delapan

2.6K 148 0
                                    

Azmi memandangi naura yang sedang mengemasi barang barangnya, banyak sekali. Lebih banyak dari baju yang ia bawa, semuanya berupa lampu awan awan kecil dengan berbagai warna, juga beberapa boneka unicorn.

Dirasa cukup segera naura menutup koper, dan menyeretnya keluar. Diikuti azmi yang sedang duduk di tepi kasur.

"Sini aku aja" Azmi mengambil alih kedua koper milik naura. "Nih bawa ini" diserahkan koper kecil yang tidak berat.

Azmi memasukan ketiga koper milik naura ke dalam bagasi mobil, setelah selesai dia tutup. Matanya mencari naura yang tadi ada di belakangnya sekarang menghilang, segera dia masuk ke dalam untuk mencarinya.

Terlihat gea dan kedua anaknya saling berpelukan, di sisinya ada bio menenangkan. Azmi memutar badan ia memilih untuk menunggu di depan mobil saja.

"Deket bun, hari minggu kita bisa ke sana. Udah yaa" Ucap sarah seraya menenangkan Gea.

Naura mengecup pipi wanita hebat dalam hidupnya, dadanya terasa sesak. Hari ini dia akan pergi meninggalkan rumah dan kedua orang tuanya, mungkin iya bisa berkunjung ke sini setiap hari mungkin. Namun tetap rasanya tak akan sama saat ia meninggali tempat ini.

Naura melepaskan pelukannya, dia meraih tangan bio lalu gea. "Bunda ayah, ini yang kalian mau kan? Jangan sedih gitu dong, nanti nau kefikiran terus. Nau juga maunya disini aja gak mau ikut azmi, tapi kan dia suami nau sekarang nau harus nurut sama suami kan?" Senyumnya mengembang melihat gea dalam pelukan sarah ikut tersenyum.

Bio mengangguk "Ayah sama bunda ikhlas" Di genggam tangan naura hingga menemui Azmi. "Nak azmi, om titip nau ya. Harus banyak sabar sana anak ini, maklumi saja kalo dia aga ngeselin, satu lagi. Jangan di biarin jajan gofood terus suruh masak aja" Bio melepaskan genggamannya.

Gea memeluk naura "Yang nurut sama suami ku" Setelah sekian detik di lepaskan, gea berganti menatap Azmi. "Titip anak bunda ya azmi, kalo nonton drakor terus. Matiin aja wifinya"

Azmi terkekeh pelan mendengarnya.

Sarah dengan rasa gengsinya, "Gue bakalan kangen banget sama lo" Ucapnya malu malu, Bio menarik Sarah ke pelukannya.

"Bye semua nau pamit ya, disini kalian juga jaga kesehatan oke?" Sebisa mungkin dia tahan air matanya.

Azmi menyalami mertua serta pamit pada iparnya, "Ayah bunda, kak sarah, azmi bakalan jagain nauranya kalian. Itu sudah kewajiban azmi sekarang, azmi pamit dan izin bawa naura ya. Assalamualaikum" Azmi membukakan pintu untuk naura.

Setelah menyalami kedua orangtuanya serta kakanya. Naura berpelukan dengan ketiganya secara satu persatu, untuk terakhir sebelum pergi dari sini. Naura naik, kaca mobil di buka setengah.

"Dadah sayang" Gea kembali menangis saat mengucapkan.

Naura mengisyaratkan agar gea tidak menangis, "Bunda i love you, ayah juga, sarahhh setengah deh" Iseng Naura.

Kini mobil sudah melaju jauh dari kediaman rumah orang tua naura, di dalam mobil tak ada percakapan keduanya diam dan saling menggeluti fikirannya sendiri sendiri.

Suara handphone terjatuh berhasil memecahkan keheningan. Naura dan Azmi saling tatap dengan waktu kurang lebih 3 detik, sebelum akhirnya naura yang mengalihkan pandangannya lalu memungut handphone milik Azmi.

"Jauh gak si?" Tanya Naura.

Azmi melirik sedikit, "Gak juga, lima belas menit nyampe. Tapi kalo gak macet ya ini" Apartemennya dekat dengan sekolah, mall, juga cafe tempat anak muda berkumpul. Bisa di bilang tempatnya strategis.

Naura menganggukkan kepalanya paham, dia memperhatikan jalanan yang nampak ramai di pagi buta seperti ini. Naura suka sekali melihat pemandangan langit yang cantik, dia mengabadikan momen itu dengan foto dari ponselnya.

EnziWhere stories live. Discover now