duapuluh

2.2K 114 20
                                    

Azmi menghela nafas panjang kala melihat tumpukan kertas berserakan. Dengan telaten ia ambil satu persatu dan menyusunnya, pandangannya teralihkan. Bibirnya mengulas senyum melihat naura tertidur di atas sajadahnya.

Tubuh naura di gendong ala bridal style, di pindahkan ke atas kasur. Azmi mengusap pelan kening naura, "cape banget kayaknya" Monolognya seraya terus mengusap kening naura.

Azmi berjalan melangkah keluar dari kamar naura, ia menutup pintu dengan sangat hati-hati takut ganggu naura.

ia berjalan ke arah pantry dan mengambil segelas air putih, setelah menyapa tenggorokannya yang kering azmi berlalu masuk ke dalam kamarnya. Ia duduk di kursi dekat jendela dengan pandangan mata menatap ke luar, tangannya memencet tombol kamera dan memotret pemandangan di depannya.

dia terkekeh kala melihat wallpaper handphonenya, yang berlatar foto naura yang sedang cemberut. Foto itu diambil saat mereka berdua sedang memfoto copy untuk tugas sekolah, terlihat naura yang sudah jengah menunggu. Selain itu, banyak sekali foto naura lainnya.

Ponsel azmi hampir semua isinya foto naura, setiap hari tak ada hentinya ia terus memotret naura. Mulai dari naura yang sedang masak, cuci piring, gosok gigi, cuci muka, dan aktivitas di luar rumah, sekalipun di sekolah setiap geriknya di abadikan dalam potretan.

"Gemes banget masyaallah istri aku" Pujinya seraya memasukan ponsel ke saku, ia bangun hendak pindah ke tempat tidur. Namun bayangan hitam di depan pintu membuatnya tergejolak, azmi menyalakan lampu kamarnya.

"Astagfirullahhaladzim" Azmi menarik nafas panjang. "Kenapa?" Tanya nya pada naura yang mematung.

"Gak bisa tidur, aku numpang disini ya?" Dengan gerakan cepat naura sudah ada di atas kasur azmi.

keliatannya tadi udah pules nau, kok?

Azmi mengangguk lalu ikut membaringkan tubuhnya di samping naura.

"Kenapa?" Tanya nya kembali membuka mata, saat merasa di perhatikan.

Naura menggeleng dengan cepat, ia ambil posisi miring kiri membelakangi suaminya.

Azmi menarik lembut tubuh naura, "Gak boleh membelakangi suami tidurnya"

"Terus gimana?"

"Gini" Azmi miring ke kanan, dan mereka saling tatap-tatapan sekarang.

Naura menutup matanya sambil menggeleng pelan, azmi di buat terkekeh melihat tingkahnya. Keduanya sama-sama tertawa lepas, "Apa sih?" tanya azmi di sertai kekehan.

Naura tarik nafas panjang, "Kalo tidurnya gini, yang ada aku kehabisan nafas."

"Ya makannya jangan di tahan nafasnya" Gemas azmi mencubit pelan pipi naura.

"Kan aku salting ceritanya!" Gemasnya.

"Tidur besok sekolah" Azmi menarik naura ke dalam pelukannya.

°°°

Naura menggerakan jarum pentulnya masuk ke dalam hijab, dan memutarnya lalu melepaskan saat sudah terpasang rapih. Naura berjalan ke arah meja riasnya di menyemprotkan parfume, tidak terlalu banyak.

Dia merapihkan ujung kerudungnya yang sedari tadi tidak betul-betul, ia mengehala nafas berat. "Mahal doang tapi susah di atur" Gerutunya pada bahan kerudung yang cenderun lembek.

Azmi diam di ambang pintu memperhatikan istrinya yang mondar mandi, sudah lebih dari lima belas menit. Padahal naura bilang, lima belas menit gak lama kok.

Azmi hanya bisa tersenyum pasrah, jika di tegur nanti naura badmood.

Naura menyambar jam tangannya lalu berjalan keluar dan mengandeng lengan azmi.

"Ayo!" Ajaknya.

Azmi tersenyum melihat naura, selalu cantik. "Cantik" Pujinya.

Naura mengangguk sambil wink mata kirinya, "Emang cantik"

"Istri aku cantik banget" bisik lembut azmi.

