Bab 14 : Bachelor Party

3.5K 237 41
                                    

Sheinna bersama para sahabatnya sedang asik memilih baju di sebuah butik kenamaan. Malam ini mereka akan pergi ke klub malam dan menghabiskan waktu terakhirnya sebagai seorang "lajang".

Meski party ini dikhususkan untuknya, tapi para sahabatnya terlihat lebih antusias, terutama Odite dan Alexa. Bagi mereka, kapan lagi bisa berbelanja sepuasnya tanpa harus mengkhawatirkan harga, party hingga pagi dan berburu pria british? Namun berbeda dengan Dewi dan Laila, yang malah bersikap lebih tenang dari mereka.

"Gue masih nggak percaya kalau lusa, lo udah jadi Nyonya Elias." Ujar Dewi yang berjalan di samping Sheinna. Sedangkan anaknya tertidur di stroler yang di dorong oleh pengasuhnya.

"Jangankan lo, gue aja kadang masih sering nanya ke diri gue sendiri. Beneran nggak sih gue nikah?"

Mereka berdua kemudian duduk di sofa, dan menoleh ke arah keributan di mana Alexa dan Odite sedang berdebat, memilihkan dress yang cocok untuk Laila.

"Si Lele kulitnya eksotis, kalau dipakein warna kuning terang gini jatohnya kaya pisang kematengan yang hampir busuk!" Bentak Odite.

"Ya enggak lah, malah jatohnya dia keliatan lebih mencolok gitu. Mukanya glowing." Bantah Alexa.

Sedangkan Laila yang sedang diperdebatkan, sibuk memilih pakaian yang lain.

"Gue pikir dua makhluk itu yang bakalan nikah duluan, si Odite terutama." Ujar Dewi.

"Dia mana mau nikah sebelum ketemu sultan, tau sendiri dia kaya gimana. Si Ben aja sampe kabur gara-gara stres sama kelakuannya."

Dewi menggendong anaknya dari stroler, karena kedua temannya itu terus berdebat hingga anaknya terbangun.

"Coba dong tanyain Elias, siapa tau ada temennya yang ikhlas macarin mereka berdua."

Sheinna kemudian tertawa, mengingat kedua temannya itu harus punya pasangan yang kuat secara fisik dan mental untuk bisa terus hidup bersama.

Laila yang nampak sudah kesal dengan kedua temannya itu, akhirnya menyerah dan berjalan menghampiri Sheinna dan Dewi.

"Udah dapet bajunya?" tanya Dewi.

"Tau deh, terserah mereka." Laila melirik ke arah Noah, yang tampak cemberut di pangkuan Ibunya. "Sini gedong sama Onty."

Noah menggelengkan kepalanya.

"Na, lo beneran Nikah nih sama Elias?" tanya Laila, namun matanya masih bermain-main dengan Noah.

"Duh, masih nanya aja." Sheinna memutar matanya.

Semua sahabat wanitanya terus saja bertanya, lagi dan lagi. Memastikan keseriusannya soal pernikahan ini. Alih-alih mendoakan yang terbaik, mereka malah menakut-nakutinya dengan seabreg masalah dalam pernikahan.

Misalnya tidak bisa kembali bekerja dan mengejar karir, seperti apa yang terjadi dengan Dewi. Karena dia selalu tidak tenang saat bekerja, memikirkan Noah yang diasuh mertuanya di rumah. Ia takut anaknya rewel dan membuat mertuanya kesal.

Pikiran anaknya yang akan dibentak oleh mertua selalu menghantuinya. Jauh dari anak membuatnya trauma. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk berhenti bekerja di butik dan memilih bekerja di rumah sambil mengasuh anaknya dibantu oleh pengasuhnya. Sheinna merenungi itu, tapi menurutnya itu bukan masalah besar. Toh, dia tidak perlu repot bekerja setelah punya anak, Elias pasti memenuhi semua kebutuhannya, dan hobi nya menulis masih bisa tersalurkan.

Tapi apa yang Alexa katakan padanya cukup membuat Sheinna kepikiran. Dia berkata padanya kalau menikahi Elias berarti harus siap dengan risiko gosip yang bermunculan. Alexa mengingatkannya dengan sikap buruk Elias yang hobi bermain dengan wanita lain di masa lalu. Itu cukup membebani pikirannya, dan jika itu kembali terjadi, Sheinna tidak akan memaafkan Elias.

I Love You, More! [Completed]Where stories live. Discover now