18.Jimin Idiot

2.7K 218 13
                                    

Happy Reading.

+

"Kalista!" Kalista diam mendengar suara Aliya yang memanggilnya. Kalista tau jika alasan Aliya kesini adalah membujuknya, tentu saja dengan permintaan Park Jimin. Menyebalkan.

"Dengarkan Eonni!" Kalista diam saat Aliya membawanya untuk duduk berdua dan saling berhadapan.

"Oppa-mu merindukanmu dan Eonni mohon jangan seperti anak kecil. Jangan egois, dia merindukanmu, merindukan adik kecilnya. Coba berikan dia waktu untuk menjelaskan alasan kenapa dia pergi. Buka hatimu dan dengarkan dia baik-baik. Mengerti?" Sebenarnya Kalista enggan mengangguki permintaan Aliya. Tapi jika Aliya sudah berbicara lembut seperti ini padanya tidak ada yang bisa Kalista tolak. Kalista terlalu menyayangi Aliya.

"Hanya beberapa menit!" Aliya mengangguk dan tersenyum. Mengusap kepala Kalista dengan lembut.

"Jadilah dewasa dan ya kau tidak boleh egois!" Kalista mendengus mendengar ucapan Aliya.

"Aku bukan anak kecil!" Cetus Kalista kesal.

"Eonni tau!"

+

"Kalista bicaralah dengan Oppa. Dengan Eonni-mu kau berbicara dengan sangat lancar, sedangkan dengan Oppa?" Kalista menggeleng cuek mendengar suara frustasi Jimin. Menyebalkan sekali dirinya harus bertemu si bodoh ini. Aish sialan jika bukan karena Aliya, Kalista tidak akan mau. Sungguh!

"Astaga!" Jimin meremas rambutnya frustasi. Adiknya benar-benar seperti orang bisu. Tidak bisakah berbicara padanya? Dari tadi Jimin hanya sibuk berbicara dan Kalista tidak menyahut satu kata pun. Sialan bukan?

"Kalista!" Obsidasi keduanya teralih pada seseorang yang memanggil Kalista. Jimin memperhatikan laki-laki yang mendekati mereka.

"Jaemin?" Jimin menaikkan satu alisnya mendengar Adiknya memanggil nama laki-laki itu. Ah adiknya kenal!

"Kalista. Oh Presdir Park?" Jimin menatap laki-laki muda itu. Dia mengenalnya?

Kalista juga menatap Jaemin, laki-laki itu mengenal kakaknya. "Anak Presdir Na Jung Suk! Na Jaemin imnida!" Ah Jimin kenal sekarang. Bocah ini anak koleganya.

"Ah Presdir Na Jung Suk? Kah anaknya? Duduklah!" Jaemin tersenyum dan duduk diantara Jimin dan Kalista.

"Sedang apa Presdir disini. Apa sedang berkencan dengan teman saya?" Jimin tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan bocah laki-laki ini. Siapa yang dimaksud berkencan? Mereka? Yang benar saja.

"Ya Na Jaemin kau bodoh hah? Dia kakakku?" Bentakan Kalista pada Jaemin membuat Jimin menghentikan tawanya dan Jaemin langsung menatapnya dengan tidak percaya.

Dan sepertinya Jimin harus bersyukur karena menyuruh Jaemin duduk disini. Akhirnya Kalista berbicara juga. "Adikku Kalista. Dan ya kau fikir aku mau berkencan dengan anak kecil? Aku bukan pedhofil. Dan ya aku sudah punya anak serta istri!" Cetus Jimin yang membuat Jaemin semakin terkejut.

"Maaf Presdir saya tidak tau. Maaf atas kelancangan saya!" Jimin mengangguk pelan. Dirinya maklum.

"Kau kenal adikku?" Tanya Jimin santai.

"Ya Presdir. Kami satu Universitas!" Jimin tersenyum tipis saat tau satu hal. Sepertinya ini menarik.

Mengalihkan pandangannya pada Kalista yang masih diam. Sepertinya kesal dengan Jaemin tadi. "Oppa anggap masalah kita selesai. Nanti akan ada supir Oppa yang membawamu ke butik untuk fitting baju! Dan ya Oppa tidak menerima penolakan. Datang saja dengan Jaemin, biar kau tidak bosan. Oh ya Jaemin juga akan dibuatkan baju, biar pasangan denganmu!"

My Young Sister ☑Where stories live. Discover now