Naura meroling matanya malas sebagai pertanda dia bosan mendengar kata-kata itu, tapi ini bercanda doang.

Azmi membukakan pintu mobil, lalu membungkuk seperti pengawal saat mempersilahkan ratunya. Dengan iseng, naura mengecup rambut azmi.

"Eh genit" Kekeh azmi dengan perasaan sangat gembira, Naura hanya tersenyum sambil meroling mata malas.

Azmi melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, selama perjalanan tak ada keheningan di antara keduanya. Naura yang terus berceloteh dan azmi yang menanggapi dengan tawa dan senyumannya.

"Eh!" Pekik naura membuat azmi menoleh, "empat hari lagi kak sarah nikah. Terus satu mingguan lagi, bulan ramadhan" Jelasnya.

"Artinya kita cepat-cepat ujian akhir ya?" Azmi melirik naura sepintas, lalu fokus ke depan. "Hari ini terkahir belajar berarti"

"Gak kerasa, tiba-tiba lulus aja." Naura merasa haru, dia sedih harus segera berpisah dengan teman sekolahnya.

"kamu udah tau mau lanjut ke univ mana?" Tanya azmi.

"Kayaknya pilih yang di bandung aja, semoga bisa ya nembus ptn widyatama" Naura tersenyum kecil

"Aamiin! Pasti bisa" Azmi menarik sebelah tangan naura ke dalam genggamannya. 

°°°
Naura memindahkan sayuran dalam piringnya ke mangkuk seblak milik fanny, ia tak hentinya tersenyum tanpa dosa.

"Gak suka sayur" Cicitnya membuat fanny ingin menerkam wanita di hadapannya.

Fanny menyuapkan potongan sawi ke dalam mulutnya, "Oh iya, gue mau tanya serius. Lo beneran nikah sama azmi?"

Naura menghentikan aktifitas mengunyahnya ia melirik sekitar. "Kata siapa?" Balik bertanya.

Fanny menunjuk ila yang berjalan ke arah mereka berdua menggunakan dagunya.

Naura diam, dia tak menjawab apapun sampai ila duduk.

"La, bener kan dia nikah sama azmi?" Fanny semakin memojokan.

"Gini nau, sebenernya gue udah naruh curiga dari hari pertama lo nikah. Kalian sering gue geep lagi saling pamitan, turun dari mobil yang sama, pergi ketempat yang sama. Buat sebuah kebetulan itu gak mungkin banget"

Ila menyenggol lengan naura pelan, "jujur aja, gue gak bakalan nyebarin ke siapaun. Iya kan ny?"

Fanny mengangguk seraya merempetkan posisi duduknya, "Janji deh!" Kelilingnya di tautkan dengan milik naura.

Naura tersenyum lega lalu mengelus pelan pundak tangan ila dan fanny secara bergantian. Ketiganya tertawa kompak, saling bertatapan satu sama lain.

"Gue seneng kalo lo sama orang yang tepat, ikut bahagia." Ila memeluk erat tubuh naura, diikuti oleh fanny yang kini bergabung "Sekarang gue sama ila lega, karena tau siapa suami lo."

Sejujurnya kedua orang ini selalu khawatir akan naura, apalagi pas mereka tau naura pisah rumah dengan orang tuanya. Dan memutuskan ikut bersama sang suami, fikiran mereka takut naura di kdrt atau hal buruk lainnya.

Azmi orang baik, mereka tau itu. Naura berada bersama orang yang tepat.

"Nau, tetep pertahanin hijab lo! Gak usah dengerin apa kata yang lain, kita dukung lo! Dan jangan takut buat jadi lebih baik" Ucap ila sebelum melepaskan pelukannya.

"Makasih sayang-sayangnya aku" Kekeh naura dengan sedikit geli.

****

segini dulu ga siee? oke yaa, singkat dulu, konflik yang gede-gedean seru nih kayanya hahaha. btw ada lama up-nya sorry oke? soalnya lagi sibuk banget ni akuuu

spam comment dong  NAE CANTIK AYOO UP!

biar semangat gituu xixixix.

anw jangan lupa 🌟💬 follow juga akunnya biar update.

leggo berteman di ig
ig: ___bbluwbbry___

EnziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang