duaasatu

2.1K 119 5
                                    

Naura berjalan gontai ke arah kantin sekolah, hari ini ila dan fanny tidak ikut jajan seperti biasanya. Ila sakit, dan fanny sedang ada urusan dengan eksulnya.

Ia pergi ke salah satu penjual kwetiau goreng, memesan satu porsi lalu duduk di meja biasanya. Karena tidak tau harus apa lagi, dia hanya memainkan ponselnya yang hanya bolak balik menu. Merasakan seseorang hadir, ia turunkan ponselnya untuk melihat orang itu alisnya di tautkan kala melihat siapa yang datang.

"Apa?" Tanyanya dengan nada yang tidak santai.

Orang itu tersenyum lalu duduk di depan naura, dengan sok asik ia menepuk pundak naura lalu di tepis kasar oleh sang empu.

"Galak banget sih"Kekehnya.

Naura menghela nafasnya, "Lo siapa?!" Naura tidak kenal orang ini.

"Gue nabila, lo bisa panggil gue bila" Nabila menjulurkan tangannya, namun tak ada balasan membuatnya kembali menarik tangannya.

"Lo anak kelas 12 kan?"

Orang ini sungguh freak! Fikir naura sekarang, tiba-tiba datang, memperkenalkan diri lalu jadi sosok paling sok asik!

"Belvila?"Cetusnya dengan ekspresi wajah yang sulit di artikan.

Naura menegang, ia menelan salivanya secara kasar. Namun tetap harus terlihat tenang, "Belvania!" Ralatnya.

Nabila tertawa sambil mengangguk, "Ternyata nama itu udah mati yaa?" bila mencodongkan kepala kedepan, lalu menyeringai lebar "Reaksi su-

"Gak usah lo bawa-bawa masa lalu gue! Gak usah! Gue berhak punya kehidupan yang baik sekarang, gue harus bahagia, gak harus terus terpacu sama masa lalu!" Dengan nafas yang tak beraturan naura berucap dengan menggebu-gebu.

sorot mana bila menajam, "Lo harus bahagia?" tawa singkat terbit dari bibir gadis ini "Tapi gue gak akan biarin itu ada dalam hidup lo! Karen lo, kaka gue meninggal"

Naura mencengkram kuat lengan bila dia tak mampu berkata-kata, bibirnya kelu, hatinya sakit. "k-kkaka?"

'apa sih, gue bilang lepas ya lepas!'

'Rengga!'

'Nau, maafin aku, tapi ini cara terakhir biar kita bisa sama-sama'

'Renggaaaaaaaaa!'

'Megan, bantu gue! Jangan liatin doang!'

'Renggaa please TOLONG!'

Naura memejamkan matanya ia menggelengkan kepala kala mendengar suara itu lagi. Naura diam, menahan air matanya yang hendak terjatuh.

"Seharusnya satu sekolah tau!" Bisik bila.

Naura menampar pipi bila "Dan harusnya lo sadar! Gue disini korban, stop palsuin kematian kaka lo!"

Ia beranjak dari tempatnya, selera makannya hilang ia memilih kembali ke dalam kelas saja.

Langkahnya terhenti di ambang pintu, kala melihat seisi kelas sedang bernyanyi-nyanyi di tengah kelas. Tapi bukan itu yang buat naura diam, melainkan posisi marsya yang duduk di sebelah azmi.

Naura menghampiri kedua orang itu lalu menarik lengan marsya, melihat itu azmi menghentikan aksi naura.

"Nau" Tegurnya.

Naura melepaskan lengan marysa, lalu pergi duduk di bangku irzan namun tak lama di susul azmi.

"Kenapa?" Tanya nya karena mendapati eskpresi kusut di wajah naura.

EnziDonde viven las historias. Descúbrelo ahora