9

1.4K 190 29
                                    

Suasana seketika hening. Deru nafas dua orang yang tengah berselisih itu masih naik turun. Jungkook memberikan tatapan mendalam pada Jihyo sebelum mengunci kamarnya rapat-rapat.

Sementara Jihyo yang tidak sadar atau mungkin tidak pernah menganggap marganya telah berganti menjadi jeon. Kesalahannya hari ini semakin memperkeruh suasana.

Jihyo hanya mengusap rambutnya kasar. Menatap layar ponsel yang menunjukkan pukul sebelas malam. Jihyo terlalu pusing,semuanya begitu menyulitkan.

Apakah ia harus bahagia dengan yang Jungkook katakan barusan?

Atau justru meragukan perkataan suaminnya. Jihyo tidak tau harus melakukan apa selain menangis untuk saat ini. Rasanya sekali saja ia ingin membalas Jungkook ia justru mendapat balasan sepuluh kali lebih menyakitkan. Jihyo akui,perkataan Jungkook sangat mengejutkan. Bukankah harusnya Jihyo senang,karena perjuangannya akhir-akhir ini membuahkan hasil.

***

Seperti pagi biasanya. Jihyo memasak sarapan dan Jungkook memakannya. Tapi kali ini tidak ada satupun dari mereka yang mau angkat bicara. Ego keduanya terlalu tinggi.

"Soal kemarin,aku benar-benar minta maaf aku-"

"Lupakan. Oh lain kali kau boleh tidak memberitauku lokasimu. Lakukanlah sesukamu".

Jungkook melenggang pergi. Jihyo terdiam,perasaan bersalah semakin menggerangi pikirannya. Jihyo membereskan sisa sarapan. Sebelum akhirnya ia berbalik dan mendapati Jungkook dibelakangnya. Kenapa kembali lagi?

"Kau melupakan sesuatu?". Jungkook hanya terdiam dengan wajah sendunya. Pagi ini Jungkook agak berantakan.

Jihyo kembali merasakan jantungnya berdegup lebih cepat setelah Jungkook mendekat beberapa langkah dan memeluknya lembut. Menyandarkan wajahnya lembut di bahu Jihyo. Nafas Jungkook terasa begitu hangat,membuat Jihyo merasakan ketenangan. Jihyo hanya terdiam,kenapa Jungkook selalu tiba-tiba seperti ini.

"Kkau-"

"Diamlah sebentar. Aku ingin kita seperti ini sebentar,tidak lama.

Soal yang tadi malam,

Aku serius".

Jungkook melepas pelukannya dan pergi. Jihyo lagi-lagi tidak bisa menahannya. Bahkan Jungkook tidak memberinya kesempatan untuk meminta maaf dengan baik.

"Aku juga serius".

Jihyo menatap mobil Jungkook yang perlahan menghilang dari pandangan. Sampai saat ini Jihyo tidak mengerti prilaku Jungkook yang sering berubah.

Jihyo semakin tidak bisa mengenali perasaanya sendiri. Apakah perasaanya pada Jungkook sebatas menyukai atau mencintai? Jihyo bergumam kecil dan kembali menarik selimut dan tertidur. Semalam Jihyo tidak tidur dengan baik,setelah apa yang Jungkook katakan.

*

"Kau terlihat agak berantakan. Apa kau punya masalah?". Pria dengan rambut kecoklatan itu kembali mencecap kopinya. Sambil melirik Jungkook yang terlihat agak gusar.

"Entahlah. Aku..".

"Ah tunggu. Kau pasti sedang jatuh cinta kan?

Tapi siapa?

Bukankah kau sudah punya istri?".

Jimin benar-benar memperhatikan sahabatnya,Jungkook menatap Jimin malas dan menghembuskan nafas kasar.

"Aku.. bingung".

"Kenapa. Apa hutangmu menumpuk?".

"Aku tidak pernah berhutang pada siapapun".

OOPSS!-This Is Our Wedding!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang