Time To You!

2.4K 253 34
                                    

Happy Reading.

+

"Sayang dengarkan ayahmu dulu!" Aliya hanya mendengus dan menatap tajam ayahnya. Aliya memaksa kedua orang tuanya untuk terbang langsung ke Jepang. Memperjelas semuanya. Apa maksudnya ini? Dirinya dibohongi mentah-mentah.

"Tidak Bu. Ayah sudah terlalu jauh membohongi aku!" Cetus Aliya kesal.

"Ayah? Bukankah kau yang membohongi ayah dulu. Sudah berapa lama kau berhubungan dengan Jimin? Lebih dari 2 tahun bukan? Ayah bahkan baru tau kalian berhubungan saat pesta pamanmu. Kalian masuk kedalam Toilet yang sama bukan?" Aliya kikuk mendengar pertanyaan ayahnya. Apa yang dimaksud adalah pesta waktu itu. Dimana Jimin dan dirinya ketahuan Andrew. Ah jadi itu waktunya.

Aliya merasa tertohok mendengar ucapan ayahnya. Kenapa yang salah justru dirinya. Bukankah mereka yang tidak pernah punya waktu untuk dirinya dan bagaimana Aliya bisa jujur. Keduanya terlalu sibuk dengan dunia Bisnis hingga lupa jika punya dua anak yang butuh kasih sayang.

"Oh ayah lupa menyadari jika anak ayah jatuh cinta. Itulah sebabnya selalu menolak perjodohan yang ayah tawarkan!" Aliya menatap tajam ayahnya. Dirinya disalahkan disini. Disalahkan karena tidak jujur. Itu bukan keinginan Aliya. Aliya tidak pernah berniat menyembunyikan ini, Andrew juga tau tentang hubungan mereka.

"Aku mencintai Jimin!" Cetus Aliya dingin.

"Yakin!"

"Tentu. Dia memberikan aku kasih sayang yang tidak pernah aku dapatkan dari ayah dan ibuku. Dia ada setiap aku kesepian bahkan dia tidak perlu diundang untuk datang. Dia menemaniku disaat terburuk dalam hidupku sekalipun. Dia datang saat seharusnya orang tuaku menerima penghargaan atas apa yang kuraih, atau sekedar datang sebagai wali saat aku lulus kuliah. Dia tidak perlu diundang untuk peduli. Aku bahkan harus pura-pura sakit keras agar orang tuaku pulang, sedangkan Jimin? Dia tidak perlu. Dia selalu ada saat aku sakit juga sehat, yang aku tau Jimin selalu ada disampingku. Karena yang aku tau Jimin lebih peduli padaku dari pada ayah dan ibuku. Dia menjadi pengganti mereka yang sibuk mengumpulkan uang untukku dan Andrew. Kuakui tanggung jawab mereka terpenuhi saat menyinggungkan ekonomi tapi tanggung jawab mereka tidak terpenuhi untuk memberikan anak-anak mereka kasih sayang. Yang aku tau mereka gagal!"

Dan Aliya lebih memilih berlalu meninggalkan Yuri dan Jung Woon yang tertohok karena ucapannya.

Aliya salah?

Tidak.

Aliya hanya mengungkapkan apa yang dirinya rasakan. Aliya tidak salah. Dirinya hanya ingin orang tuanya tau jika dirinya bukan hanya butuh materi tapi juga kasih sayang. Dan Aliya berani memastikan, jika Jimin tidak ada dalam hidupnya mungkin Aliya sudah menjadi perempuan rusak karena keluar masuk Club untuk melampiaskan nafsunya. Melampiaskan kesepiannya karena tidak mendapatkan kasih sayang.

Yang Aliya tau Jimin lebih mengerti dirinya dari pada orang tuanya. Mereka tidak mengerti dengan perasaannya. Tidak pernah.

+

"Kau marah padaku?" Tanya Kalista pada Andrew. Sedangkan yang ditanya hanya cuek dan terus minum milkshake-nya.

"Bocah sialan aku bertanya padamu!" Andrew mendesis saat Kalista menggeplak kepalanya. Kalista fikir kepala Andrew mainan. Sialan ini sakit.

"Tidak. Marah padamu juga tidak ada gunanya. Kau memang seperti itu dari dulu!" Kalista tersenyum lega mendengar ucapan Andrew. Setidaknya Andrew tidak marah karena kejadian itu.

"Kakakmu?"

"Sedang menenangkan diri. Kurasa kau mengerti jika mereka baru saja putus!" Kalista mendesis kesal mendengar ucapan Andrew.

My Young Sister ☑Where stories live. Discover now