Part 16

554 14 0
                                    

Suasana di kamar Valerya yang biasa nya terasa menyenangkan dan nyaman kini terasa begitu awkward bagi Valerya. Kamar yang harusnya berfungsi menjadi tempat yang nyaman untuk dirinya bersantai ria, tidur seharian, nonton serial drama non-stop dan beristirahat dari segala kepenatan dan kekejaman dunia itu kini telah di gantikan oleh rasa tidak nyaman.

Kegelisahan dan rasa tidak nyaman yang menjalari Valerya sedari tadi bukanlah tanpa sebab. Tentu saja dimana ada sebab di situ ada akibat, itu lah yang di rasakan oleh Valerya saat ini. Entah bagaimana lelaki di hadapannya ini bisa membuat tubuh nya bereaksi seperti ini. Valerya tidak masalah kalau reaksi yang di rasakannya 'iya-iya' tetapi sayang beribu sayang reaksi yang di rasakan oleh Valerya malah sebaliknya, fear.

Berbanding terbalik dengan Valerya, Alexandrove justru merasa senang dengan posisi mereka saat ini. Alexandrove menyunggingkan senyum maut nya serta menatap tajam mata Valerya seolah mengklaim bahwa Valerya hanya lah miliknya seorang.

MINE. YOU ARE MINE! Desis Alexandrove di dalam hatinya.

Namun, bagi Valerya senyum dan tatapan tajam Alexandrove is a nightmare. Bahkan jika di bandingkan dengan masa-masa dimana ia melihat kedua kakaknya di marahi habis-habisan oleh Daddy nya karena telah membawa 'kabur' dirinya ke Paris tanpa memberi tahu siapa pun saja tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan keadaannya sekarang ini.

Maklum, sebagai seorang remaja Valerya masih suka mencoba hal-hal baru dan menyenangkan. Dan setelah mendengar permintaan Valerya, sebagai kakak yang sangat menyayangi adik perempuan mereka satu-satunya, Maxime dan Marvelo akhirnya memutuskan untuk membawa Valerya pergi berlibur bertiga ke Paris sekaligus pergi menemui Kakek dan Nenek dari pihak ibu mereka.

Namun, sepintar-pintarnya bangkai ditutupi baunya tetap tercium juga. Serapi apa pun rencana mereka untuk membawa Valerya ke Paris dan walaupun akhirnya mereka berhasil membawa Valerya ke Paris akhirnya perbuatan mereka bertiga ketahuan juga oleh kedua orang tua mereka.

Tentu saja hal yang terjadi selanjutnya bisa di tebak, Benedict murka. Benedict memarahi mereka bertiga karena pergi ke Paris tanpa meminta ijin kepada dirinya ataupun istrinya terlebih dahulu. Tentu saja yang menjadi sasaran empuk dari amukan amarah Benedict adalah kedua kakak kembarnya Valerya, Maxime dan Marvel. Sedangkan Valerya hanya di tegur seringan mungkin oleh Benedict untuk tidak  mengulangi perbuatannya lagi. Kasih sayang Benedict membuat dirinya tidak sampai hati untuk memarahi putri kecilnya, Valerya.

Valerya meringis mengingat kenakalannya di masa lalu.

Betapa nakalnya diriku dulu..

Valerya yang masih tenggelam dalam ingatan masa lalunya melupakan keberadaan Alexandrove yang berada di hadapannya saat ini.

Bibir Alexandrove melengkung ke atas, tersenyum ketika melihat teman masa kecilnya yang kini telah tumbuh dewasa menjadi sosok gadis yang anggun di hadapannya, memejamkan dan mengerjap-ngerjapkan mata miliknya.

Sungguh menggemaskan, batin Alexandrove gemas.

Valerya yang masih tenggelam dalam lamunan masa lalunya tidak  menyadari bahwa jarak di antara mereka berdua semakin terkikis.

Alexandrove memangkas jarak di antara mereka dengan memajukan wajahnya hingga hidung nya menempel pada hidung Valerya.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan Alexandrove kembali   mendusel-duselkan hidung mereka.
Hidung yang semenjak tadi sudah menarik perhatian Alexandrove.

Alexandrove memberhentikan aksinya sejenak sembari menunggu reaksi Valerya.

Melihat Valerya yang hanya diam saja, Alexandrove mulai mengelus pipi Valerya.

Di rasakannya perubahan dalam diri Valerya, tubuh gadis itu menegang.

Akhirnya gadis ku tersadar juga dari lamunannya, namun sayang ia tidak sadar akan 'hukuman' yang menunggunya, batin Alexandrove menyeringai.

Gadis ku? Ya, Valerya Anggyca Maxwell adalah milikku. Suka atau tidak, tidak ada penolakkan. Once mine will always be mine! Batin Alexandrove mengklaim Valerya sebagai miliknya.

"KYAAAA!"

"APA YANG KAU LAKUKAN IDIOT! PERGI KAU MENJAUH DARIKU! LEPASKAN TANGANKU!" Teriak Valerya histeris. Memberontak sebisa mungkin, menendang dan memukul Alexandrove sebisa mungkin sebagai salah satu upaya untuk membebaskan dirinya dari cengkraman Alexandrove.

Namun, hal itu berakhir sia-sia karena tenaga Alexandrove yang lebih besar di banding dirinya mampu membuat lelaki itu menangkis pukulan yang di arahkannya dengan mudah. Bahkan, Alexandrove dengan mudahnya menangkap kedua tangan Valerya dan menahannya di atas kepala Valerya.

"LEPASKAN AKU SEKARANG JUGA SIALAN!" Teriak Valerya kesal, tidak bisa menahan lagi kekesalannya pada pria sialan sekaligus pria yang memegang kunci jawaban dari segala pertanyaan yang berada di otak cantiknya. Tangan miliknya tidak dapat di gerakkan dan kakinya terasa lemas. Ingin rasanya memakan orang di hadapannya ini bulat-bulat.

Tapi apa daya, sebelum hal itu terjadi dirinya sudah di hadiahi tatapan laser milik TUAN ALEXANDROVE YANG TERHORMAT.

Ya, Alexandrove menatap dirinya seolah matanya memancarkan sinar  laser yang dapat menembus kapan saja dan mengenai sasarannya. Dan yang menjadi target sasaran dari 'laser' itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri, Valerya Anggyca Maxwell.

Tatapan mata Alexandrove membuat nyali Valerya seketika menciut dan tanpa perlawanan membiarkan Alexandrove melanjutkan kegiatannya.

Bukannya Valerya menikmati perlakuan yang di berikan oleh Alexandrove kepadanya, tetapi dirinya telah di buat mati kutu oleh Alexandrove yang masih menatap dirinya dengan intens.

Malang sekali nasibmu Valerya.. Bertemu dan menabrak pria gila ini dan kini terperangkap dengan orang gila ini di kamar milikmu sendiri. BAYANGKAN DI KAMAR MILIKMU SENDIRI!! Batin Valerya frustasi.

Alexandrove menggeram frustasi menyadari posisi mereka berdua saat ini, badan mereka menempel. Hanya terpisahkan beberapa inchi saja.

"Terlalu dekat..", geram Alexandrove kecil.

"A-apa?"

"Mmmhh-mmmhmm."

TO BE CONTINUED
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa klik 🌟 dan comment yaa!

Also, don't forget to share MINE to your friend :)

Happy reading!

Thanks for reading Mine!

MINE (VALERYA MAXWELL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang