Paul Cozelario, seorang pemuda berandalan yang baru saja dikeluarkan dari sekolahnya, tiba-tiba terpilih dan ditakdirkan menjadi seorang mentor.
Sebagai seorang mentor, Paul ditugaskan untuk mencari sepuluh orang yang terpilih menjadi seorang pahlaw...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hotel yang Paul dan pahlawan-pahlawannya tinggali merupakan hotel bintang lima yang memiliki banyak fasilitas mewah dan lengkap di setiap lantainya, itulah yang membuat mereka sangat betah tinggal di sana. Semua sarana tersedia, apapun yang mereka inginkan ada di sana. Belum lagi makanan lezat selalu dihidangkan dengan pelayanan yang ramah, itu sangat menakjubkan, rasanya seperti berada di surga.
Selain itu, Isabella adalah orang yang menanggung semua biayanya, dia menggunakan uang hasil melacurnya untuk membayar tagihan hotel, dan menurutnya itu masih belum cukup untuk menghabiskan seluruh hartanya. Isabella punya banyak sekali uang di rekeningnya, tidak heran karena sebelum ini dia merupakan seorang pelacur ternama di Kota Luna. Hampir semua pelanggannya merupakan lelaki-lelaki dari kalangan atas atau bahkan bangsawan-bangsawan paling berpengaruh di Negara Madelta.
Baiklah, lupakan dulu soal hotel, kita kembali ke kamarnya Paul, kini lelaki pemarah itu sedang berdiri memandangi sosok pria berkulit pucat berjubah hitam yang tiba-tiba muncul di pojokkan kamarnya. Kelihatannya Roswel akan memberikan informasi terkait pahlawan kesepuluh atau pahlawan terakhir yang akan Paul cari. Dan tentu saja, Paul sangat menantikan informasi itu, dia penasaran akan di bawa kemana lagi dirinya dalam mencari pahlawan, dan bakal seperti apa lagi wujud maupun kepribadian dari pahlawan terakhir tersebut.
Apa pun yang terjadi, Paul sudah sangat siap untuk menghadapinya. Berkat pengalamannya menjelajahi berbagai kota, keberanian Paul semakin terasah.
"Dari yang saya lihat, sepertinya Pahlawan Terakhir Anda tinggal di sebuah bangunan yang sangat mewah, lokasinya cukup jauh dari Kota Swart, dia berada di Kota Geranium, atau bisa dibilang, merupakan wilayah Ibukota Negara Madelta, pusat dari segala pusat di Negara ini, Tuan," Roswel kembali berbicara. "Mengenai siapa orangnya, saya rasa dia adalah seorang laki-laki berambut emas pendek, berwajah tampan, dan selalu mengenakan pakaian mewah khas para bangsawan. Lalu mengenai siapa namanya, sepertinya Anda pun pasti mengenalnya, karena dia adalah tokoh publik yang sangat terkenal, atau jika saya sedikit membocorkannya, dia merupakan salah satu anak dari Yang Mulia Erick Osvaldo, Presiden Negara Madelta."
Pada saat itulah, Paul menunjukkan keterkejutannya yang sesungguhnya, seluruh tubuhnya merinding, benar-benar merinding. Ini terlalu gila untuk sekedar disebut sebagai sebuah kejutan. "Jangan bercanda, Brengsek! Kau pikir siapa yang kau bicarakan sekarang!? Dia orang yang sangat berpengaruh di Negara ini! Mengapa harus dia yang terpilih menjadi pahlawan!? Mengapa tidak orang lain saja!? Ini terlalu gila!"
Kali ini Paul merasa sesuatu yang akan dia hadapi skalanya terlalu besar, karena berurusan dengan anak seorang presiden, resikonya cukup berat. Padahal sebelumnya Paul sangat yakin pada keberaniannya, tapi entah kenapa, dia jadi agak kurang percaya diri setelah mendengar informasi tersebut.
"Tuan, jika Anda bilang begitu, saya juga bingung harus menjawab apa, karena yang memilih mereka sebagai pahlawan bukan saya, bukan Anda, maupun Sang Penguasa. Yang memilih mereka menjadi pahlawan adalah roh kunang-kunangnya sendiri. Meski seharusnya Anda yang memilih orang-orangnya, tapi karena waktu itu Tuan Colin melepaskan semua kunang-kunang Anda dari toples, membuat mereka beterbangan dengan bebas, dan akhirnya mencari tubuh inangnya masing-masing secara mandiri," Roswel tersenyum pada Paul. "Menurut saya itu tidak buruk, karena dengan itu, Anda jadi menghemat waktu. Anda tidak perlu mencari orang-orang yang cocok untuk dijadikan sebagai pahlawan, karena mereka sudah memilihnya sendiri."
