4. My Sister.

3.9K 290 14
                                    

Happy Reading.

Aliya terusik dalam tidurnya saat mendengar ponsel yang terus berdering. Mata Aliya akhirnya terbuka dan melihat wajah Jimin yang ada didepannya, melepaskan pelukan Jimin pada tubuh polosnya dan meraih ponsel Jimin yang terus bergetar dari tadi. Mata ngantuk Aliya melihat jika tertera nama adik Jimin disana.

"Oppa bangun. Kalista menelfon!" Aliya mengguncang lengan Jimin pelan. Berharap Jimin akan bangun, tapi sudah satu menit Aliya mencoba Jimin masih saja diam. Aliya menghela nafas dan mencubit pipi Jimin.

"Sayang sakit. Oppa masih mengantuk" Aliya tidak peduli dan memaksa mata Jimin terbuka, menunjukkan panggilan dari Kalista yang terus terdengar.

"Kalista menelfon cepat angkat" Jimin meraih ponselnya dari tangan Aliya dan menekan dial hijau lalu menarik tangan Aliya hingga tubuh polos Aliya menimpanya. Aliya mendesis dan Jimin justru mengecup bibirnya.

"Yeobseo"

"~~~"

"Oppa masih tidur!"

"~~~"

"Berangkat sendiri nde. Oppa tidak mungkin mengantarmu!"

"~~~"

"Oppa minta maaf. Pesta paman Kim baru selesai dini hari dan Oppa tidak sempat pulang. !"

"~~~"

"Oke-oke Oppa minta maaf. Hati-hati dijalan"

Jimin mematikan sambungan teleponnya dan menatap Aliya yang melihatnya. "Seharusnya Oppa tidak bohong pada Kalista" Sebenarnya pesta semalam sudah selesai jam 1 dini hari dan Jimin tiba-tiba mengajaknya ke apartment dan Aliya menurut. Aliya fikir Jimin hanya ingin mengambil barang atau apa tapi justru Jimin mengajaknya bermain di atas ranjang. Aliya bahkan harus berbohong pada orang tuanya dan Jimin juga berbohong pada Kalista. Aliya bukan orang yang suka berbohong.

"Oppa butuh waktu berdua denganmu sayang" Aliya menghela nafas dan mengeratkan pelukannya pada Jimin.

"Tapi lain kali jangan bohongi Kalista. Aku tidak suka" Jimin mengangguk dan mencium kening Aliya.

"Oppa mengerti" keduanya menikmati keintiman mereka dan tiba-tiba Jimin membalik tubuh Aliya untuk berada dibawahnya.

"Apa lagi?" Tanya Aliya jengah melihat Jimin yang sudah mulai siap. Aliya tau jika Jimin selalu menginginkan hal seperti ini jika mereka bertemu. Kadang Aliya fikir Jimin hanya tertarik pada tubuhnya. Jelas Aliya kesal, jika seperti itu Jimin menganggapnya sebagai pemuas nafsu saja. Yah walaupun Aliya sadar Jimin sangat mencintainya.

"Morning Sex!" Lirih Jimin dan meraba bagian tubuh bawah Aliya. Masih sedikit basah dan Jimin ingin cepat. Tangan Jimin masuk tanpa permisi dan Aliya melenguh merasakan nikmat dan sakit. Agak perih karena tiba-tiba.

"Oppah" Jimin tersenyum dan menggerakkan satu jarinya dengan pelan. Mencoba membuat jalan untuk kejantanannya masuk dalam tubuh Aliya. Jimin benar-benar ingin cepat. Ada hal yang harus Jimin lakukan dan Jimin tidak bisa lama-lama.

"Uhm Oppa!" Mata Jimin menuju bawah dimana jarinya masih bergerak pelan. Ini akan lama jadi Jimin memutuskan untuk melibatkan lidahnya.

"Akh!" Merasakan benda lembut menggapai puncak kenikmatannya Aliya semakin melenguh. Merapatkan pahanya dan menjepit kepala Jimin. Rasanya geli sungguh. Saraf Aliya seperti terserang arisan listrik.

Jimin menahan paha Aliya dan semakin melebarkannya. Menciumi kenikmatan Aliya dengan rakus dan Jimin merasakan jika jarinya dicengkeram kuat didalam saja. Sepertinya Aliya akan segera sampai. Jarinya semakin mengoyak vagina Aliya, cepat dan kuat. Desahan Aliya juga semakin kuat, menambah semangat Jimin untuk melihat Aliya orgasme karena jarinya.

My Young Sister ☑حيث تعيش القصص. اكتشف الآن