6.Date!

3.1K 265 3
                                    

Happy Reading.

°

Kalista mendesis saat beberapa temannya menatap penuh minat pada kakaknya. Kalista dan Jimin memang akan menuju tempat acara dan Jimin ada dalam gandengannya. Tatapan menggoda yang ditunjukkan oleh teman-temannya pada kakaknya yang membuat Kalista sangat emosi. Mereka seperti ingin menelanjangi Jimin dan itu yang Kalista sebalkan. Mereka fikir kakaknya mangsa? Sialan.

"Tau begini aku tidak akan mengajak Oppa!" Jimin terkekeh mendengar ucapan kesal adiknya. Kalista memang over protective padanya, dan Kalista tidak suka jika ada yang mendekatinya.

"Biarkan saja. Toh Oppa juga tidak merespon!" Kalista Mendesis dan mempercepat langkahnya. Mencoba menghindari tatapan menggoda dari teman-temannya untuk kakaknya. Menyebalkan.

"Hyung!" Keduanya menoleh dan menemukan Andrew dan Aliya.

"Oh kalian sudah datang?" Kalista hanya membuang pandangannya saat Andrew menyapa mereka dan itu tidak luput dari pandangan Aliya dan Jimin. Keduanya kenapa?

"Nde. Kami baru saja datang" Jimin mencoba mencairkan suasana ini. Ada yang aneh dengan adiknya.

"Tidak masalah jika kita berjalan bersama ketempat acara bukan. Kalista ikut bukan?" Aliya juga ikut berbicara. Mencoba mengalihkan perhatian Kalista yang masih membuang mukanya.

"Ah nde Eonni!" Aliya tersenyum manis mendengar ucapan Kalista. Agak kikuk dan langsung menatapnya. Kalista masih malu padanya rupanya.

"Bagaimana jika kau dengan Eonni saja. Biarkan Oppa mu dengan Andrew. Sepertinya ini lebih menyenangkan bukan. Kajja" Aliya menarik tangan Kalista yang bergelayut di lengan Jimin. Tanpa mendengar balasan Kalista, Aliya langsung menariknya saja. Tentu dengan melirik Jimin dulu.

Sementara Jimin langsung menatap Andrew yang diam. Jimin tau maksud Aliya. Menarik Kalista sementara Jimin berbicara dengan Andrew. "Kalian ada masalah?" Jimin bertanya dengan nada serius. Ia ingin tau masalah antara Andrew dan adiknya.

"Entahlah Hyung aku tidak tau. Kalista marah padaku dan aku tidak tau alasannya. Dia hanya bilang jika aku harus menemukan alasan dimasa lalu kami agar aku tau kesalahanku. Aku bingung Hyung" jelas Andrew sambil mengacak-acak rambutnya.

"Bagaimana awalnya?"

"Waktu itu aku menghadang Kalista dan aku berniat menggodanya lagi, dia justru mendesis dan mengatakan jika membenciku. Aku bahkan sempat tidak percaya mendengar ucapan Kalista. Kufikir dia baik-baik saja saat kugoda tapi ternyata tidak. Dia hanya bilang jika kami punya kenangan yang tidak enak dimasa lalu dan aku tidak tau apa itu. Aku sudah mencoba mengingatnya, tapi susah" Jimin menghela nafas dan menepuk pundak Andrew.

"Mau keberitahu cara menaklukan adikku jika sedang marah?" Mendengar pertanyaan Jimin, Andrew langsung mendongak. Menatap Jimin dengan serius dan Mengangguk tanpa ragu.

"Aku mau Hyung!" Jimin menyeringai dan mendekatkan dirinya pada Andrew.

"Hapus dulu foto ciuman kami ditoilet itu dan kau dapat jawabanya" Andrew menjauhkan dirinya dan menatap Jimin dengan mata membulat sempurna. Apalagi dengan seringai Jimin yang terlihat mengejeknya.

"Yakh Hyung kau tidak adil. Bagaimana bisa aku menghapusnya!" Jimin mengangkat bahunya acuh dan menatap Andrew sebentar.

"Hapus foto itu dan berbaikan dengan Kalista atau sebaliknya. Keputusan ada ditangan mu Andrew" Andrew menatap Jimin jengkel. Ini senjata makan tuan namanya. Dirinya bahkan belum dapat apapun dari foto itu. Andrew juga belum memeras Aliya dengan foto itu dan Jimin justru ingin dirinya menghapus foto ini. Tapi jika tidak dihapus dirinya tidak akan berbaikan dengan Kalista. Pilihan yang sulit.

My Young Sister ☑Where stories live. Discover now