enam

2.8K 141 0
                                    

Naura menatap kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang tv, sedari tadi raut bahagia sangat tampak jelas mengingat tiga hari lagi Naura akan menikah. Sebenarnya Naura tidak pernah mau menerima perjodohan ini, rasanya ingin sekali mengamuk. Tapi mengingat dia sendiri yang bilang bersedia, jadi apa boleh buat? Di tambah melihat orang tuanya sebahagia ini. Naura jadi tidak tega jika harus menolak.

Naura tersenyum, lalu bangun dari duduknya. Dia berjalan ke arah kulkas dan mengambil beberapa camilan, melanjutkan drama yang sedang dia tonton.

"Terserah lo Choi Myung Hee, Cape mental gue liat loo!" Kesalnya melihat adegan yang benar benar membuat jantung tidak aman

Song joongki wife <3

Syahila
Woy Naura kampret, keluar sini loo!

Fanny
Iyaa njir cepet gue di luar niii

Syahila
cepetan woyyyyy

Fanny
Busettt lama banget gue sate lo lama lama

Syahila
Belvania!!!!

Syahila
GUE KICK DARI SINI LOO!!

23 Panggilan tak terjawab

Naura mematikan laptopnya, membereskan sampah sampah bekas makan. Lalu pergi  membukakan pintu untuk dua sahabatnya.

"Gofood lagii ya?!" Tanya Gea penuh curiga.

Naura mencebikan bibirnya kesal, bundanya selalu saja curiga setiap kali Naura berjalan ke luar. "Fitnah tuh" Jawabnya seraya menjauh.

"Kan bunda nanya, iya kan yah?" Gea melirik ke Bio yang sedang fokus menonton.

Bio mengangguk saja biar cepat.

"Assalamualaikum" Ucap Fanny dan Ila, lalu menyalami dengan sopan kedua orang tua Naura.

"Waalaikumsalam" Gea bangun, diikuti oleh Bio.

Gea celangak celinguk mencari Naura yang tak kunjung muncul, Feeling-nya tak akan salah. Tunggu saja!

Ila mengikuti pandangan Gea, "Nyari apa tan?" Kembali ila menatap Gea.

Gea mengalihkan pandangannya "Naura?"

"Tadi katanya kita suruh duluan, gak tau nunggu apaan" Jelas Fanny di angguki oleh Ila.

Melihat Bio bangun ketiganya mengerutkan kening, sang empu tersenyum lalu menunjuk tempat kerja.

"Yaudah kalian ke atas aja" Suruh Gea, dia segera membuatkan coffe dan camilan untuk menemani suaminya bekerja.

Fanny dan Ila sudah sama seperti anak Gea dan juga Bio. Jika main ke sini kadang tak harus di suruh langsung masuk ke kamarnya Naura langsung, sudah biasa dan tidak di permasalahkan. Namun mereka tidak akan masuk ke dalam rumah sebelum tuannya mengizinkan atau membuka pintu.

Ila duduk di depan meja rias Naura, melihat beberapa foto polaroid ketiganya yang di tempel pada Kaca. Sedangkan Fanny dia sibuk merebahkan tubuhnya dia tas kasur, matanya menatap ke langit langit yaht di tempel bintang kecil kecil.

Kamar yang bernuansa putih ini semakin ke sini mirip sekali dengan kamar anak tk.

"Ceria banget ya barang disini warna nya" Ucap Fanny, ila melihat pantulan temannya di kaca.

Memang barang barang disini kebanyakan berwarna yang cerah. Pink, biru, kuning, hijau muda, paling banyak putih.

Ceklek

"Eh lagi ada tamu" Cengir Sarah malu, "Naura mana?"

"Lagi di bawah kak" Jawab Fanny di angguki oleh Sarah.

"Gak kuliah kak?" Tanya Ila.

Sarah menggeleng "Lagi libur, yaudah makasih"

Saat sarah hendak menutup pintu munculah Naura dengan plastik di tangannya, Sarah mengurungkan niatnya. Dia masuk ke kamar Naura lalu duduk bergabung dengan Fanny yang baru saja turun dari kasur.

Naura menatap tak suka kakanya, dia menjauhkan plastik isi makanan dari jangkauan Sarah. "Apaan Lo?" Sentaknya.

"Gak ada jatah!" Tegas Naura.

"Pelit bangett" Sarah tetap memaksa walaupun akhirnya tidak di kasih.

Ila Fanny hanya menyimak pertikaian antara kaka dan adik ini, keduanya sibuk makan.

°°°

Azmi duduk di teras rumahnya di temani segelas susu hangat, matanya menatap bintang yang indah malam ini. Mereka bersinar dengan sangat terang menghiasi langit gelap yang terlihat menakutkan jika tidak ada bintang kecil itu.

Sudut bibirnya terangkat, dia senang dan akan selalu suka melihat bintang.

Pandangannya teralih saat mendengarkan deru mesin motor, melihat Irzan yang tersenyum kepadanya lalu berlari menghampiri.

"Mi katanya lo mau nikah?" Baru datang Irzan langsung menanyakan hal ini.

Sejujurnya Azmi tidak bercerita soal perjodohannya pada siapapun, yang mengetahui ini hanya kedua orang tua dan adik perempuannya.

"Kata siapa?" Tanya balik Azmi yang bersikap santai.

Irzan menepuk pundak Azmi, "Kata gue barusan" Gelak tawa yang terdengar sangat nyaring.

"Mau ngapain ke sini?" Azmi sudah curiga jika Irzan datang malam malam.

Irzan menampakan senyuman yang terlihat Aneh, tangan melingkar pada Azmi langsung Azmi tepis detik itu juga.

Irza mengerucutkan bibirnya "Yaelah gitu amat" Sedihnya.

"Gak lucu" Singkat Azmi "Cepet mau apa?" Geram Azmi karna lelaki di sampingnya tak kunjung mengucapkan yang dia inginkan.

"Gue nginep disini buat tiga hari kedepan yaa, soalnya bokap gue lagi buron. Males ke seret masalah dia, boleh kan?" Irzan menahan senyumnya.

Mendengar yang Irzan katakan dia jadi bingung, jika Irzan disini nanti saat hari pernikahan bagaimana? Sebenarnya bukan masalah yang besar juga jika Irzan tau.

Melihat tatapan kosong Irzan, yang berbeda sekali dengan beberapa waktu yang lalu. Azmi jadi tidak tega jika akan menolak, dia mengangguk membuat Irzan mengembangkan senyumnya lalu memeluk erat Azmi.

"Makasih banget, lo selalu nolongin gue. Gue janji, ini gak akan nyeret yang dan keluarga lo apalagi sampe ngebahayain" Irzan menjamin ucapannya.

"Masuk" Ajak Azmi, dia menyuruh Irzan duluan. Sedangkan dirinya melihat situasi apakah ada yang menguntit sahabatnya.

Jika sudah merasa aman Azmi menyusul masuk.

****

Ngebosenin ga sih?

Gak tau pusing banget.

🌟💬, follow juga akunnya biar update.

ig : ___bbluwbbry___

EnziOnde histórias criam vida. Descubra agora