MINERVO 171 : Bertemu Denganmu Secepat Mungkin

207 19 7
                                    

Ketika Paul, Naomi, dan Melody berbincang-bincang ringan, membahas sesuatu yang tidak begitu penting, terdengar suara ketukan di pintu kamar bagian dalam, membuat tiga remaja yang tadinya tengah bercakap, jadi hening dalam seketika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika Paul, Naomi, dan Melody berbincang-bincang ringan, membahas sesuatu yang tidak begitu penting, terdengar suara ketukan di pintu kamar bagian dalam, membuat tiga remaja yang tadinya tengah bercakap, jadi hening dalam seketika.

"Orang tuamu?" tanya Paul sembari menghela napasnya.

Karena ketukan pintunya berasal dari pintu yang mengarah ke ruangan lain, bukan dari pintu yang menuju balkon, membuat Paul mengira kalau yang mengetuk adalah orang tuanya Melody. Itulah mengapa Paul mencoba bersikap santai, ia menganggap mungkin sudah saatnya dia memperkenalkan diri pada ayah dan ibunya Melody, apalagi di sini cuma dirinya yang seorang laki-laki.

Sebab siapa pun bakal beranggapan negatif ketika kamar milik seorang gadis perawan dimasuki oleh laki-laki liar seperti Paul, itu dapat memicu permasalahan baru yang cukup merepotkan.

"Eh?" Melody terkesiap dan menggelengkan kepalanya, seraya mengatakan. "Aku tinggal sendirian, kok."

"Hah?" Paul tersentak, matanya memicing tajam ke wajah Melody, terasa ada yang janggal di sini. "Lalu siapa yang mengetuk?"

Dengan kaku, Melody kembali menggelengkan kepalanya, bulir keringat dingin keluar dan membasahi keningnya. Tampaknya Melody jadi gelisah memikirkan siapa pelaku yang mengetuk pintu kamarnya. "S-Seingatku pintu gerbang mau pun pintu depan rumahku sudah kukunci, tapi siapa yang--"

"Biar aku saja yang membukanya."

Dengan hati yang mantap, Naomi--yang penampilannya sudah anggun karena telah mengenakan kerudung--bangkit dari posisi bersimpuhnya, untuk memeriksa siapa yang mengetuk pintu, membuat Paul dan Melody menoleh dan memandang takjub ke arahnya.

Tanpa mempedulikan keresahan di dalam hatinya, tangan Naomi langsung memegang kenop pintu dan menariknya untuk dibuka secara perlahan, menimbulkan suara derikan pintu yang menegangkan. Setelah pintu kamar benar-benar terbuka lebar, tertampaklah sesosok tinggi yang berdiri tegak di hadapan Naomi.

"A-Abbas!?" pekik Naomi dengan mata yang terbelalak, Paul dan Melody pun terkejut pada sosok tersebut, mereka berdua sampai berdiri serentak saat melihat wujud itu. "Kamu Abbas, kan!?" Naomi sedikit memundurkan langkahnya, khawatir itu cuma imajinasi yang dibuat oleh otaknya, karena tidak mungkin seorang Abbas bisa berada di dalam rumah ini dalam sekejap.

"Hey Abbas!" Cepat-cepat Paul menghampiri sosok yang diduga Abbas dengan muka yang teramat kaget. "Bagaimana caranya kau bisa ada di dalam rumah ini!?"

Bukan hanya Paul dan Naomi, Melody juga tidak kalah kagetnya, kedua betisnya gemetar hebat, dan keringat dingin semakin membanjiri tubuhnya, apalagi dia juga tidak kenal dengan lelaki tinggi berambut abu-abu dan berkulit hitam itu. Tidak seperti Paul, Melody enggan untuk mendekati wujud laki-laki asing itu, takut kalau sosok itu adalah orang jahat, tapi sepertinya Naomi dan Paul mengenalinya.

Sebenarnya siapa laki-laki itu? Mengapa laki-laki itu bisa masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi? Melody jadi ketakutan.

"Dan mengapa kau jadi seperti mumi begini!?" bentak Paul dengan memperhatikan penampilan Abbas yang tidak seperti terakhir kali ia melihatnya. "Sepertinya kau juga terluka," gumam Paul saat menemukan darah segar yang merembas di balutan perban yang menempel di seluruh tubuh Abbas. "Apa yang terjadi padamu!?"

MINERVOWhere stories live. Discover now