3

1.3K 196 22
                                    

Pagi ini seperti biasa Jihyo mulai menyajikan sarapan. Jungkook masih sibuk dengan setelan jas yang harus ia  gunakan dikantor.

Lagi-lagi ia melupakan dasi hitamnya. Bukankah kemarin ia sudah menyiapkannya?.

Jihyo yang melihat jungkook kebingungan memutuskan masuk kedalam kamar jungkook.

"Hey keluarlah! Apa yanh akan kau lakukan didalam?!".

Jihyo menulikan telinganya. Masih fokus mencari disela-sela pakaian dan lemari Jungkook. Jihyo keluar dengan dasi hitam milik Jungkook yang sekarang ia cari.

"Berikan padaku".

Bukannya memberikan. Jihyo justru memasangkan dasi dileher jungkook. Melihat jungkook dari jarak seperti ini pertama kali ia lakukan. Aroma parfum jungkook begitu menenangkan. Jantungnya harus ia jaga baik-baik. Berdegup keras sekali mungkin jungkook mendengarnya.

Awalnya jungkook menolak. Tapi tangan Jihyo dengan lincah bisa menyelesaikan memasang dasi. Jungkook hanya membalasnya dingin tanpa ucapan terima kasih yang mungkin saja jihyo harapkan.

"Ayo sarapan".

Jihyo menunjuk ke arah meja makan. Bahkan ia rela bangun lebih pagi hanya untuk menyiapkan sarapan dan kotak bekal untuk Jungkook.

Jungkook mendengus pelan. Jihyo benar-benar terniat ingin mengenalnya.

"Aku tidak ada waktu untuk sarapan".

Jihyo tersenyum sayu. Lalu mengambilkan kotak bekal yang sudah ia siapkan.

Jungkook berlalu meninggalkan jihyo yang lagi-lagi menikmati sarapan sendirian.

Jihyo melirik kotak bekal yang ia siapkan. Benar. Jungkook melupakan bekalnya. Tidak ada pilihan lain selain menghentikannya sebelum berangkat.

Telat.

Mobil jungkook baru saja melaju dan meninggalkan kompleks pekarangan rumah mereka.

Akhirnya Jihyo memutuskan untuk pergi ke halte bus dan menuju tempat kerja jungkook. Ini kali pertama jihyo berpergian ke kantor jungkook.

Bis yang ia tumpangi sampai ditempat tujuan. Jihyo menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar.

"Ayo. Lelehkan si beruang kutub berhati es batu".

Jihyo melangkahkan kaki dan sampai pada meja resepsionist. Resepsionist cantik,muda dan ramah itu mengarahkan Jihyo agar dapat menemukan ruangan jungkook.

Sampai.

Jihyo mulai mengetuk pintu. Jungkook yang tadinya sudah mulai serius dengan kacamatanya,membaca berkas-berkas. Konsentrasinya mulai terpecahkan.

"Masuklah".

"Terimakasih".

Suara itu. Jungkook mengenalnya. Sontak saja jungkook berbalik dan benar saja Jihyo tersenyum dengan kotak bekal ditangan kanannya. Tatapan dingin langsung ditujukan kepada jihyo.

"Aku tidak membutuhkan itu. Tolong biarkan aku bekerja dengan tenang!".

Jungkook terdiam saat sekretarisnya berdiri dihadapan jihyo. Lea. Perempuan berdarah kanada tersebut seketika membuat suasana menjadi beku.

"Kamu istrinya jungkook ya?".

Tatapan menelisik dari Lea membuat jihyo sedikit risih. Penampilannya memang selalu saja sederhana tidak menyukai sesuatu yang ribet dan membuatnya tidak nyaman.

"Oh iya benar. Kau pasti sekretarisnya ya".

Sudah bisa ditebak. Penampilan Lea jauh lebih baik,bodinya juga lumayan. Pantas saja ia bisa diterima bekerja diperusahaan ini.

OOPSS!-This Is Our Wedding!Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin