Bab 20 : End

6.5K 273 50
                                    

Cuaca begitu sangat cerah, udaranya juga cukup segar. Ditambah suara burung yang bersautan membuat suasana bertambah syahdu. Elias sangat menyukai harmoni, pagi ini.

"Sayaaang, kopinya di meja!" teriak Sheinna.

Elias menoleh ke belakang, dan bayangan Sheinna berkelibat menghilang masuk ke dalam kamar.

Elias cukup beruntung karena istrinya adalah makhluk cukup sempurna, terlebih setelah sepakat untuk saling menceritakan keresahan satu sama lain Sheinna jauh lebih pengertian dan lebih penyayang, ia juga melakukan hal yang sama. Malah, setiap hari menjelang tidur, Sheinna selalu siap mendengarkan cerita Elias begitupun sebaliknya. Hubungan mereka semakin hari semakin dekat. Dan yang membuat Elias bahagia adalah, kini Sheinna mulai mengganti posisi Dean dengan dirinya. Yang biasanya apa-apa meminta tolong Dean, kini Sheinna tidak ragu meminta tolong padanya. Perlahan, Dean terlupakan dan Elias diutamakan. Itu yang Elias semogakan.

Padahal, bagi Sheinna mereka berdua memiliki tempat yang berbeda dan porsi kasih sayang serta perhatiannya pun berbeda. Tapi dasar Elias, dia terlalu cemburu kepada Dean.

"Harusnya kamu jangan menyusahkan istrimu. Rasa kopi tetap seperti itu, mau Ed atau Sheinna yang membuatnya."

Elena duduk di meja makan seraya menatap Elias dengan wajah sinis. Elias tidak menjawab, ia kemudian duduk dan menyeruput kopi buatan istri tercintanya.

"Siang nanti aku dan Ayah akan pergi memancing." ujar Elena.

"Oke, tapi jangan lupa bawa obatmu untuk jaga-jaga." timpal Elias.

Elena memutar matanya, ia sudah muak dengan sikap posesif adiknya itu. Tapi mau bagaimana lagi, Elena harus menurut agar hati Elias semakin mencair. Sejujurnya Elena sangat berterimakasih kepada Sheinna, kalau bukan karena dia mungkin Elias tidak akan merubah keputusannya untuk melarang Elena bergaul dengan Ayahnya. Meski begitu, syarat yang dibuat Sheinna dan Elias cukup sulit untuknya.

"Jayden akan datang nanti malam dengan adiknya Sheinna. Aku harap kamu menepati janjimu." Ujar Elias seraya menyuapkan sarapannya.

Elena mengangguk paham, ia akan mencoba menerima kehadiran anak itu meski sulit untuknya.

Saat bertemu pertama kali, Jayden sudah tumbuh besar dan Elena cukup terkejut dan sedikit panik karena wajah Jayden cukup mirip dengan Ayahnya, sehingga bayangan mantan kekasihnya itu kini kembali masuk dalam ingatannya.

"Aku akan melakukan yang terbaik semampuku." Ujar Elena dan Elias mengangguk.

Saat mengetahui bahwa Jayden dengan keberaniannya menemui Elena, Elias cukup terkejut karena sikap Elena yang melunak. Dia tidak lagi mengamuk atau histeris, sebaliknya Jayden menceritakan bahwa Elena malah terdiam dan memperhatikannya saat Jayden memperkenalkan dirinya.

"Jayden anak yang manis, dia juga pintar dan sangat dewasa. Dia tumbuh dengan sangat baik." sergah Sheinna yang kembali berjalan masuk ke ruang makan.

"Kopinya sedikit lebih pahit." seru Elias dan Sheinna langsung memutar matanya.

Ia kemudian duduk di samping Elias dan memakan sarapannya.

Kiss

Elias mengecup bibir Sheinna begitu saja sampai Sheinna terkejut dibuatnya.

"Sekarang jadi lebih manis." ujar Elias sambil tersenyum kepada Sheinna. Sheinna hanya melotot tak percaya dengan tingkah Elias ini.

"Menjijikan!" gerutu Elena yang masih terdengar oleh Sheinna.

Sheinna melanjutkan sarapannya tanpa menghiraukan Elena dan Elias, dia harus segera menyelesaikan sarapannya dan segera pergi ke rumah sakit karena sudah melakukan janji dengan salah satu dokter untuk memeriksakan keadaan rahimnya.

I Love You, More! [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя