14

1.2K 149 16
                                    

Jihyo menyunggingkan senyum manisnya saat Jungkook tiba di rumah lamanya. Entah tidak tau kenapa. Rasa kangen begitu terasa hari ini. Jungkook dan Jihyo saling memeluk tepat di depan pintu rumah keluarga Park.

"Astaga kalian seperti sudah berpisah lima tahun saja". Nyonya park tertawa kecil. Tidak terasa putri sulungnya kini sudah tumbuh begitu dewasa.

"Duduklah. Sebentar lagi makan malamnya siap". Lia mempersilahkan sambil bolak balik menyiapkan menu makan malam.

"Jungkook,kau terlihat sangat lelah. Kau bekerja keras ya". Ujar nyonya Park yang tengah memperhatikan Jungkook mengelap peluhnya.

"Iya eomma. Menantumu terus saja bekerja keras. Mentang-mentang dia seorang pewaris tunggal. Ia merasa tengah membawa mount everest di pundaknya". Jihyo mengelus pelan pundak suaminya itu. Dan Jungkook hanya tertawa.

"Badutku,aku bekerja untuk keluarga kita nantinya. Aku ingin masa depan kita seribu kali lebih cerah dibanding sekarang".

"Eomma!,lihatlah bahkan dia terus memanggilku badut". Jihyo mengerucutkan bibirnya. Mengadu pada sang mama.

"Ya,apa kau seorang anak kecil. Mengadu dengan ekspresi seperti itu?
Astaga. Kau benar-benar ya".

Jungkook mengacak asal rambut istrinya itu. Jihyo nampak sangat lucu jika berdecak sebal seperti ini.

"Jungkook,apa kau tidak bosan bekerja terus?". Tanya Jihyo sembari menyuap nasi dan gogi panggang kesukaanya itu.

"Aku suka bekerja". Jawab Jungkook singkat.

"Menantuku apa kau tidak ingin liburan?". Tanya Nyonya park.

"Aku tidak bi--"

"Oh ayolah Jungkook,aku sangat ingin". Rengek Jihyo sembari menarik baju kantor Jungkook yang belum diganti itu.

"Unnie, jangan merengek. Kau selalu saja menang jika merengek dengan cara seperti itu".
Lia menggelengkan kepalanya pelan,tidak percaya kakak perempuannnya masih saja sering merengek seperti itu bahkan setelah menikah. Dulu mama Jihyo selalu menuruti permintaan Jihyo dibanding Lia,jika tidak. Jihyo akan merengek semalaman. Tidak perduli usia mereka yang terpaut cukup jauh.

"Iya baiklah. Setidaknya berikan aku waktu seminggu untuk lembur ya. Kau tau sendiri kita sudah menandatangani kontrak dengan Daniel. Jika tiba-tiba mengambil cuti itu akan tidak sopan."
Jungkook mencoba memberi pengertian pada Jihyo yang kini tengah memasang wajah memelas. Jungkook tidak tahan,bagaimana bisa Jihyo masih terlihat imut di usianya yang sudah duapuluh tiga tahun. Mata besarnya yang membulat menyiratkan penuh harap.

"Emm baiklah. Aku ingin ke maldive. Boleh ya?". Lagi lagi ekspresi memelas  Jihyo terlihat.

"Iya. Terserah kau sajalah.

Untung aja sayang
-batin Jungkook

"Baiklah. Aku sangat tidak sabar. Aku akan memberitau ibu mertua". Jihyo berjalan ke kamar dan mengambil ponsel sambil bersenandung ceria dan tidak jelas. Benar-benar seperti ABG!.

***

Setelah selesai makan malam. Jungkook pun menghampiri Jihyo yang tengah duduk memainkan ponsel. Terlihat sangat serius.

"Sedang apa?"
Tanya Jungkook dan mulai duduk disebelah Jihyo.

"Mencari penginapan terbaik".

"Kenapa tidak reserve  yang biasa saja?". Tanya Jungkook heran.

"Yak! Kau bekerja sangat keras,tentu saja harus dapat yang terbaik". Jihyo mencubit pinggang Jungkook gemas.

"Awh sakit!". Jungkook meringis pelan. Bukannya diperlakukan halus karena lelah dan penat sehabis bekerja justru cubitan tangan Jihyo yang terasa seperti dicapit kepiting Jumbo yang terasa perih.

OOPSS!-This Is Our Wedding!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang