Bab 13 : H-

3.6K 253 13
                                    

Wajah Sheinna dan Elias terpampang menjadi headline beberapa akun berita di media sosial, belum lagi di beberapa tabloid bisnis yang biasanya membahas saham kini malah berubah membahas hubungan pasangan dua orang ini.

Orang-orang menjadi ribut, dan mulai membicarakan mereka. Dari hal yang positif seperti mendoakan pernikahan mereka, tapi ada juga yang menggunjing dan menyudutkan Sheinna. Mereka menganggap Sheinna hanya menyukai Elias karena hartanya saja, dan banyak juga yang membandingkannya dengan Violetta dan wanita-wanita Elias lainnya.

Sedangkan di sisi Elias, orang-orang yang kebanyakan wanita sangat menyayangkan pengumuman pernikahan mereka. Karena Elias termasuk pria yang sangat diinginkan menjadi pasangan hidup beberapa wanita dan pria di Inggris.

Selain itu juga, dampak dari pengumuman pernikahan mereka membuat nilai saham perusahaan menjadi turun, pemegang saham merasa dirugikan dan mereka merasa ditipu, karena harapan mereka kepada Elias cukup tinggi. Mereka mengira kalau Elias akan menjadi menantu anak sulung dari Komisaris Bolshoy.

"Jangan dibaca lagi, beritanya akan tetap seperti itu."

Ini sudah kesekian kalinya Elias memperingati Sheinna untuk berhenti membaca berita.

"Kenapa komentarnya pada nyudutin aku sih? Emang apa kurangnya aku coba? Kaya kamu sempurna aja. Sebel ah!" Sheinna melempar ponselnya ke atas sofa, dia sangat marah.

"Yaudah, mau gimana lagi coba?"

Elias masih mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk, ia harus segera menyelesaikan kekacauan di perusahaannya.

"Ya apa kek, kamu bicara sama Alex kalau aku nggak kaya yang diasumsiin sama mereka!" Sheinna berdiri di hadapan meja Elias, mencoba mengalihkan perhatiannya dari pekerjaan.

"Percuma, kamu yang sabar aja. Nanti juga beritanya redup sendiri."

Elias sama sekali tidak menoleh ke arah Sheinna, dia masih sibuk memperhatikan laptopnya.

"Elias ih!"

"Apa sayaang?" Elias akhirnya mengalihkan perhatiannya dan menatap Sheinna.

"Aku stress tau, pusing!" bentak Sheinna.

"Sini." Elias meminta Sheinna mendekat padanya.

Sheinna kemudian melangkah mendekati Elias, dan Elias menariknya hingga Sheinna duduk di pangkuannya.

"Aku juga pusing, kerjaan aku banyak Na." Elias mengarahkan laptopnya ke Sheinna. "Sabar ya, sebentar lagi semua berita itu bakalan hilang, orang-orang juga bakalan lupa." Elias mengelus manja rambut Sheinna.

Sheinna mendengus, lalu ia menatap calon suaminya itu dan memeluknya. Sheinna merasa bersalah telah mengeluh, padahal dibandingkan dia, Elias lebih banyak menerima tekanan. Sekarang dia tahu kenapa Elias begitu membenci media.

"Aku kerja di bidang ini, tanpa sama sekali memikirkan akibat apa yang aku tulis. Sekarang aku bisa merasakannya, ternyata jadi bahan berita itu nggak enak." Ujar Sheinna, yang kini jauh lebih tenang.

"Selama apa yang kamu tulis itu benar, nggak masalah. Karena pada realitanya, mau kabar itu baik atau buruk, pasti akan selalu ada yang suka dan nggak, setuju dan menolak." Timpal Elias.

Sheinna semakin mengeratkan pelukannya, rasanya begitu nyaman dan menenangkan. Merasa terjaga dan terlindungi, dan tentunya dicintai dengan sepenuh hati.

"Aku lagi mau makan malam di luar." ujar Elias.

Sheinna melepas pelukannya dan menatap Elias. Ini bukan waktu yang pas untuk makan di luar. Semua orang sudah mengenali wajahnya, semua orang mengetahui siapa dirinya sekarang.

I Love You, More! [Completed]Where stories live. Discover now