesal sekarang. "Aku jadi penasaran, sebenarnya, berdasarkan apa sampai kau menilai bahwa orang-orang sepertiku seharusnya tidak dilahirkan di dunia ini? Bisakah kau jelaskan padaku dengan lebih detail mengenai hal itu? Kalau bisa berikan juga keterangan-keterangan lainnya agar aku bisa memahami pendapatmu itu dengan baik, wahai sampah," Kemudian perhatian Nico dialihkan ke Paul. "Dan juga, aku heran padamu, kenapa kau malah memarahi gadis itu? Bukankah dia sedang berusaha membelamu? Kau ini tidak peka atau memang tolol? Apa tidurmu kurang nyenyak? Heh! Dasar berandalan."

MINERVOWhere stories live. Discover now