New Life and Happy Ending.

3.2K 220 8
                                    


Happy Reading.

*

Roda berputar layaknya rotasi, terus berputar dan mengombang ambingkan semua orang. Termasuk nasib dan keadaan. Semua menjadi satu dan bernama takdir.

"Mama" suara keras bocah laki-laki dengan tas yang sudah terlempar dari tangannya, baju sekolahnya berantakan, belum lagi sepatu yang hanya terpasang satu dikakinya.

"Mama?"

"Mama tidak tuli sayang" suara lembut wanita membuat Ji Hyun berbalik, tersenyum saat melihat ibunya berjalan dengan memegang perut buncitnya.

"Hyunie kira Mama tidur" Aliya menggeleng pelan mendengar suara anaknya. Yah anak  pertamanya menjadi pria yang menggemaskan dan sangat jail, entah apa yang diturunkan Jimin pada anaknya. Kadang Aliya jengkel melihat kelakukan keduanya.

Mata bulat Ji Hyun menelisik sekitar seolah mencari sesuatu. "Ji Yeon?" Merasa tidak melihat adik perempuannya disekitar ibunya Ji Hyun mulai mencari. Biasanya bocah pendek itu selalu disekitar Mamanya,  tapi kenapa tidak ada.

"Berangkat ke rumah Kakek tadi pagi" Ji Hyun mengangguk mengerti. Mengikuti langkah kaki mamanya yang menuju dapur.

"Mama Hyunie mau makan ayam pedas manis" satu jam lagi masuk jam makan siang dan biasanya Papanya akan pulang untuk makan bersama.  Dan Aliya akan memasak untuk mereka. Tapi sejak kehamilannya yang semakin membesar ini Aliya jarang masak. Biasanya beli, karena keadaanya sangat menyusahkan.

"Ganti baju, cuci tangan dan kaki lalu turun kebawah bantu mama sayang. Mengerti" Ji Hyun mengangguk dan melesat naik ke kamarnya. Sementara Aliya hanya tersenyum manis, mengusap perutnya saat dirasa dirasa ada pergerakan disana.

Aliya hamil anak ketiganya dengan Jimin. Usia Ji Hyun bahkan baru 5 tahun dan sudah punya 2 adik. Jarak Ji Hyun dan Ji Yeon hanya 2 tahun dua bulan, dan jarak Ji Yeon dengan adiknya ini mungkin 1 tahun 10 bulan. Hah kadang Aliya menyalahkan Jimin atas situasi seperti ini. Anak-anak masih terlalu kecil dan Jimin selalu ingin tambah anak. Menyebalkan sekali.

Dering ponsel Aliya mengalihkan perhatiannya, merogoh sakunya dan tertera nama Kalista disana. "Ya Kalista?"

"Dirumah"

"Dia baru pulang?"

"Ah benarkan. Kemari saja?"

"Oh tenangkan kakakmu tidak akan pulang cepat, dia ada rapat siang ini, tunggu dulu, kalian masih bertengkar?"

"Astaga Kalian seperti anak kecil saja, baik-baik nanti aku coba bujuk orangtua itu"

"Hem kemari saja"

"Aku menunggu"

Aliya mematikan sambungan telfonya, terkekeh saat ingat kata-kata Kalista tadi. Apalagi dengan keluhan Kalista tentang Jimin. Adik dan kakak itu tidak pernah akur.

"Mama" obsidasi Aliya beralih pada anaknya yang berada dibelakangnya,  tersenyum manis saat melihat penampilan menawan anaknya.

"Ayo bantu Mama"

"Dengan senang hati"

*

"Ya kau ini salah, minta maaf" Aliya menghela napas mendengar teriakkan Jimin yang bertengkar dengan Kalista. Keduanya sudah sangat tidak pantas bertengkar, ya Tuhan suaminya tidak pernah berubah. Sialan sekali Park Jimin,  untung Ji Hyun sudah diungsikan kekamar, mampus saja jika Ji Hyun melihat pertengkaran aneh Bibi dan Papanya. Dua makhluk dewasa yang suka bertengkar.

My Young Sister ☑Where stories live. Discover now