MINERVO 137 : Kau akan Menjadi Target Selanjutnya!

280 30 11
                                    

Seketika, suasana di dalam arena pertandingan Gladiator jadi hening saat ribuan penonton menyaksikan sikap mengerikan Jeddy yang telah menembak mati dua gladiator kekar yang hendak mendekati Paul, Nico, dan Koko

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seketika, suasana di dalam arena pertandingan Gladiator jadi hening saat ribuan penonton menyaksikan sikap mengerikan Jeddy yang telah menembak mati dua gladiator kekar yang hendak mendekati Paul, Nico, dan Koko.

Pancaran aura dari lelaki berambut jabrik hijau itu jadi sangat menakutkan, siapa pun yang menatap matanya dalam-dalam akan tenggelam ke dalam lautan gelap yang dapat membuat tubuh bergetar merinding. Meskipun begitu, para penonton sangat takjub dengan kelihaian Jeddy dalam menembak, mereka semua tidak menyangka kalau bocah itu ternyata membawa pistol dan langsung membunuh dua lelaki gladiator dengan lesatan pelurunya tanpa ragu sedikit pun.

Alhasil, dua gladiator itu langsung tumbang begitu saja di tengah lapangan, tergeletak tak bernyawa dalam hitungan detik saja. Dada mereka memuncratkan darah merah yang segar, itu berkat peluru yang ditembakkan Jeddy telah menghancurkan jantung dua gladiator tersebut dengan perhitungan yang sangat tepat.

Jeddy bukan seorang penembak amatir, dia itu profesional dan sangat ahli dalam tembak-menembak.

Itu berkat insiden yang pernah terjadi di Kota Groen, saat keluarganya yang dijuluki sebagai Kambing Gila, menguasai kota tersebut dengan kudeta yang mengerikan. Itu membuat Jeddy harus bisa bertahan hidup tanpa ikut terlibat ke dalam kejahatan yang dilakukan keluarganya.

Bahkan saat Jeddy tidak ikut berpetualang bersama Paul, lelaki itu selalu menghabiskan waktunya dengan berlatih menembak di ruang khusus penembakan yang tersedia di hotel. Dia terus mengasah kemampuannya agar bisa berkembang lebih hebat dari sebelumnya. Dan tampaknya, berkat semua latihan itu, Jeddy bisa membunuh seseorang hanya dengan sekali kedipan mata, meskipun orang yang hendak dibunuhnya berada di tempat yang jauh atau pun sedang berlari kencang.

Paul sangat terpukau dengan aksi penembakan yang Jeddy ciptakan untuk melindungi teman-temannya, dia pikir lelaki bodoh itu tidak bisa bergerak lagi karena tubuhnya sedang mual, tapi ternyata tidak. Sepertinya rasa mual di tubuh Jeddy jadi hilang saat mendengar omongan Victor Osvaldo yang meminta para gladiator itu untuk menghabisi Paul, Nico, dan Koko.

Keheningan yang terus berlangsung, seketika dipecahkan oleh tepuk tangan dari satu orang penonton, hingga menyebar ke penonton-penonton lainnya, sampai akhirnya seisi arena memberikan tepuk tangan yang begitu meriah pada sosok Jeddy. Mereka semua yang awalnya marah dan kesal, kini terpukau dengan penampilan Jeddy yang sangat mengagumkan. Banyak juga penonton yang akhirnya mengidolakan Jeddy, mereka berteriak-teriak memanggil si penembak berambut hijau itu dengan girang.

"E-Eh? Apa ini?" Jeddy yang sebelumnya terlihat sangat murka, tiba-tiba kaget mengetahui dirinya sedang diberikan tepuk tangan oleh seluruh penonton di arena besar ini. Dia kebingungan. "M-Mengapa mereka terlihat senang padaku!?" Dan baru saja sadar dengan hal itu, rasa mual kembali menggelitik perutnya, membuat dia lagi-lagi memuntahkan isi perutnya.

"Aku tidak sangka ternyata dia sehebat ini," Nico tersenyum sembari memandangi sosok Jeddy yang sedang muntah-muntah. "Baiklah, selagi Jeddy mengalihkan perhatian penonton, ayo kita lanjutkan rencana kita, Paul."

MINERVOWhere stories live. Discover now