tujuh

2.6K 134 0
                                    

Telapak tangan Azmi banjiri keringat, perasaanya tak karuan. Sebentar lagi acara ijab kabul akan dimulai setelah mendengarkan khutbah nikah, di rumah Eja kaka Naura tepatnya acara pernikahan di laksanakan.

Azmi menunduk kepalanya setelah Khutbah selesai, pak penghulu tersenyum lalu menanyakan Azmi apakah sudah bersedia. Setelah Azmi yakin dan mantap dia mengangguk lalu menatap Bio, tangannya di jabat dengan gagah oleh Bio.

"Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan puteriku. Belvania Naura Shireen dengan mahar hafalan surat Ar-Rahman dan mas kawin uang sebesar dua juta rupiah dibayar T U N A I" Bio bernafas dengan lega.

Azmi menarik nafas panjang "Saya terima nikah dan kawinnya Belvania Naura Shireen binti Bio Sucipto, dengan maharnya tersebut di bayar
T U N A I" Azmi tersenyum lega saat sudah melafalkannya, dia mengucapkan alhamdulilah sebagai rasa syukur.

Penghulu tersenyum melihat Azmi, "Para saksi sah?"

Dengan semangat yang luar biasa semua bilang "SAH!" Penghulu menadahkan tangan berdoa.

Lalu keluar Naura dari lantai atas mengenakan gaun putih dengan hijab yang senada, dia dibantu duduk sebelah Azmi. Setelah penghulu menyelesaikan doanya, Azmi memasangkan cincin nikah pada jari manis Naura. Tangannya terlihat gemetaran saat kulitnya bersentuhan langsung dengan Naura.

'Cium tangan!" Bisik Bunda pelan yang duduk di belakangnya.

Naura memutar bola matanya malas, tanpa ragu langsung dia meraih tangan Azmi. Dan di cium punggung tangannya, setelahnya Azmi mencium kening Naura.

Merasakan itu Naura seketika hanyut dalam perasaan, mungkin iya, dia belum jatuh cinta, dan saat ini dia tak memiliki perasaan apapun pada lelaki yang sekarang berstatus suaminya. Namun ini sungguh membuatnya merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Azmi tersenyum pada Naura, lalu mengambil mic yang tergeletak. Segera ia lafalkan surat Ar-Rahman sebagai mahar untuk Naura, gadis kecilnya sekarang.

Lelaki yang duduk di sampingnya, mengenakan baju pengantin pria berwarna putih. Dengan peci senada, wajahnya nampak lebih tampan dari hari biasanya. Lantunan ayat suci yang indah terdengar merdu sekali di telinga Naura maupun para tamu. Dia sampai menitikan air mata haru, tak menyangka bisa di mahar surat kesukaannya.

Suara Azmi mampu menghipnotis siapapun, Semuanya terpaku diam tak ada yang berbicara. Naura tersenyum senang, dia suka sekali mendengar Azmi, tak hanya baik dan indah dari luar dalamnya pun insyaallah sama baik dan indahnya.

Naura kamu sadar gak, kamu beruntung banget?

Bio tersenyum senang melihat ini, dia tak menyangka hari ini putri kecilnya. Anak bungsunya, sudah resmi menjadi istri dari laki laki hebat. Tugasnya mendidik dan menjaga Naura sudah selesai, sekarang giliran Azmi yang akan menuntun Naura ke jalan yang lebih baik lagi.

Gea dan Sarah saling berpelukan haru. Naura resmi jadi istri, tak pernah menyangka seceptan ini. Eja yang duduk di pojok sana juga menangis sambil memeluk Arga anaknya, adik bontot kesayangan sudah menjadi seorang istri sekarang.

"Sayang Naura" Rengeknya pada Karin.

Karin mengangguk, tangannya menepuk pundak Eja. "Berat ya ngelepasin Nau buat nikah?" Eja mengangguk "Cepet banget tu bocil"

"Udah gak papa, sini peluk" Karin merentangkan tangannya, datang lah Eja dan Arga ke dalam pelukannya.

°°°
Naura dan Azmi tersenyum pada kamera, sama sama memegang buku nikah. Ini perintah nyonya Gea padahal sudah Naura tolak dengan berbagai alasan. Namun tetap saja, di paksa katanya kenang kenangan.

EnziOù les histoires vivent. Découvrez maintenant