Bab 7 : Gelisah

4.4K 262 14
                                    

Sheinna bergegas turun dari mobil dan langsung berlari masuk ke dalam gedung perkantoran. Ini hari pertama Sheinna bekerja sebagai jurnalis magang untuk media sebesar LOENT yang cukup ternama. Sheinna sama sekali tidak menyangka bisa diterima bekerja di sana, terpujilah wahai sang Dewi Aphrodite yang telah memberinya petunjuk.

"Selamat pagi." Sheinna masuk terburu-buru ke dalam ruangan di mana semua anak baru di sana sedang menerima arahan dari Pimpinan Redaksi.

"Kau memberi kesan buruk di hari pertamamu." bisik pria di sebelahnya.

Sheinna menoleh ke samping dan lelaki tersebut tersenyum cerah. Sheinna melotot tak percaya, ada pria tampan di sebelahnya. Sheinna kemudian melirik namtag pria tersebut.

Aron

"Kau yang datang terlambat, bisa fokus padaku?"

Sheinna langsung berdiri tegak mengahadap pimpinan redaksi dan menghiraukan tatapan mata dari anak magang yang lain.

"Aku tidak menyukai tulisan asal-asalan.  Datang padaku dengan gambar, itu lebih baik. Aku menyukai gagasan baru, bukan ikut-ikutan seperti media tetangga. Aku berharap banyak dari kalian yang datang kemari dengan ide cemerlang. Penulis, editor, desaign creator, grafis, semua diantara kalian harus memberiku kesan terbaik di bulan pertama. Kalian mengerti?" suaranya begitu lantang, dan mereka begitu juga Sheinna menjawab siap sama lantangnya. Sudah seperti pasukan perang.

"Untuk tim editor kalian bisa bertanya kepada Manu."

Manu, pria dengan penampilan culun berkacamata tebal melambaikan tangan sambil tersenyum.

"Untuk tim desain kalian bisa bertanya pada Roland."

Roland tipe pria metroseksual, tampan dan berpenampilan menarik. Ia hanya menyeringai, dan Sheinna tebak bahwa ia pria yang cukup sombong.

"Dan untuk para jurnalis, kalian bisa bertanya kepada Cleo."

Cleo sama sekali tidak tersenyum. Dia hanya menatap lurus entah ke mana. Sheinna sempat mengira, tatapannya menjurus padanya.

"Dia kakakku." bisik Aron di telinga Sheinna. Sheinna menoleh dengan tatapan heran.

"Cleo itu kakaku." ujarnya. Dan Sheinna tidak peduli.

Pemred menyudahi arahannya dan semua anak di sana membubarkan diri. Mereka keluar dari aula berjalan masuk ke kubikel mereka masing-masing. Sheinna masih berjalan dengan risih karena Aron terus berjalan di dekatnya.

"Kau jurnalis kan, jadi aku akan memberimu nasihat."

Sheinna berhenti berjalan dan mendongak menatap Aron.

"Perkenalkan, aku Aron. Aku di tim Desain." ujarnya sembari menjulurkan tangan.

"Sheinna, jurnalis." Sheinna menyambut tangannya seraya tersenyum kecut kemudian melangkah pergi.

"Tunggu!"

Sheinna menoleh dan Aron berjalan menghampirinya.

"Apa kau mencoba menghindariku? Aku hanya ingin berteman." senyum lebar di wajahnya.

Apa orang-orang di sini begitu ramah? Sheinna tidak merasa begitu. Tetangga Emma contohnya, mereka begitu sinis padanya. Lalu ada apa dengan pria di hadapannya ini?

"Sedang apa kalian? Ini bukan waktunya saling menggoda di koridor." Ucap Cleo dengan tatapan sinisnya kepada mereka berdua.

"Saya akan ke ruangan, tapi adikmu menahanku." timpal Sheinna.

"Kau!" tunjuk Cleo dengan tatapan melotot kepada Aron.

Aron malah terkekeh dan langsung berjalan cepat ke ruangannya.

I Love You, More! [Completed]Where stories live. Discover now