9. It's Done!

2.5K 272 19
                                    


Happy Reading.

-

Aliya mencoba membujuk Kalista untuk kembali kerumah tapi hanya tolakan dan usiran yang dirinya terima. Aliya tidak mau hubungan saudara Jimin, Kalista hancur hanya karena dirinya. Aliya bersama Jimin bukan untuk menghancurkan hubungan keluarga mereka!

"Kalista Eonni mohon jangan seperti ini. Kasihan Oppa-mu!" Kalista hanya menunjukkan wajah dingin melihat Aliya yang memohon padanya. Tidak akan! Dirinya terlalu kecewa!

"Kenapa kau peduli, sebaiknya kau urusi Park Jimin sialan itu" Aliya menghela nafas dan menghadang Kalista. Benar kata Jimin, Kalista keras kepala. Sungguh!

"Kalista dia kakakmu. Dia membutuhkanmu. Kau adiknya! Aku tidak akan membuat Jimin Oppa meninggalkanmu. Dia menyayangi mu!" Kalista menghempaskan tangan Aliya yang menahanya. Kalista tidak peduli.

"Aku tidak peduli. Lebih baik pergi jauh dariku!" Aliya menahan emosinya saat Kalista memilih berlalu.

"Sebenarnya apa yang harus kulakukan agar kau kembali pada Jimin Oppa?" Teriakan Aliya membuat Kalista berhenti. Menyunggingkan senyum sinis.

"Tinggalkan Oppa-ku untuk selamanya. Baru aku akan kembali padanya!" Nafas Aliya tercekat saat mendengar suara Kalista. Kalista bilang apa tadi? Dirinya harus meninggalkan Jimin?

"Kalista?" Lirih Aliya tidak percaya.

"Kau tidak bisakan? Itu berarti aku tidak akan pernah kembali pada dia. Jika kau belum meninggalkan dia aku akan menganggap dia mati!" Cetus Kalista dingin dan benar-benar meninggalkan Aliya yang diam Mematung.

Apa dirinya harus berpisah dengan Jimin?

Bagaimana bisa?

Mereka terlalu saling mencintai!

"Selesai!"

-

"Oppa makanlah!" Sudah berulang kali Aliya mencoba berbicara pada Jimin dan hasilnya nihil. Jimin diam membisu dengan pandangan kosong, Aliya tau jika Jimin masih memikirkan Kalista, Jimin tidak bisa jauh dari adiknya. Mereka hidup berdua selama itu.

"Oppa!" Akhirnya Jimin menoleh setelah dirinya menepuk pundaknya. Jimin hanya tersenyum tipis.

"Apa?" Aliya menghela nafas dan menunjukkan makanan yang sudah dingin didepan Jimin.

"Apa Oppa tidak mau makan masakan ku?" Jimin terlihat kikuk saat Aliya menunjuk makananya yang sudah dingin. Dirinya terlalu sibuk dengan lamunannya.

"Sepertinya Oppa lebih tenang aku tinggal sendiri, aku pergi dulu!" Aliya tersenyum tipis pada Jimin dan meninggalkan Jimin begitu saja.

"Sayang!" Jimin mengejar Aliya tentu saja, dirinya tidak ingin mereka salah faham.

"Jangan pergi!" Aliya tidak berbalik saat Jimin menahan tangannya. Matanya memanas sungguh, apalagi jika ingat kata-kata kasar Kalista padanya.

"Tenangkan saja diri Oppa, lagipula aku juga ada urusan. Nanti jika sudah selesai aku akan berkunjung lagi" Aliya melepaskan tangan Jimin dan berlalu, sementara Jimin menghela nafas dan memijat keningnya pelan. Jimin semakin pusing!

"Ya Tuhan!"

-

"Jadi kau marah karena koin ini?" Kalista diam saat Andrew menunjukkan sebuah koin padanya. Kalista ingat koin itu! Kejadiannya terjadi saat mereka pertama kali masuk sekolah.

"Tidak penting!" Cetus Kalista dingin dan akan meninggalkan Andrew tapi tanganya lebih dulu ditahan Andrew.

"Kau egois!" Kalista menghempaskan tangan Andrew dan berbalik. Manatap tajam Andrew.

My Young Sister ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang