MINERVO 182 : Si Payah

272 25 38
                                    

Tidak ada yang menyangka kalau seorang Cherry, yang kesehariannya cuma menjilati lolipop dan bermain boneka beruang, bisa memikirkan ide sekonyol itu, tidak, mungkin lebih tepatnya, itu merupakan ide paling tidak terduga yang baru disadari oleh Li...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak ada yang menyangka kalau seorang Cherry, yang kesehariannya cuma menjilati lolipop dan bermain boneka beruang, bisa memikirkan ide sekonyol itu, tidak, mungkin lebih tepatnya, itu merupakan ide paling tidak terduga yang baru disadari oleh Lizzie, Koko, Naomi, dan Isabella.

Mereka berempat, sama sekali tidak memikirkan itu, sebelum akhirnya, Cherry menyarankannya dengan berteriak.

Mendengar itu, Lizzie langsung menyeringai dengan mematahkan dayung yang sedang digenggamnya ke paha kanannya, membuat dayung panjang itu jadi terbelah menjadi dua bagian.

"Bersikap seolah-olah kita itu si bajingan Paul, ya?" Seringaian Lizzie jadi semakin lebar. "Tidak buruk juga!" Lizzie langsung melemparkan dua bagian dayung yang baru dipatahkannya, sekencang mungkin ke arah paus orca yang sedang melompat-lompat di permukaan air sambil mengeluarkan suara lengkingannya yang sangat menyakitkan telinga.

Lengkingannya berhenti saat patahan dayung itu mengenai kepalanya, hewan itu langsung menolehkan pandangannya ke gondola kelompok perempuan.

"Jika saya menjadi Paul, maka saya akan melakukan sesuatu seperti," Naomi tersenyum tipis, lalu ia tarik napasnya sekuat mungkin, dan berteriak, "HAJAR DIAAAAA!" Dengan menampilkan ekspresi tangguh, layaknya seorang Paul dan membangunkan badannya untuk berdiri tegak. "Begitu, kan? Yang akan Paul lakukan di situasi seperti ini?"

"Ya ampun, kau terlalu berlebihan, Naomi," Isabella terkikik-kikik saat melihat Naomi menjerit dengan bergaya seperti Paul. "Tapi itu lumayan menarik, meskipun aku tidak akan berteriak seperti itu," Isabella mulai menguncir rambut merah panjangnya, lalu menampilkan tatapan tajam. "Aku hanya akan bertindak seperti Paul, tapi tidak dengan meniru bahasanya." sindir Isabella pada Naomi.

"Ah, maaf, saya kira kita harus meniru keseluruhan sikap Paul." Naomi jadi malu sendiri mendengar perkataan Isabella. "Saya benar-benar minta maaf."

Koko cuma tersenyum kecil menyaksikan tingkah Naomi.

"Tidak apa-apa, kok!" Sedangkan Cherry tersenyum riang pada Naomi, sebelum akhirnya dia mengaktifkan mode gelapnya dengan mata yang tertuju pada paus orca yang sedang berenang menghampiri gondola kelompok perempuan. "Tapi yang jelas, Cherry paling tidak suka pada hewan yang menghalangi perjalanan kita. Padahal jarak kita masih jauh dengan Pulau Gladiol, tapi adaaaaa saja hambatan yang muncul, itu membuat Cherry jadi gemas ingin meledakkannya sampai berkeping-keping! Apalagi dia juga sempat melengking-lengking, membuat telinga Cherry jadi kesakitan!"

Namun, baru saja Cherry mengatakannya, paus orca itu langsung melompat tinggi dari permukaan laut dan---dengan gilanya---membuka mulutnya yang sangat lebar, hingga akhirnya, satu gondola masuk ke dalam mulut si paus, membuat para pahlawan perempuan---sepenuhnya---tertelan ke dalam perut hewan tersebut.

Dan itu telah menghasilkan sesuatu yang mencengangkan, yakni: sepuluh pahlawan bimbingan Paul, entah dari kelompok laki-laki maupun perempuan, tertimpa musibah yang membuat nyawa mereka jadi terombang-ambing nyaris mati.

MINERVOWhere stories live. Discover now