6

1.3K 193 23
                                    

Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Dengkuran halus masih terdengar sesekali bersamaan dengan erangan halus Jihyo. Kali ini ia tidak bangun terlalu pagi.

Sementara ditempat lain,jungkook masih mengeringkan rambut. Berganti pakaian dengan kaus oblong putih dan dengan celana pendek berwarna hitam selutut.

Keluar dari kamar,Jungkook dihadapkan dengan pemandangan kosong dimeja makan. Tidak ada makanan,suara berisik dari dapur atau bau masakan yang setiap pagi selalu ia dapat belakangan ini.

"Dia sedang hibernasi atau apa sih. Yang benar saja. Pasti badutku masih tidur".

Jungkook membuka knop pintu kamar Jihyo perlahan. Pemandangan tidur yang agak berantakan. Jihyo yang mendengkur,selimut yang tergeletak di lantai, dan seprai yang agak berantakan.

Jungkook membuka horden jendela kamar jihyo. Membiarkan cahaya pagi menghambur kekamar Jihyo.

Jihyo menggeliat. Membuka matanya perlahan. Begitu menyilaukan. Bukan karna cahaya pagi,tapi seseorang yang sedari tadi menunggu kesadarannya.

"Kkau? Ohh sepertinya aku tidur terlalu lama".

"Bangunlah. Memangnya kau tidak membuat sarapan?".

"Kau tau kenapa aku tidur hingga matahari seterang ini?"

"Kau malas bangun pagi".

"Bukan".

"Aku rasa jika kau melihat isi kulkas,kau sudah tau jawabannya. Tidak ada apapun".

"Yang benar saja,kenapa tidak belanja?"

"Uangku habis".

"Oh maaf,aku selalu lupa memberikan uang belanja yang cukup.

Hmmm

Aku ini bukan suami yang baik ya".

Wajah bantal Jihyo masih datar. Matanya masih menyipit. Menelisik apa yang dikatakan Jungkook padanya. Bahkan Jihyo tidak mempermasalahkan Jungkook memberinya uang makan atau tidak. Dan dulunya Jungkook memang tidak perduli.

"Jangan berekspresi seperti itu. Cepat mandi dan ganti bajumu.

Kita akan berbelanja keperluan rumah"

Jungkook mengelus kepala Jihyo kasar. Mengacak rambut Jihyo yang masih terlihat kusut. Dan pergi dari kamar Jihyo.

"Barusan itu.. benar Jungkook kan?".

Jihyo menepuki pipinya. Belakangan ini Jungkook mulai melunak,sesekali diwaktu bersamaan Jungkook terlihat manis dan dingin. Benar-benar seperti es krim.

***
Setelah sepuluh menit diperjalanan,mereka sampai disalah satu pusat perbelanjaan.

"Sangat ramai. Sepertinya hari ini ada diskon besar-besaran".

Jungkook mulai memasuki arena perbelanjaan. Sementara Jihyo masih berekspresi datar. Jihyo tidak suka keramaian. Pengalaman buruk pernah menghilang disalah satu pusat perbelanjaan saat berusia sembilan tahun membuatnyan enggan berbelanja ditempat besar seperti ini. Merepotkan,saat ia menghilang pasti information center akan mengumumkan dirinya untuk menemukan keluarga Jihyo. Dan itu benar-benar memalukan.

"Kenapa diam disitu? Kau tidak akan berbelanja?".

"Ayo ketempat lain saja. Aku tidak suka keramaian".

"Ayolah wajar saja jika pusat perbelanjaan seperti ini selalu ramai.

Ayo tetap disampingku,jangan lepaskan tanganku dan kau tidak akan menghilang".

Jihyo mengangguk pelan. Perkataan Jungkook barusan membuat jantungnya berdetak duakali lebih cepat. Hari ini Jungkook kenapa sih?

Jungkook terus menggenggam tangan Jihyo erat. Menyusuri keramaian. Memilih bahan yang dibutuhkan serta keperluan rumah lainnya. Jihyo tidak berhenti menatap Jungkook. Sikapnya hari ini lebih hangat dari biasanya.

OOPSS!-This Is Our Wedding!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora