15.My future.

2.3K 214 16
                                    


Happy Reading.

+

"Aku tidak bisa!" Hwang Hyunjin kembali menghela nafas panjang karena jawaban yang ia terima untuk kesekian kalinya. Matanya terlihat memancarkan sinar kecewa. Ini sudah sekian tahun dirinya menanyakan pertanyaan sama pada seorang wanita. Seorang wanita yang berhasil menarik hati dan minatnya hanya saja sayang, sang wanita tidak tertarik padanya.

"Aliya!" Aliya menggeleng pelan dan menatap bersalah pada Hyunjin. Sebenarnya Aliya tidak enak menolak Hyunjin hanya saja dirinya tidak bisa memaksa hatinya. Aliya tidak akan berkata iya padahal hatinya tidak ingin.

"Tidak Hwang. Jangan aku, jangan pilih wanita seperti aku. Kau akan dapat wanita yang lebih baik dari pada aku. Jangan pilih wanita yang punya anak diluar nikah!" Ucapan Aliya membuat Hyunjin sadar jika Aliya tidak akan menerimanya. Entah seberapa keras usahanya atau berapa lama waktu yang ia luangkan untuk Aliya, semuanya sama. Jawabannya sama. Aliya tidak akan menerimanya.

"Aku punya pilihan seseorang yang lebih baik dari pada aku. Dia sepertinya benar-benar mencintaimu!" Hyunjin mendongak menatap Aliya. Pandangannya menatap dalam pada wanita yang masih menguasai hatinya.

"Siapa?" Aliya tersenyum dan memeluk pelan paha putranya yang sedang tidur dipangkuanya.

"Chaeyeon! Lee Chaeyeon!" Jawab Aliya dengan senyum dan Hyunjin hanya tersenyum tipis. Sepertinya pilihan Aliya bisa dirinya pertimbangkan, Lee Chaeyeon! Baiklah.

"Aku mengerti!" Aliya tersenyum tipis dan mengangguk.

"Aku pulang dulu!" Aliya mengangguk pelan. Mempersilahkan Hyunjin untuk pulang.

"Hati-hati!" Aliya menatap sendu punggung Hyunjin. Matanya memancarkan sinar bersalah. Aliya merasa tidak enak terus menolak Hyunjin. Tapi apa mau dikata, dirinya tidak bisa memaksakan hatinya. Tidak Aliya bukan orang yang akan memaksakan keinginan orang.

Pandangan Aliya jatuh pada putranya yang menggeliat dari tidurnya. Ah jagoannya sudah lelah tidur rupanya. Tangan Aliya menepuk pelan paha putranya. Menatap sayang pada mata sipit yang baru saja terbuka. Mulutnya menguap kecil dan matanya mencoba mengerjap beberapa kali.

"Ma!" Aliya tersenyum mendengar panggilan lirih dari anaknya.

"Apa sayang! Mengantuk?" Dan Aliya tersenyum lebar melihat kepala putranya mengangguk pelan.

"Kajja kita ke kamar Ji Hyun-ah!" Aliya membawa tubuh gembul putranya untuk masuk kedalam kamar. Ah ini waktunya Ji Mandi. Ini sudah sore dan putranya mandi.

"Mandi dengan Mama ya!"

+

"Selamat!" Kalista tersenyum dan menerima uluran tangan Andrew.

"Terima kasih!" Andrew tersenyum dan mengacak-acak surai panjang Kalista. Sementara Kalista hanya tersenyum tipis dan membenarkan rambutnya.

"Aku tidak menyangka perempuan yang suka marah-marah dulu jadi alim seperti ini!" Ah Kalista melupakan satu hal. Andrew tidak berubah, masih suka mengolok-oloknya. Dasar Andrew Kim!

"Bisakah kau diam. Aku malas mendengar ejekanmu!" Andrew tertawa dan menjulurkan lidahnya. Merangkul pundak Kalista.

"Kau tidak ingin mengunjungi Keponakan mu?" Ajak Andrew dan Kalista langsung mengangguk setuju. Ah lama sekali Kalista tidak mengunjungi Keponakan tampannya.

"Ayo!" Andrew mengangguk dan mengajak Kalista pergi. Menyenangkan mereka berdua jadi akrab seperti ini, untung Kalista bisa menekan dirinya untuk tidak jatuh pada pesona Andrew. Yah Andrew Sempat berhasil membuatnya jatuh hati, tapi Kalista berhasil menekanya dan dirinya tidak lagi terpesona oleh Andrew.

My Young Sister ☑حيث تعيش القصص. اكتشف الآن