delapanbelaas.

2K 102 5
                                    

Naura memindahkan sebagian barang barangnya ke meja sebelah, dia menopang dagu menggunakan lengan kirinya. Padangan matanya sepenuh menatap ke arah papan tulis kecil milik marsya, walaupun tidak paham. Naura coba untuk paham, sulit iya. Tapi yakin saja pasti bisa.

Sudah lebih dari dua kali dia menguap, ini masih sore tapi dia sangat mengantuk. Kenapa jika belajar gangguan untuk tidak fokus banyak sekali, naura menggunakan hijabnya untuk menutupi wajah dia mulai terlelap di atas tumpuan tangan.

Suara suara yang hanya samar terdengar kala dia mulai terlelap, naura mulai fokus pada kantuknya.

Brak!

"Tidur loooooo!" Teriak sendy.

Naura bangun dan langsung segar kembali, dia menatap sinis ke arah sendy. "Cape gue, break dulu kek sya. Puyeng pala gue" Kelunya.

"Gak, pokoknya minggu materi kimia bablas abis, biar cepet ganti ke yang lain" Tegas marsya.

"Di kejar juga percuma, kalo gue gak paham. Buat apa dong jadinya?" Naura membenahi posisinya, lalu pergi ke belakang untuk cuci muka.

Azmi protes nama kontak yang kemarin!
Langsung ke parkiran.

Naura memasukan kembali ponselnya ke dalam saku cardigan, dia menggulung cardigannya lalu menyalakan kran air. Tangannya menadah di bawah, lalu membasuhkan air ke wajahnya.

"Gila si marsya, giliran sama azmi cepet banget." Monolognya seraya pergi menjauh dari kamar mandi.

Naura melihat di depan mobil berdiri masrsya, dan azmi. Sepertinya sendy dan rizal sudah duluan, naura basa basi menghampiri keduanya.

"Belum pulang?" Tanya nya dengan tatapan tak bersahabat.

marsya menggeleng sambil melirik kecil ke arah azmi, "kita lagi nunggu mamanya azmi" Dengan bangganya Marsya berucap demikian.

"pulang bareng kalian?" Ekspresi wajah naura sulit di artikan.

"iya nau, sekalian sama tante laras juga. Oh iya, kamu ngapain masih disini?"

Naura merogoh ponselnya lalu mengetikan sesuatu di sana, dia memesan ojek online. Repot jika harus satu mobil dengan marsya, awalnya mungkin naura bakalan so soan numpang pulang.

"Gue duluan ya" Pamitnya lalu menghampiri abang ojol.

Azmi menghela nafas panjang, dia menatap naura sudah pergi jauh bersama tukang ojek. Tatapan matanya beralih pada mamanya yang baru keluar dari toko roti sebelah caffe dimana azmi belajar bersama. Azmi menghampiri mamanya, lalu membantu membawa beberapa belanjaan.

"Naura mana?" Tanya nya yang hanya melihat marsya.

"Pulang duluan" Jelas azmi.

Laras berhenti melangkah membuat azmi ikut berhenti, "Istri kamu ngebiarin kamu sama dia?" Tanya laras.

"Engga, dia gak pernah ngebiarin. Tapi dia lagi cape, makannya milih duluan"

"Dan kamu ngebiarin?"

Azmi menunduk, "Maaf"

"Suruh dia pulang di antar mas benny, kamu sama mama. Dan kita susul naura" Laras memimpin jalan di depan, dia masuk mobil setelah menyapa marsya.

Azmi berhenti di samping masrsya, "Kamu di anter sama mas ben aja ya? Soalnya mama ada urusan lain, aku gak bisa anter kamu. Sorry ca"

Marsya tersenyum dengan rasa kecewa, padahal dia sudah percaya diri bercerita pada teman grupnya. Bahwa sekarang dia di antar azmi pulang, tapi apa boleh buat jika sudah begini.

Marsya mengangguk lalu pergi menjauh ke arah lelaki yang di sebutkan azmi itu.

Segera azmi naik ke mobil dan melakjukan mobilnya, di atas kecepatan rata-rata, dia diam, sekarang perasaanya jadi takut, dia takut naura sakit hati. Harusnya tidak di biarkan saat naura memilih pergi dengan ojek online.

°°°
A

zmi mencari naura ke seluruh ruangan di unit apartemennya namun tak ada. Kemana dulu perginya wanita itu? hari sudah hampir gelap, naura belum kunjung kembali. Azmi menatap frustasi keluar jendela, mendung. Dan naura entah pergi kemana, azmi takut naura kehujanan, di telfon pun tak aktif.

azmi mendudukan durinya di sofa, dia menatap mamamya. Laras menghela nafas.

"cari sana, takut kenapa-napa" Ujar laras, azmi segera berdiri dan menyambar kunci mobilnya.

di depan lift, dia berpapasan dengan naura. Dia sedang cekikikan setelah membaca sesuatu di ponselnya, azmi menghela nafas lega dia langsung memeluk naura. "maaf" ucapnya lirih.

Naura menautkan alisnya, "untuk?"

"tadi"

Naura melepaskan pelukannya, dia memegang bahu azmi. "Karena kamu ngebiarin aku pergi?" Azmi mengangguk.

"aku gak marah, cuma kesel aja sama marsya" Naura berjalan mendahului azmi, segera azmi rapatkan tubuhnya dengan naura mereka berjalan beriringan.

"kamu harus jaga jarak sama dia, aku gak suka. Dia ganjen, dia suka kamu, dan aku cemburu liatnya!"

Azmi terkekeh, "Iya cantik, maaf ya bikin kamu cemburu, bikin kamu kesel."

"Azmi" Panggil naura lalu berhenti menghalangi jalan azmi. "makasih ya, kamu selalu perlakuan aku dengan baik. Dan, terimakasih udah bikin aku suka sama kamu, karena itu hal paling menyenangkan dalam hidup aku."

Azmi mencubit gemas hidup naura, "Sama sama"

"nau, makasih ya, kamu udah lahir di dunia ini. Kamu definisi bahagia buat aku"

Naura tersenyum manis, dia melanjutkan jalannya tanpa menjawab apapun.

Hatinya selalu takut, namun dia selalu dapat jawaban dari takutnya. Naura tidak lagi ragu, hatinya sepenuhnya yakin bahwa azmi bisa menerima apapun keadaan dirinya.

Jatuh cinta, dan punya hubungan dalam ikatan halal. Itu adalah hal paling membahagiakan, setiap hari hati naura selalu senang, dia merasakan kebahagiaan. Dia bersyukur ada dalam hubungan yang di sertai keridoaan dari Allah, hubungan yang di sahkan dalam ikatan pasti.

Berlama-lama dalam hubungan yang tidak pasti, untuk apa?

****

Singkat aja yaa, btw ayo dong comment, spill reaksi kalian di part ini.

🌟💬 follow juga akunnya biar update.

ig: ___bbluwbbry___

EnziWhere stories live. Discover now