dua

4.1K 185 8
                                    

Dua jam sudah Naura menangis meratapi nasibnya, dia akan dijodohkan. Dengan laki laki yang sama sekali tidak dia kenal, bagaimana kalo ternyata laki laki itu psikopat yang kejam. Nanti Naura di bunuh pas udah menikah, dia semain menangis membayangkannya.

Matanya sudah sembab sekali karena terus menangis, selama itu juga Bio terus membujuk agar Naura membuka pintu kamarnya. Dan mau membicarakan soal ini, namun gadis ini enggan mendengar.

Dia memutar musik dengan kencang sekali, tapi lebih kencang tangisnya. Agar orang luar tau Naura sedih, dia nangis. Pokoknya sakit banget deh, ini soal perasaan.

Naura melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dia berjalan menuju kamar mandi, mencuci muka lalu memakai skincare. Dan naik ke atas ranjangnya, tidur dengan musik yang setia di putar hingga pagi datang.

°°°
Di sekolah Naura banyak diam tidak seperti biasanya, mengundang banyak tanya dari siswa lain. Naura terkenal dengan cerianya dan kehebohan yang paripurna sekali dia diam semua langsung introspeksi diri.

Apakah mereka ada salah sampai Naura diam seperti ini?

Ila melambaikan tangannya namun tak di respon, di jadi heran. Segera duduk di sebelah Naura yang kebetulan bangkunya. "Nau kenapa?" Paniknya.

Fanny ikut panik melihat Naura diam. "Kenapa dia la?" Tanya Fanny pada Ila.

Dua orang itu sahabat Naura dari kecil banget, sampe sebesar ini. Orang yang sering ngajak kabur malem malem dan bolos pelajaran, tapi Naura sayang banget sama ini orang walaupun banyak ngajak sesatnya.

Ila menggoyangkan tubuh Naura "Woy" Teriaknya.

Naura berdecak "Gue mau di jodohin"  Lemas Naura.

APA?!!

DI JODOHIN SAMA SIAPA NAURA

Pekik tertahan keduanya, langsung saja memasang wajah serius. Untuk menangkan Ila menyedikan bahu untuk senderan Naura.

"Sabar ya gue tau ini berat buat lo, kasian banget udah jomblo sekarang di jodohin" Fanny maksudnya apa ya ini?

Ila menajamkan tatapannya menginsyaratkan untuk Fanny diam saja.

"Terus lo mau?" Pertanyaan yang tidak harus di tanyakan wahai Ila.

Naura kembali duduk dengan tegap "Gak mau lah, gila aja lo lagian ini udah dua ribu dua satu. Masa masih ada jodoh jodohan gak banget"

"Sekarang masalahnya bukan ini doang. Gue bilang ke bokap, kalo gue ada gebetan istilahnya yang mau ngajak serius. Dan dia minta di bawa kerumah buat nemuin bokap" Frustasi Naura menceritakannya, dia memijat pelipisnya yang terasa sangat nyeri.

Ila dan Fanny mencoba mencari dia yang Naura maksud. Siapa coba? Naura kan gak deket sama siapapun, terus yang di bawa ke rumah nanti siapa? Masa Jaehyun kan gak mungkin.

"Dia siapa naura?" Polos Fanny.

Naura menggelengkan kepalanya "Makannya itu, gue bingung. Bokap ngasih waktu tiga hari, artinya gue harus nemuin orang yang bisa di ajak kerja sama!"

Ila menatap semua anak laki laki di kelas ini, tidak ada yang bisa sepertinya. "Terus lo mau bawa siapa?"

"Gak tau gue juga please yaa!" Tandas Naura.

Fanny ikutan pusing "Terima atau engga ya?" Tanya nya bimbang.

Naura dan Ila saling melemparkan tatapan, "Terima apaa lo?" Sewot Ila.

"Ya itu perjodohan Naura sama cowo itu" Nada bicaranya terdengar seperti orang banyak masalah.

Naura memutar bola matanya malas. "Kan gue yang di jodohin!" Kesal Naura, Ila mengangguk setuju.

"Tapi gue temen lo!" Nyolot Fanny.

Ila menjitak pelan jidat Fanny "Urusannya apa?"

"Ya kasian temen gue, dia mau di nikahin sama orang asing gak di kenal. Emang lo gak kasian apa?" Jelas Fanny, Syukurlah kali ini pusingnya dia tepat.

Naura memeluk haru Fanny di ikuti oleh Ila walaupun Malas.

"Btw Nau, gimana kalo sebenarnya lo di jodohin. sama orang yang lo kenal?" Ila jadi kefikiran karna ucapan Fanny tadi.

Naura diam sejenak dia kembali mengingat ucapan ayahnya, Azmi. Segera dia melirik ke laki laki yang duduk di pojok sana, yang sedang bercanda ria dengan temannya. Saat bersitatap segera di putuskan sepihak oleh Naura.

Naura menggeleng sambil memejamkan matanya, Ila dan Fanny curiga jadinya. "Iya nau sama yang lo kenal?" Kepo Fanny.

"Bukan, gue juga tak tau wujudnya gimana. Bahkan n-nama aja gak tau!" Bohong Naura.

Ila menggebrak meja membuat keduanya kaget. "Kaget!" Marah Fanny.

"Maaf" Balas Ila tak kalah marah. Secara Paksa ia putar badan Naura "Lo jangan mau kalo gitu, bayangin ternyata lo di jodohin sama om om kumisan. Terus buncit botak!"

"Ih serem" Imbuh Fanny.

Naura mengangguk setuju, syukur sekali temannya menolak keras adanya perjodohan antar gadis imut ini.

°°°

Ponsel Naura berdering mendapati panggilan masuk dari Sarah. Sudah lebih dari tiga kali namun sengaja tak ia angkat, Naura asik menikmati flim yang di putar pada laptop Fanny. Di jam kosong seperti ini memang sangat asik jika menonton bersama dengan teman satu kelas.

Naura menepuk punggung Irzan agar di geser, dia tidak dapat melihat baik layarnya. Irzan menggeser sedikit, tapi posisi ini jadi mempersulitnya.

Anak kelas biasa menonton di bagian belakang kelas, tersedia karpet bulu dan beberapa bantal. Juga meja laptop.

"Nonton apa zan?" Tanya Azmi yang ikut bergabung, dia duduk di sebelah Irzan. Tepat di depan Naura.

Dia jadi salah tingkah sendiri soal nama yang di sebutkan ayahnya, Naura takut.

Irzan menggedikan bahunya "Tanya Nau, gak tau gue flim Korea ini"

Azmi mengalihkan pandangan pada Naura, lalu kembali menatap ke kedepan. "Flim apa Nau?"

"The closet" Singkatnya.

"Suka horor?" Kepo Azmi.

Naura bangun lalu kembali ke tempat.  Mengabaikan pertanyaan Azmi, dia tempat dia memperhatikan Azmi yang terlihat asik dengan temannya.

"Naura jaga fikiran lo!" Ingatnya pada diri sendiri.

****
Naura Inget yaa Azmi itu tak satu doang, HAHAA

🌟💬 follow juga akunnya biar update.

makasih udah baca.

ig : ___bbluwbbry___

EnziWhere stories live. Discover now