11

1.1K 163 36
                                    

Untuk pertama kalinya setelah menikah Jihyo yang mengambil alih kemudi mobil. Kondisi Jungkook yang mabuk berat membuat Jihyo sedikit kesal. Terlebih,perbuatannya dengan Lea yang begitu menyesakkan dan menginjak harga diri seorang Jihyo.

Jihyo kembali melirik Jungkook yang tengah tertidur pulas. Wajah polosnya sedikit melunakkan hati Jihyo untuk memaafkannya. Sedih memang,baru saja berbaikan dan menemukan kejadian seperti tadi sungguh membuat Jihyo tak habis pikir tentang hidupnya sendiri.

Setelah sampai dirumah Jihyo memutuskan menidurkan Jungkook dikamarnya. Terlalu berat membopong suaminya sendiri ke lantai dua. Jihyo melepas sepatu dan dasi Jungkook. Menggantikan bajunya dan memilih baju tidur yang nyaman untuk dikenakan tidur. Kali ini Jihyo tak risih sama sekali melakukan hal semacam menggantikan pakaian Jungkook. Toh mereka sudah suami istri. Jadi apa salahnya?

Jungkook membuka matanya perlahan. Terbangun tepat tengah malam membuat kepalanya pening bukan main. Efek dari mabuk semalam membuatnya tidak sadarkan diri. jungkook menoleh ke sisi kirinya. Jihyo tengah terlelap damai. Sudah bisa Jungkook tebak. Jihyo tidak mungkin membiarkannya tidur sendirian dan dalam kondisi mabuk.

"Mianhae. Jeongmal mianhae".

Kejadian semalam berputar dikepala Jungkook. Penyesalan semakin membuatnya menyalahkan diri sendiri. Seharusnya dia tidak menghiraukan Lea. Seharusnya Jungkook bersama Jihyo. Memegang tangannya dan menikmati momen mereka malam itu.

Jungkook memeluk Jihyo. Menenggelamkan wajah Jihyo dalam dekapannya. Mengecup pelan kening Jihyo. Jihyo yang masih pulas tak menyadari dan tidak mengetahui.

*
Mentari menelisik masuk ke celah jendela kamar Jihyo. Jihyo mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan. Mendapati Jungkook tengah terlelap,Jihyo hendak bangun dan membuatkan lemon tea untuk menghilangkan pusing karena mabuk semalam.

"Diamlah sebentar. Ini masih terlalu pagi".

Jihyo menurut. Ia kembali menggeliat kecil didekapan Jungkook. Beberapa saat kemudian Jihyo kembali bangun dan menuju dapur. Jungkook menahannya,tapi Jihyo tak menghiraukan.

Setelah membersihkan diri,Jungkook duduk di meja makan. Melihat Jihyo yang tengah mondar mandir menyiapkan sarapan. Tidak seperti biasanya. Jihyo lebih pendiam hari ini. Menyadari itu,Jungkook menyapa lebih dulu.

"Biar aku saja yang membuat teh nya". Jungkook mengambil alih termos dan menuangkan air hangat ke dalam gelas.

"Kau marah ya?". Dengan nada polos Jungkook bertanya pada Jihyo. Sementara Jihyo hanya menggelengkan kepala dan tersenyum.

"Lalu kenapa mendadak pendiam begini?

Apa mulutmu terkena sariawan?".

Jihyo lagi-lagi menggeleng. Jungkook memang tidak pekaan. Jihyo masih kesal dengan kejadian semalam.

Jihyo duduk dan mulai memakan roti selai yang sudah disiapkan. Ia irit bicara,karna hal ini jungkook semakin dibuat tidak nyaman.

"Maafkan aku soal semalam. Aku benar-benar hilang sadar".

"Emm lupakan saja".

"Aku tau kau marah-"

"Tenang saja. Aku hanya marah pada diriku sendiri."

"Kenapa begitu?"

"Seharusnya aku tidak membiarkanmu sendirian. Kau tau? Presdir Kang malah membantuku membawamu masuk mobil.

Awh kau sangat berat".

"Benarkah? memalukan. Aku sungguh minta maaf"

"Kau bertingkah seperti itu pada rekan kerjamu. Astaga,untung saja presdir Kang orang yang pengertian."

OOPSS!-This Is Our Wedding!Where stories live. Discover now