1.Begin!

13K 516 29
                                    

Happy Reading.

"Kalista buka pintunya atau Oppa dobrak? Cepat buka!" Untuk kesekian kalinya Jimin harus berteriak dipagi ini. Berteriak pada adiknya yang masih tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.15, adiknya terlambat sekolah.

"Kalista buka pintunya!" Entah Tuhan begitu baik hingga Jimin dianugerahi suara yang keras dan cukup untuk selalu berteriak. Adiknya benar-benar menguras emosi.

Baru saja kaki Jimin akan menerjang pintu kayu jati itu seorang lebih dulu keluar dari sana. Pakaian berantakan belum rapi, tas sekolah yang hanya disampirkan dipundak. Belum lagi wajah bantal yang ditunjukkannya. Jelas Jimin tau adiknya masih mengantuk.

"Oppa berisik!" Jimin mendesis dan menarik tangan adiknya. Membawanya kemeja makan dan mendudukkan adiknya disana.

"Makan dan berangkat. Kapan kau tidak telat datang kesekolah hah?" Kalista mendengus mendengar ucapan berisik kakaknya. Selalu saja akan ada Omelan dipagi indahnya. Suara Jimin berisik, sungguh. Dasar pendek.

Kalista mengambil sandwich buatan kakaknya. Mengamatinya dan memakannya dengan kesal. Terus menyumpah serapahi kakaknya yang membersihkan dapur. Mereka hanya tinggal berdua, kedua orang tua mereka sudah meninggal 4 tahun yang lalu.

"Cepatlah. Kau sudah terlambat" Jimin menunjukkan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 07.25. Demi Tuhan adiknya sudah sangat terlambat kesekolah.

"Ish aku bahkan tidak bisa menikmati sarapanku dengan tenang. Oppa berisik" menyisakan sandwich-nya yang tinggal 3 gigitan dan meraih kasar tasnya. Membenarkan dasi dan roknya.

"Oppa cepatlah. Tadi menyuruhku cepat, sekarang Oppa yang lelet. Cepat" teriak Kalista memaki Jimin. Kalista memang akan selalu balas dendam untuk setiap teriakan Jimin dipagi hari. Biar impas.

"Dasar adik kurang ajar. Kau berani memaki Oppa-mu Hem?" Jimin menjitak kepala adiknya dan mengenakan jaketnya dengan cepat.

"Ish sakit!" Jimin tidak memperdulikan ucapan adiknya. Membawa adiknya keluar untuk berangkat sekolah. Jimin memang akan mengantarkan adiknya sekolah, di jam Seperti ini tidak ada bus untuk anak sekolah berangkat.

"Dasar nakal. Besok jika kau telat lagi Handphone dan Laptopmu Oppa sita!" Ketus Jimin mengancam walaupun ia yakin adiknya tidak akan takut. Kalista memang tidak akan pernah takut dengan kakaknya.

"Sita saja. Oppa fikir aku takut" dan Jimin menyesalkan tingkahnya yang memanja adiknya, lihatlah bahkan gadis 17 tahun ini tidak takut padanya sama sekali. Jimin pusing melihat kelakuan adiknya.

"Dasar!"

°

"Hei Bocah Ajaib!" Kalista mendecih mendengar sapaan orang bodoh disampingnya. Andrew Kim, anak pemilik sekolah dan selalu merecoki Kalista dengan sapaan aneh. Sepertinya Andrew mahkluk dari Pluto.

"Dasar Alien. Kau mau apa hah?" Andrew tertawa mendengar ucapan ketus Kalista. Kesenangan tersendiri untuknya bisa menjahili Kalista. Gadis galak yang suka marah-marah dan belum lagi sikap angkuh yang selalu gadis ini tunjukkan.

"Kau seperti singa tau!" Untuk kesekian kalinya Kalista harus menahan diri untuk tidak memukul kepala Andrew dengan sepatunya. Andrew memang sangat suka mengejeknya dan Kalista jadi jengkel sendiri.

"Lebih baik kau pergi dari sini Andrew Kim. Hariku sudah sangat buruk dan kau jangan menambahnya. Cepat pergi" Andrew tertawa keras dan semakin mengejek Kalista. Gadis ini terkena hukuman karena terlambat. Membersihkan toilet satu sekolah dan itu harus selesai sebelum bel pulang sekolah berbunyi. Kesenang Andrew untuk mengejek Kalista bukan? Jelas Andrew akan memanfaatkan itu.

My Young Sister ☑Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon